Yak, aku kembali untuk epilog, karena aku hanya ingin wkwkwkwk. Apasi.
.
Okey! So, gw gamau banyak bacod, gw cuma mau nanya, sebenernya kalian mau ending dari cerita ini tuh kayak gimana? Coba comment dibawah. Siapa tau aku berbaik hati membuatkan kalian extra bab. Jeng jeng jeng.Siapa yang kangen jimin di IGNORED? absen dulu BURUAN!
Okay, selamat menikmati.
*****
Akhirnya, hari itu tiba. Setelah kami melewati hari, minggu dan bulan yang cukup rumit. Setelah aku dan Jimin mengklarifikasi hubungan kita di salah satu televisi nasional dikorea, berita nya cukup cepat menyebar hingga ujung dunia.
Berbagai macam respon kami terima. Ada yang keberatan, tak sudi, dan dengan senang hati menerima kenyataan. Walaupun begitu, mereka dengan baiknya masih mendukung, mensuport, dan mencintai Jimin layaknya seorang Jimin yang masih seperti dulu, atau mungkin lebih dicintai? Karena setahuku dari kabar yang beredar, kisah Jimin yang sangat mempertahankanku hingga hampir merelakan karirnya sangat hebat. Lalu, banyak orang yang berbondong bondong pindah bias g.
Setelahnya, Jimin mengajakku bertemu dengan orang tuanya. Aku sempat terkejut akan hal itu. Pasalnya, aku masih berfikir apakah benar Jimin akan serius denganku?
"Percayalah Sheya, apapun kondisinya aku akan bersamamu"
Itu yang dia ucapkan sebagai salah satu cara ampuh agar aku percaya padanya.
Baiklah aku mempercayai semuanya padanya.
Tanpa diduga, orang tua Jimin dengan cepatnya menyetujui hubunganku dengan Jimin. Satu kata. Bahagia.
"Sheya, besok kita ke Indonesia, aku akan mengajak orang tuaku menemui keluargamu".
"HAH?! MWO? A..Ani. maksudku, aku sudah tidak bertemu orang tuaku semenjak umur 17 tahun Jimin-ssi"
"Jinja? Kau serius? Lalu bagaimana ini?"
"Mianhe Jimin"
"Baiklah, sepertinya orang tuaku akan mengerti"
Dan, ya benar saja. Orang tua Jimin dengan senang hati tak mempermasalahkan itu dan tak pernah sama sekali bertanya padaku.
Dan hari ini.
Hari dimana, aku dan Jimin bukan lagi terikat sebagai sepasang kekasih, hari dimana aku dan Jimin melepas masa lajang kami masing masing, hari dimana hari yang sangat berbahagia bagi kami berdua.
Hari dimana pertama kalinya aku mendengar seorang pendeta berkata.
"Jimin, apakah kau siap menikah dengan sheya?"
"Sheya, apakah kau siap bersama dengan Jimin selamanya?"
Dan dengan serentak kami menjawab
"Kami bersedia"
Aku dan Jimin saling menatap dan tersenyum bahagia. Terdengar suara riuh orang orang yang menyaksikan kami mengikat janji suci ini.
Jimin memelukku dan menciumku. Aku melihat tatapan para tamu undangan yang melihat kami dengan bahagia.
Ah, aku Sangat. Amat. Bahagia. Sekarang.
Jimin, Terimakasih untuk semuanya.
Sheya, aku mencintaimu.
*****
Udahhhhhh.. epilog sudahhh selesaiiiiSudah puaskah kalian? Jika belum mari biasakan memberi pendapat, aku mengharapkannya dikolom Comment.
.
Thanks;)
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNORED✔
Hayran Kurgu*revisi sedang direncanakan:)* Jimin, seorang laki-laki terkenal dari sebuah boygroup yang dinaungi oleh agensi besar. Dirinya sangat acuh pada hal-hal kecil bahkan pada karirnya sendiri. Sebegitu tak pedulinya hingga ia rela mengorbankan statusnya...