BAB 8

23.7K 1.7K 80
                                    

Bab 8

Ola refleks menjerit, begitu mengecek ponsel. Ternyata ada beberapa pesan dan panggilan tak terjawab dari Kavin. Ya Tuhan, Ola benar-benar bahagia sekarang. Senyum manisnya tek henti tersungging di bibir perempuan itu saat membaca pesan demi pesan yang diterimanya.

Good Morning, Baby. Sorry, handphone-ku baru aktif. Kamu nggak usah khawatir, aku baik-baik aja di sini. Cuma, ya, aku lagi hectic banget sampai nggak sempat buat chat kamu. Maaf, ya?

Sayang ....

La? Kamu udah bangun, kan, Sayang?

Uh, aku duga kamu belum bangun. Kamu, kan, susah banget buat bangun pagi.

Ola berdecak kecil. "Ih, enak aja. Aku nggak susah bangun, kali," gumamnya, dengan jari yang masih menggulir layar ponsel untuk lanjut membaca pesan dari kekasihnya itu.

Ya udah, kalau udah bangun, balas chat ini, ya?

Have a nice day!

"Uh, Kavin! I miss you so bad!" ucap Ola seraya mengetik kalimat tersebut sebagai balasannya. Pokoknya, dia ingin Kavin tahu kalau dia sangat merindukan laki-laki itu.

Tak lama setelah pesan itu terkirim dan dibaca, ponsel Ola pun bergetar dan menampilkan wajah kekasihnya di sana. Iya, Kavin meneleponnya!

"Kav! I miss you so much!" seru Ola saat panggilan mereka tersambung. Setelahnya, dapat Ola dengar kekehan lemah dari lawan bicaranya.

"I miss you too, Baby," balas Kavin dengan serak.

"Kav, are you okay?"

"I'm okay, why?"

"Suara kamu kenapa lemas banget, sih? Kamu lagi sakit? Atau lagi nggak enak badan?"

Bukannya langsung menjawab, Kavin malah tertawa. "Nggak, Sayang. Aku nggak sakit sama sekali. Aku cuma kelelahan aja, kurang tidur akhir-akhir ini. Sorry, ya, aku baru kasih kamu kabar."

"Jaga kesehatan, ya Kav. Jangan sampai sakit. Aku nggak mau kamu sakit gara-gara kamu terlalu sibuk. Please, janji sama aku kalau kamu bakal selalu sehat, ya?"

"Aku akan selalu berusaha buat kamu. Kamu gimana kabarnya? Gimana sama kuliahnya? Oh, ya, katanya Om sama Tante lagi di rumah, ya? Mereka apa kabar?"

Bibir Ola mengerucut. "Ih, Kavin, tanya satu-satu dong. Aku jadi bingung harus jawab yang mana dulu," ucapnya yang lagi-lagi dibalas tawa oleh Kavin. Ah, sungguh Kavin merindukan kekasihnya. Bagaimana ekspresi cemberut milik Ola, tawa lebar dari bibir tipisnya, juga pipi tembam yang menggemaskan itu.

"Ya udah, iya, kalau gitu, kamu jawab dulu gimana kabar kamu."

Dengan senang hati, Ola pun berbicara dengan panjang lebar. Bahkan rasanya tiga puluh menit berbagi cerita dengan kekasihnya itu tak terasa sama sekali. Ola sangat antusias. Mulai dari menceritakan bagaimana kabarnya, kuliahnya, lalu bercerita tentang dia yang mempunyai teman baru yang tak lain adalah Mbak Dila. Hingga akhirnya, Ola bercerita mengenai kebersamaan dengan kedua orang tuanya, bagaimana lelahnya dia joging pagi ini. Tak ada yang terlewatkan, perempuan itu membagikan semuanya pada orang tersayangnya itu.

[Not] FellowshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang