Crazy Night

117 24 4
                                    

Day 6

Nana terbangun melihat tembok besi yang mengelilinginya. Pandangannya yang buram samar-samar tertuju pada seorang pria tinggi yang ia yakini adalah pacarnya sendiri, satria.

Namun nana sedikit heran ketika suaranya tidak seperti satria. Tapi seperti orang lain.

Laki-laki itu sedang membelakanginya. Dia terlihat berbincang-bincang dengan lawan bicaranya di telfon.

"Halo ryu"

Ryujin? - nana

"halo kak jev"

"Kenapa nih telpon gue? Kangen ya? Dasar mantan."

"Apasih anj. Gue jadi mantan lo karena terpaksa ya!"

"Iyee iye. Mau ngapain lo nelfon gue?"

"Lo bisa lakuin sesuatu buat gue gak kak?"

"Anything for you. But apa dulu nih masalah lo?"

"Lo tau salsabila rona?"

"Tau. Emangnya kenapa?"

"Bagus. Gue mau lo culik dia dan jangan biarin dia mati sebelum dia disiksa. Tapi gue mohon, radit jangan sampe tau."

Lah kenapa si radit gaboleh tau?

"Lo tau, cewek sok alim itu pacarnya radit. Dan gue gamau, dia tetep hidup aman. Gue akui dia pacar satria bukan radit, tapi lo tau kan, perasaan bisa berubah kapan aja. Mungkin radit bisa kebawa perasaan gara-gara dia. Masalah lainnya, gue bakal cerita ke elo nanti. Asal gue mohon jangan bilang soal ini ke radit."

Apa? Pacaran? Kok gue gatau. Bodo amat deh. Balikan aja ryu sama gue. Jangan terlalu posesif.

"Bacot lo kak jev! Gue emang posesif. Udah buruan lo culik dia."

Jevan tersenyum sinis.

Ryujin... Ryujin.. Lu beruntung, sebelum lo suruh gue udah ngelakuin apa yang lo mau. Kebetulan, gue udah nyulik dia karena terpaksa. Untung aja lo telfon gue sebelum gue telfon radit.

"Really? Gimana ceritanya?"

"Berawal dari gue iseng bunuh temennya haikal buat bales dendam ke haikal. Dan ketika gue lagi pengen bunuh haikal juga, tiba-tiba cewek sok pahlawan yang lo maksut itu dateng nolongin haikal. Hahaha dan liat dia sekarang.

"dia emang sok. Sok alim, sok jadi pahlawan. Hih, gue benci sama dia. Pokoknya lo harus nyiksa dia."

Don't worry, gue tau apa yang harus gue lakuin.

Tut

"Jevan?!"

Nana melotot ketika orang itu berbalik. Ia melihat teman semasa SMA nya berada tepat di depan matanya. Nana bahkan terkejut ketika mengetahui bahwa dalang dibalik pembunuhan dimas adalah jevan bukan satria.

"Hei sweety. Apa kabar lo?" jevan tersenyum sinis ke arah nana.

"Ga-ga mungkin! Kamu kan udah-"

"Mati? Haha banyak yang percaya kalo gue udah ditembak mati ya? So stupid."

Rasanya nana ingin menangis saat itu juga. Bagaimana bisa berandalan SMA yang dulunya merupakan rival basket haikal kini berada di depannya.

"Lo tau ga? Siapa yang bunuh nirmala?"

I know. Satri-

"Gue." bisik jevan kemudian tertawa lepas.

"was it a lie?"

Holidays Trip [00-01 Liners]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang