Nana POV
Apa lo ga curiga derryl ada sangkut pautnya sama pembunuhan yang gue rencanain?
Kalimat terakhir yang dilontarkan jevan satu jam yang lalu, membuat otakku berpikir ribuan kali.
Derryl?
Jadi-
Siapa yang harus kupercayai disini?
Ah sudahlah na, derryl tidak mungkin berpartisipasi dalam pekerjaan kotor ini. Ya, aku yakin derryl tidak ada sangkut pautnya.
Si keji, jevan itu pasti hanya membuat omong kosong. Dia ingin aku percaya bualannya sehingga aku tampak bodoh di depannya.
Sayangnya, aku bukan tipe wanita yang mudah percaya seperti itu.
"Heh makan."
Suara pria itu membuyarkan lamunanku. Membuat teori-teori rumit yang aku pikirkan hancur lebur secara sekilas.
Aku diam ketika jevan datang ke arahku sembari menyodorkan piring dan menatapku secara intens dengan wajah tak bersalahnya itu. Ewh, aku melihatnya dengan jijik. Bagaimana bisa ia menyuruhku makan jika melihat wajahnya saja bisa merusak nafsu makanku?
Maksutku, aku tidak suka wajah bengisnya itu. Jika kalian pikir aku tidak akan menerima makanan pemberiannya, kalian salah besar. Tenang saja, aku bukan tipe wanita manja yang selalu menganggap remeh makanan. Aku ini gadis yang tidak bisa melihat makanan terbuang sia-sia. Dalam artian, aku tidak akan menyalahkan nasi yang dibawa jevan hanya karena aku tak berselera melihat wajah nya itu.
"Lo gamau makan ya? Padahal gue lagi baik. Tapi kalo lo mau mati lebih awal yaud-"
Aku menggerutu kesal. Oh ini si psikopat yang katanya genius? Kenapa di mataku dia bodoh sekali.
"Kamu ngiket tangan aku Gila! Gimana aku bisa makan?" bentakku pada akhirnya.
Ya Tuhan, entah ke berapa kalinya aku mengumpat hanya karena orang gila seperti jevano. Sehari bersamanya membuatku ikutan stress. Dosaku bisa bertambah, bahkan dia bisa mencetak dosaku setiap detik. Ah, sudahlah!
"Oh lu ga bilang sih"
Dengan entengnya dia melepas tali yang menjerat kedua tanganku. Setelah itu dia menopang dagunya tampak berpikir sembari melihat aku yang sedang melahap nasi pemberiannya.
"Na.. Kok lu cantik sih."
Aku membulatkan mataku. Segamblang itu si bod- ah, maksutku manusia ini memuji di depanku? Aku tau aku cantik. Tapi yah, seumur-umur aku tidak pernah berharap dipuji oleh manusia sejenis dia.
"Jangan ngelantur kamu!" kataku sembari menyuap nasi ke dalam mulut ku dengan sebal. Ah serius, aku lapar sekali. Tapi manusia ini tidak membiarkan aku makan dengan tenang barang sedetikpun.
"Serius. Dulu pas masih SMA lo nerd banget. Gue ga nyadar kalo lu bisa secantik ini" pujinya sembari tersenyum.
Aku tak mempedulikan ocehannya. Aku terus melahap makananku. Hingga suapan yang terakhir membuatku tersedak dengan ucapannya.
"Tapi dah punya orang laen. Eh- satria deng."
"Uhuk uhuk"
Kan benar aku tersedak.
jevan menyodorkan air minum yang segera kutelan habis.
"Tau dari mana kamu?"
"Dari... Dari matamu, matamu kumulai jatuh cinta. Kumelihat melihat ada jawabnya"
![](https://img.wattpad.com/cover/164904535-288-k350438.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Holidays Trip [00-01 Liners]
Mystery / ThrillerBagaimana jika liburan yang dianggap menyenangkan malah berbalik menjadi mengerikan dengan meninggalnya beberapa diantara mereka? "Who is the most guilty beetween us?" "RUNN!" [Completed] ©Smirk1799