EXTRA CHAPT VI

1.4K 232 43
                                    

Jongin tidur telungkup di ranjang Sian. Ia menolak pulang bersama Seolla membuat gadis muda tersebut pulang bersama sang adik dan akan kembali esok hari dengan membawa beberapa barang keperluan mereka bertiga. Yaa Jongin, Sian dan gadis muda yang harus masuk ruang operasi tengah malam ini. Jongin lelah setelah menangis berteriak dan belum lagi tubuhnya yang lemas setelah merasa jika gadis yang ditolong Sian mempunyai nasib sepertinya. Semuanya sia-sia, gadis itu kehilangan bayinya. Dokter tidak bisa mencegah pendarahan yang terus mengalir dan belum lagi kondisi sang gadis yang sangat lemah.

Sian terbangun, pemuda 17 tahun tersebut mengerjapkan mata dan bangkit. Mengabaikan rasa sakit di sekujur tubuh. Ia bahkan menatap datar selang infus di tangan kiri. Bola matanya membola kala melihat sang ibu tidur telungkup beralaskan kedua lengan kurusnya. Sian mencoba bangkit namun sialan, tertahan oleh selang infus tidak berguna.

" aassh sial "

Umpatnya sambil berdesis.

Sian terduduk, ia menatap sang ibu dalam. Ibunya bahkan mengabaikan rasa sakt dengan cara tidur seperti ini agar tetap menemaninya sampai sadar. Sian mengusap rambut sang ibu dan bergumam terima kasih. Selanjutnya ia menatap di sisi ranjang yang lain. Gadis yang ia tolong ada disana, wajahnya pucat. Tidak sadarkan diri dan Sian bisa melihat ada lebam di pergelangan tangan serta luka di pipi. Sian ingat, kejadian malam tadi sangat mengerikan. Ia melihat sendiri bagaimana gadis itu meronta meminta untuk dilepaskan namun yang ada, gadis itu malah diperkosa bergilir. Sian ingat itu, tubuhnya lemas dan ia ikut terluka parah. Pukulan benda tumpul tidak bisa ia hindarkan, namun melihat gadis itu berteriak membuat Sian mengumpulkan kekuatan dan ia memukul beberapa laki-laki itu dengan tongkat yang juga membuatnya jatuh.

" aaargh "

Desisnya pelan, kepalanya pening. Ia tidak mau mengingat hal mengerikan itu. yang terpenting sekarang ia dan gadis yang ia tolong tersebut sudah berada di rumah sakit.

Sian berdecak, selang sialan ini mebuatnya sulit bergerak. Oleh karena itu ia melepas paksa selang infus membuat darahnya menetes namun ia abaikan. Perlahan Sian turun dari ranjang, berputar ke arah sang ibu dan menggendongnya. Meletakkan tubuh kurus Jongin di ranjang. Sian juga terkejut melihat mata sembab sang ibu. oleh karena itu, dikecupnya dengan sayang kedua mata snag ibu dan ia juga mengecup kening Jongin sayang . setelah itu, ia berjalan ke arah ranjang Umji. Sian menatap datar, meneliti dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pipi kanan yang membiru serta ada perban kecil disana. Pergelangan tangan yang ikut membiru serta ada beberapa luka gores di lengan. Gadis ini menerima banyak kekerasan tadi. Dengan rasa empati yang tinggi, Sian membungkuk. Mendekatkan wajahnya pada wajah Umji dan mata bulatnya kembali menelisik wajah damai Umji yang tidur. Bibirnya kecil dan berwarna pucat. Perlahan Sian kembali mendekatkan wajahnya ke arah Umji dan....

SREEET

Sian menegakkan tubuh. Berjalan ke arah sofa dan mendudukkan diri disana. Mungkin ia akan istirahat sebentar disana sebelum matahari menjemput.

.

.

.

.

Shixun kembali pulang, namun hanya sebentar. Ia akan kembali pergi namun menunggu semua anggota keluarga terlelap. Pukul 3 pagi, Shixun yakin jika semuanya sudah tidur. Ini sudah lewat dari 3 jam setelah ia kembali tadi. Perlahan Shixun keluar dari kamar, berjalan mengendap ke arag garasi dan mengambil motor sportnya lalu menuntunnya sampai gerbang depan dan mengendarainya menuju rumah sakit. Wajahnya sedari tadi sumringah. Hal yang sudah ia tunggu selama bertahun-tahun akan terjadi sebentar lagi. Shixun tidak salah, itu tadi adalah mamanya. Mama yang sudah pergi selama 15 tahun. Shixun yakin. Mamanya, Park Jongin. Butuh waktu yang sangat sebentar untuk sampai di rumah sakit kembali. shixun berlari menuju recepsionist dan mulai bertanya pada petugas jaga

OH MY FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang