Tekad Sehun untuk kembali seperti semula sangat tinggi. Ia bahkan tidak lelah untuk belajar menggerakkan seluruh anggota tubuhnya. Suster Cho bahkan sempat khawatir mengenai ambisi tuannya. Bahkan dokter khusus yang menangani Sehun juga sudah memberikan wejangan namun semua dianggap angin lalu. Sehun benar-benar ingin cepat sembuh. Belum lagi 2 buah foto berukuran kecil menjadi penyemangatnya. Foto Jongin dengan Shixun dan foto putranya. Sian. Ia letakkan di atas nakas. Dan setiap kali ia akan berlatih, Sehun selalu menatap kedua foto tersebut. Seperti sekarang, Sehun selesai memakan sarapan paginya dan minum obat. Meski harus memakan waktu untuk sekedar mengangkat sendok. Semua bisa ia lakukan sendiri tanpa bantuan siapapun. Sehun menyingkap selimut dan mulai senam jari kaki dan tangan. Setelah itu dengan perlahan, Sehun menggerakkan kaki kanan dan mulai menggeser ke samping dan kaki kanannya perlahan menyentuh lantai. Ada sedikit rasa senang, perlahan disusul dengan kaki kiri. dan setelah itu mulai turun. Sehun memegang tepi ranjang dan ia sudah berdiri meski sedikit membungkuk. Beberapa hari kemarin ia belum berhasil berdiri tegak, namun sekarang ia akan mencoba tanpa terjatuh.
" aarrgh "
Desisnya begitu merasakan nyeri di persendian. Sehun menahan sakit dan mencoba berdiri tegak. Sukses. Ia berdiri dengan tegak. Dan sekarang ia mulai melapas pegangan. Ia akan berdiri sempurna. Perlahan Sehun melepas genggamannya pada tepi ranjang. Tangan kanan terlepas, ia masih sedikit oleng. Namun berhasil menyeimbangkan. Lalu disusul tangan kiri. Berhasil. Ia kali ini berdiri sempurna. Oke. Selanjutnya ia harus berjalan seperti bayi. Perlahan dan menjaga keseimbangan.
Satu.....
Dua....
Ti....
" aarrgghh "
Lututnya terasa nyeri, belum lagi tulang punggung dan ekor. Sehun terlalu memaksakan kehendak. Dengan cepat ia berpegangan kembali tepian ranjang. Menutup mata dan mendesis. Mengabaikan rasa sakit, Sehun kembali bangkit dan berjalan. Namun sia-sia. Ia hanya mampu berjalan 2 langkah sebelum akhirnya ambruk di tepi ranjang.
.
.
.
.
Sohee baru saja ingin mendatangi kamar Sehun, ia hanya ingin mengantar susu hangat pagi, namun langkahnya terhenti kala melihat adik ipar sekaligus temannya ini berusaha untuk berjalan. Mata almond mirip Minseok ini mendadak sayu, Sohee tahu betapa kerasnya Sehun berusaha bangkit agar segera bisa kembali bersama wanitanya.ada senyum tipis di wajah mandu Sohee, hal itu membuat suaminya. Luhan yang kebetulan juga ingin mendatangi adiknya terhenti.
" ada apa ?"
Wanita bermarga Kim tersebut tersentak. Sohee menoleh mendapati Luhan yang mengerutkan kening.
" ada apa? kenapa hanya berdiri disini? "
Sohee menggeleng, ia kembali mengintip Sehun dari celah pintu. Membuat Luhan ikut mengintip ke dalam
" Sehun sangat berusaha sekali oppa. Aku melihatnya meringis menahan sakit. Ia terlalu memaksakan diri "
Jawab Sohee tanpa menatap wajah sang suami. Luhan berdiri disamping sang istri dan menatap gadis yang sudah ia peristri.
" jika tidak seperti ini, Sehun akan semakin lama bertemu dengan Jongin. aku memang sengaja agar ia cepat pulih. Shixun dan Sian membutuhkannya "
" lalu Jongin bagaimana ? "
" biarkan ia melakukanya sendiri "
" oppa bilang ini demi Shixun dan Sian, lalu Jongin bagaimana? "
Ulang Sohee karena tidak mendapat kepuasan jawaban dari Luhan
" oppa, aku tahu bagaimana Jongin. kami sama-sama wanita. Jika aku menjadi Jongin, aku tidak akan dan tidak ingin lagi bersama laki-laki yang sudah menyakitiku. Meski ia memohon sekalipun. Karena sungguh, apa yang dilakukan Sehun sangat kelewatan. Jongin sudah terlanjur terluka. Belum lagi yang aku ketahui, Jongin berusaha untuk mencintai Sehun. Dan ketika ia sudah jatuh dalam perasaannya, Sehun dengan gampang menyakitinya "
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY FAMILY
FanfictionBuku keempat dari series Oh My Baby, Oh My Wifey dan Oh My Papa. Setelah kepergian Jongin dari hidupnya, akankah Sehun akan bangkit dari koma dan kembali pada Jongin dan putra mereka yang tak ia ketahui kehadirannya? Dan bisakah Sian dan Shixun ber...