Dua Sisi

160 25 2
                                    

Semua nya kecuali almh. Nirmala berkumpul di ruang tamu. Mereka sedang memikirkan cara untuk mengatasi masalah pembunuhan itu. Hawa dingin menyeruak di antara mereka. Bayangan tentang kematian tragis yang menimpa sahabat tercinta masih terngiang ngiang bak kaset rusak.

Sungguh, pikiran mereka terlalu kacau. Keringat dingin dan badan gemetar hebat menghiasi sebagian dari mereka. Ada sisi ketakutan, kesedihan, dan kekhawatiran menyeruak menjadi satu. Membuat pikiran mereka terpecah belah bak gedung yang hancur ditelan ombak.

"G-gue gak mau mati sekarang hiks" mita tersedu memandang nanar potongan mayat nirmala yang baru saja diambil dari sumur. Iya, haikal yang mengambilnya dengan bantuan dimas, derryl,dan satria. Tidak mungkin juga membiarkan mayatnya membusuk di air sumur.

Demi langit dan segala isinya! melihat potongan organ organ nirmala yang tercecer luas di plastik membuat siapa saja bergidik ngeri. Apalagi bau amis semakin menyeruak di ruangan itu.

Hati siapa yang tidak teriris?

Haikal yang mematung layaknya orang gila saja sudah bisa mendeskripsikan bagaimana atmosfer mereka saat ini. Bukan hanya haikal, semua bagaikan mayat hidup dengan kematian nirmala.

"Kita bener-bener gak bisa ngebiarin ini semua. Kita harus panggil polisi atau ceritain ini semua ke Jeno atau ryujin. kita juga bisa bilang ke pak junaedi." ujar derryl.

"Lo gila ya? Ada juga kita yang bakalan dicurigai. Lo liat sendiri kan, nih di surat pertama tulisannya 'one of you'. It means, pelakunya salah satu dari kita" cicit mita pelan.

"Terserah! Terserah kalian mau ngomong apa! Gue mau pulang! ARRRGHH" Erang thasha menarik rambutnya frustasi.

"Jangan jangan elo ya yang ngerencanain ini! Lo kan dim yang bikin rencana konyol kek gini! Pengecut anjing!" jerit thasha menatap dimas dengan sinis.

Merasa tak terima dengan penuturan thasha, firma menyanggah. Apalagi yang sedang thasha sudutkan adalah kekasihnya.

"Lo ga bisa nuduh nuduh dimas tanpa alasan dong! Kita juga ga mungkin ada disini kalo derryl becus nyetirnya. Nirmala juga ga sampai mati kayak gini! Bisa aja pelakunya derryl."

"DERRYL GA MUNGKIN NGELAKUIN INI BITCH! OH GOD PLEASE, GUE MAU PULANG!" Bentak thasha menggigiti kukunya. Sumpah demi apapun ia mual melihat mayat nirmala yang tercecer di dalam plastik.

Haikal yang sedari tadi duduk mematung kini berdiri. Membuat Seluruh atensi tertuju padanya.

"Lo semua egois. Bisa gak sih gausa mikirin pulang dan hal lainnya? LIAT PAKE MATA KEPALA LO SEMUA! YANG MATI INI SAHABAT KALIAN! TEMEN SEPERJUANGAN KALIAN B*N*S*T! SEHARUSNYA KALIAN MIKIR GIMANA CARANYA NGUBURIN MAYAT SAHABAT LO DENGAN LAYAK! NYARI TAU PELAKUNYA! LO SADAR GAK SIH LO SEMUA ITU YANG JAHAT! LO SEMUA RIBUT APA FAEDAHNYA SIH NJ**G! JUSTRU SAAT INI KITA HARUS BERSATU BIAR GAADA KORBAN LAINNYA!"

"Kenapa harus cewek yang paling gue cinta hmm? Kenapa ga gue aja yang mati?" batin haikal.

"DAN TERUNTUK KALIAN SEMUA YANG NGAKUNYA SAHABATAN!" Tunjuk haikal ke barisan sahabatnya yang melingkar.

"GUE GA HABIS PIKIR KALIAN MASIH BISA-BISANYA MIKIRIN DIRI KALIAN SENDIRI DISAAT KONDISI KITA LAGI KAYAK GINI! APALAGI ADA YANG SALING NYALAHIN KAYAK TADI! LO SEMUA PUNYA OTAK GAK SIH! ITU YANG DINAMAIN SAHABAT? EGOIS BANGET LO SEMUA! MANA SISI SETIA KAWAN LO? haha boro-boro deh, BARU KAYAK GINI AJA LO SEMUA NGERENGEK MINTA PULANG! TAKUT LO SEMUA? TAKUT MATI YA?! BOCAH! LO PIKIR NIRMALA GA TAKUT MATI APA?! APA KABAR WOY NIRMALA?! KITA YANG MULAI TRIP INI BARENG-BARENG JADI KITA SEMUA JUGA YANG HARUS TERIMA KONSEKUENSINYA SAMPAI AKHIR! JANGAN ADA PERPECAHAN KAYAK TADI LAGI! MENDING KITA SEMUA BUBAR AJA KALO MASIH KAYAK TADI! PIKIRIN JALAN MASING-MASING AJA!" Bentak haikal setengah menangis. Emosi nya benar-benar tak tertahankan kali ini.

Holidays Trip [00-01 Liners]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang