Hilang

164 21 5
                                    

Day 2

"Mit, Nirmala mana? Lo ngeliat nggak?" tanya haikal.

Mita geleng-geleng kepala nanggepin pertanyaan haikal.

"Tumben, nyariin nirmala. Biasanya juga berantem mulu." tambah Mita.

"Kangen." ucap haikal asal terus langsung masuk ke kamarnya.

Mita ketawa terus lanjut nonton drama kesukaannya yang lagi tayang di tv sambil makan camilan.

Thasha dateng dateng ngerebut camilan mita dan ikut nonton bareng.

"Kok gue tadi denger suara pintu ketutup keras banget?" tanya thasha ke mita.

"Noh haikal ngebanting pintu. Nyariin nirmala dia." jawab mita, matanya masih fokus ngeliatin tv.

Thasha ngerutin alis bingung. Iya juga ya, thasha ga ngeliat nirmala dari tadi pagi. Kemana sih anak itu? Biasanya pagi-pagi udah bawel banget nonton tayo sama ftv pagi. Oh mungkin lagi main ke rumah sebelah, menelin si jeno. Pikir thasha.

Eh tapi ga lama kemudian ada si ryujin dateng ke rumah mereka bawa makanan. Thasha kan bingung, dia pikir ryujin sama nirmala.

"Loh ryu, ga sama nirmala?" tanya thasha.

Ryujin geleng-geleng kepala. "Nggak kak, kak nirmala ga main ke rumah gue. Gue dateng sendiri."

"Oh" thasha ngangguk paham trus lanjut ngeliat tv lagi.

"Ehh. Ada neng ryujin. Bawa apa nih?" timbrung satria yang habis keluar dari kamarnya.

"Gue masak daging tapi kelebihan, yaudah deh daripada mubazir mending gue kasih ke kakak-kakak." jelas ryujin.

"Emang lo tuh peka banget deh kalo gue lagi laper. Thanks ya ryujin cantik. Kalo bahasa koreanya sih saranghaee ryujin." kata satria sambil aegyo.

Ryujin cekikikan aja ngeliat satria.

"Kamshamida tolol." firma yang awalnya cuma mau numpang lewat doang akhirnya gemes pengen nampol satria.

"Lah bahasa koreanya terimakasih itu saranghae anjir." Satria masih ngotot.

"Dih dibilangin. Saranghae itu aku cinta kamu."

"Apa? Lo cinta sama gue?? Nggak, fir gabisa. Lo tuh udah punyanya dimas." ucap satria sambil geleng-gelengin kepalanya.

"Arggh serahh monyet. Bye, gue mau mandi! Btw ryujin makasih ya dagingnya, kakak mau mandi dulu." kata firma sambil tos ala ala friendship gitu sama ryujin.

"Yoi kak."

Satria nyuap daging plus nasi ke mulut nya.

"Hmm enak banget deh. Udah gitu tampilannya cantik kayak orangnya. Hehe." satria nyengir.

Ryujin senyum kikuk. "Kakak juga makin ganteng pas makan masakan gue."

Satria yang lagi ngunyah terlihat berpikir. "Apa hubungannya anjir?"

Ryujin naikin sebelah alisnya. "Gaada. Kayak gue sama lo. Gaada hubungannya."

Satria melongo. Mita sama Thasha ngakak gak karuan di ruang TV.

"BHAHAHA MASUK DEK RYUJEEN!"

Satria mendengus melihat ke arah dua temannya. Kemudian senyum sambil ngeliatin si ryujin.

"Ryu nikah yuk. Biar ada hubungan." Kata satria enteng.

Thasha reflek ngelempar remot ke arah satria. "ngalus mulu! Gimana nana mau yakin sama lo."

"Ih apasi nenek lampir. Untung aja gue gak keselek. Ya kan cantik?"

Ryujin cuma senyum doang, padahal mah aslinya udah baper pengen nyubitin ginjal satria.

"NAA BINI LO NIH GANJEN SAM---!" Teriak mita yang langsung dibekep sama satria.

"Laki anjir bukan bini. Lu kira gue cewe! Nih mending makan ini aja biar mulutnya ga salah." satria masukin daging yang udah disendok ke mulut mita terus lari ke kamar nana. Ya mau ngapain lagi kalo bukan ngalusin salsabila rona.

"Kuryang ajyar ya lo sat..hmm btw enak banget ryu masakan lo." mita nyendok dagingnya lagi. Ketagihan dia.

"Yaudah ya kak, gue pulang." ryujin dadah dadah ke mita sama thasha. Trus nutup pintu kontrakannya.

------



























"AKKHHH!"



























Ga lama setelah ryujin pulang, Firma yang ada di kamar mandi teriak, dan bikin semuanya lari ke toilet.

"APA?!" Dimas sama mita masuk ke kamar mandi dan mendapati firma yang udah terduduk lemas di lantai kamar mandi.

Dimas narik tangan firma buat berdiri, dan firma langsung meluk dimas dengan tubuh yang sudah bergetar hebat.

"Firma, tell me what happened?!" Firma masih nangis sesengukan, bikin baju dimas basah semua.

Yang lainnya juga bingung ngeliatin mereka dari luar toilet. Soalnya kalo masuk semua, toiletnya ga cukup. Yaiyalah toiletnya sempit begini.

"Fir, kenapa?" tanya dimas sekali lagi.

Firma yang udah sedikit tenang nunjuk ke arah bak mandi. "Da-da-da"

"Da? Daniel wannaone? Gamungkin ada di bak mandi. Ih kamu jangan ngaco deh." kata satria yang masih sempet-sempetnya ga peka.

"DARAH SOMPLAK BUKAN DANIEL WANNAONE!" Nggak itu bukan firma, tapi mita yang kesel karena ke tololan temannya.

Dimas yang lagi membelakangi bak mandi mengikuti arah telunjuk mita.

"What the fuck."

Dimas langsung ngebawa firma keluar dari sana. Muka mereka bertiga shock berat, dan bikin yang lain bertanya tanya.

"Dim, kenapa?" tanya haikal.

"You're not going to believe this! Air kerannya ngeluarin darah."

"Fuck." desis derryl dan langsung ke kamar mandi buat mastiin. Bener aja, bak mandi isinya udah merah semua dan ngeluarin bau amis. Tapi ga terlalu kental, kayak darah pada umumnya. Derryl matiin kerannya terus balik lagi.

"Kayaknya darahnya kecampur sama air. Jadi, kita semua jangan ada yang ngehidupin air untuk sementara waktu ini." kata derryl.

"Gila, berarti surat itu ga main main! Kita harus segera tangkep pelakunya, kita gabisa ngebiarin dia gitu aja." ujar thasha yang mulai geram.

"But.... pelakunya itu salah satu diantara kita." Mita melanin suaranya dan ngeliatin mereka satu-satu.

"Udah-udah, kasian firma butuh nenangin pikiran dulu." nana ngebawa firma ke kamarnya. Firma masih nangis sesengukan.

Anak-anak lainnya juga udah mau bubar tapi haikal baru keinget sesuatu.

"lo semua ngeliat nirmala nggak? Gue udah nyari tadi tapi dia gaada sejak tadi pagi." ujar haikal.

Dimas,thasha,derryl,satria,mita saling pandang.

"Jangan jangan..."

"Gak gak mungkin!"

TBC

Holidays Trip [00-01 Liners]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang