PROLOG

82 13 1
                                    

Noala menatap khawatir ke arah Reno, kekasihnya yang sedang memanjat pohon tetangganya guna untuk mengambilkan mangga yang Noala inginkan, sesungguhnya ia hanya bergumam pelan namun Reno yang kelewat peka menganggap serius gumaman kekasihnya.

"Hati-hati! "Peringat Noala sedikit menaikan volume suaranya, Reno tersenyum menunduk ke bawah untuk melihat Noala yang sedang memasang tampang cemas ia mengangkat jempol kanannya yang tidak berpegangan pada dahan pohon tetangga Noala--Pak Rusli tersebut.

Reno perlahan melangkah ke ujung batang saat melihat mangga yang tampaknya sudah matang.

Ia melangkah dengan raut wajah tenang perlahan-lahan sedikit terusik oleh semut semut yang mulai memanjati kakinya.

"Semut genit! "Gerutunya sambil mengibaskan kakinya perlahan.

Ia kembali melangkahkan kaki kanannya sedikit tersenyum saat mangga incarannya tampak semakin dekat.

Sedangkan dibawah Noala menatap Reno seraya mendongak ia mencengkram hoodie merah maroon Reno, kini laki-laki itu hanya memakai kaos oblong hitam polos dan celana jeans pendek hitam, tampak semakin tampan.

Reno tersenyum lebar saat mangga incaran sudah ditangan, setelah ia petik ia mengangkatnya tinggi tinggi dengan tangan kanannya.

"Dapet !!!! "Serunya girang tak terasa ia meloncat sekali, tangannya ia lepaskan mengangkat tinggi-tinggi mangga tadi dengan senyum bangga, namun naas kakinya salah berpijak ia malah menginjak tonjolon dahan pohon mangga, kehilangan keseimbangan sempat memegang batang pohon disebelah kirinya namun tak bisa.

Dahan yang dipijaki Reno sedikit patah Noala berteriak histeris
Reno dengan sigap melonjat ke bawah dari pada jatuh menurutnya setidaknya dengan meloncat ia bisa memberi kekuatan pada kakinya.

Noala segera mendekat wajahnya tampak khawatir sedikit terkejut juga
Gadis itu dengan panik memberi pertanyaan dengan nada menuntut.

"Aduh... Aduuh...  Reno apanya yang sakit?! Aduh lo sih udah gue bilangin jiwa monyet nya jangan keluar dulu bisa nggak si!!! "Ia memarahi Reno rasa khawatir dan kesal melingkupi Noala.

Reno menyeringai sedikit lalu mengubah wajahnya seolah kesakitan
"Ad... Aduhhh... Aduuuh!!.. Sumpah sakit banget!!! "Ia berteriak histeris seraya memegang pergelangan kakinya, Noala panik.

"Ayuk pulang!!! Ayok ayokk bisa berdiri nggakk?!?!?!? "Ia berjongkok menatap Reno yang sedang merintih pelan lalu mendesis kesakitan.

"Sakit banget kaki gue nggak bisa berdiri ini!! Gendongg!!!! "
Noala melotot horror mengamati Reno dari atas ke bawah.

"Lo mau bunuh Gge ya? "Tanyanya menuduh.

"Aduh.. Noala!!!!  Kaki gue!!! "Ia merengek manja.

Noala kembali mendelik tapi tetap saja tangannya mulai meluncur menyentuh pergelangan kaki yang 'kata' Reno 'sakit'.

Reno menyembunyikan senyumnya dengan tangannya yang sedang memegangi pergelangan kakinya
Noala memijat perlahan ia takut salah.

"Noala yang keras! "Reno memerintah dengan senyum yang masih berusaha ia sembunyikan.

"Aduh gue takut salah! Kalo salah mijet gimana?!"

"Nggak apa-apa sumpah itu sakit banget !! "Reno mendesis pelan
Noala mengangguk dengan ragu mengurut pelan.

Reno tak bisa menyembunyikan senyumnya
"Iya situ, aduh sumpah sakit banget" Reno menunduk seraya tersenyum
Noala mengangguk paham.

"Atasan dikit" Noala menaikan tangannya.

"Aduh... Aduh..  Atas lagi!!! "Noala mengangkat tangannya.

"Atas lagi aduh sebelah kiri" Noala memilih menuruti.

RENOALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang