1

499 15 1
                                    

Lelaki Cungkring itu Suamiku
Oleh. Irum_Wr

"Bu, nanti jangan mempermalukan bapak kalau lagi ketemu dengan para kolega, ya!" ucap suamiku ketika akan menaiki mobil mewah yang dikawal enam orang berbadan tegap.

Suamiku yang seorang pengusaha sukses, tak pernah membiarkan dirinya pergi tanpa pengawalan ketat. Sebelum mengajakku ke mana pun ia akan berpesan hal yang sama. Semua harus terlihat sempurna di depan banyak orang. Senyum harus selalu terkembang, demikian juga wajah harus terlihat ramah. Apakah mudah?

Sedangkan aku yang notabene orang ndeso, dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga sederhana, tak pernah mengenal yang namanya pergaulan di luar. Cara bersikapku juga hanya berbekal nasehat orang tua, tak pernah dibuat-buat.

Ya semenjak di pinang Mas Pono itulah, hidupku menjadi berubah. Ia sering memberikan buku tentang 'melatih kepribadian' sebagai bacaan. Ia ingin calon bidadarinya mempersiapkan 'attitude' sebelum benar-benar menjadi istri pengusaha kaya, jujur ... sebenarnya aku tak tahu apa hubungan dengan semua ini.

Suamiku yang pengusaha kaya tertarik akan kecantikanku saat bapak mengajak Mas Pono ke rumah untuk melihat akik yang konon katanya bisa mendatangkan rejeki berlimpah.

"Itu siapa, Pak?" tanya lelaki berbadan lurus itu saat melihatku menjemur pakaian di halaman samping.

"Oh, itu Ndari, anak saya. Dia baru lulus sekolah tahun ini," jawab bapak sembari matanya fokus ke akik-akik yang berjajar rapi di kotak bersekat.

Mataku melirik ke arah tamu yang sedang duduk dengan bapak. Aku tak tahu kalau sejak tadi lelaki itu memperhatikan, jadilah pandangan kami bertemu. Segera kutundukkan pandangan, tapi sempat aku lihat senyum yang ia kembangkan saat mata kami beradu.

***

Tiga bulan setelah kedatangan Mas Pono ke rumah, bapak memanggil dan mengajak bicara. Ia bilang kalau teman bapak yang pengusaha itu jatuh hati pada paras cantikku. Secara, aku memang terkenal sebagai kembang desa waktu itu. Hidung yang mancung dengan wajah oval bak boneka berbi, alis nanggal sepisan juga rambut yang ngandan-ngandan, jika tertiup angin akan melayang-layang indah. Siapa pun wanita akan iri dan mengingikan paras sepertiku juga.

Walau tak mengenal salon ataupun perawatan tapi Allah menitipkan kesempurnaan wajah ayu padaku, dan itu yang membuat banyak lelaki terpesona dan ingin mempersunting, termasuk Mas Pono.

"Lhakok malah melamun, Nduk. Piye?" ucapan bapak membangunkanku dari lamunan.

"Bapak minta kamu pikirkan benar, Pono itu pengusaha kaya dan sukses, pasti hidupmu akan bahagia dengan dia," imbuh lelaki yang sangat aku hormati ini.

"Apa Bapak yakin kalau dia orang baik? Dan aku akan bahagia jika menerimanya?"

Bapak hanya mengangguk dan tersenyum padaku.

***

Satu bulan kemudian, Mas Pono benar-benar datang melamar. Dia membawa berbagai macam hantaran: dari baju, kain, mukena, sepatu, makanan, buah-buahan, kosmetik, sampai perhiasan emas 24 karat lengkap. Layaknya kedatangan tamu besar, bapak mempersiapkannya dengan baik. Wajahku juga dirias agar terlihat cantik.

'Ini baru lamaran sudah begitu banyak yang kuterima dari Mas Pono, bagaimana kalau udah pesta pernikahan?'

Pikiranku melayang, tak terasa air bening menetes dari sudut mata.
'Seandainya ibu masih ada di sini, pasti ia akan bahagia.'

Waktu pernikahan kami ditetapkan tiga bulan dari sekarang. Mas Pono ingin cepat-cepat menyuntingku di pelaminan karena ingin memboyong ke kota. Banyak pekerjaan yang sudah menunggu dan harus segera kembali dengan membawaku ke sana.

Ada rasa perih menyelinap di hati. Bagaimana mungkin aku meninggalkan bapak sendirian. Baru setahun yang lalu ibu pergi karena kanker yang diidapnya, dan kini aku juga harus pergi mengikuti suami. Keraguan mulai menyerang. Apakah keputusan bapak yang kuaminkan ini tepat?
Lagi pula, bapak dan aku belum tahu siapa Mas Pono sebenarnya. Bagaimana kalau ternyata ia lelaki yang telah beristri di sana? Bukankah dengan kekayaan yang ia miliki, bisa merubah segalanya?

Lelaki Cungkring itu Suamiku (Complicated) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang