"Udah si elah" Celetuk Noala saat di mobil sembari memperhatikan raut wajah Reno yang belum berhenti merajuk.
Reno diam, Noala menghela napas sekali, tangannya mengelus sebelah pundak Reno.
"Jangan mencemaskan sesuatu yang nggak pasti" Reno menoleh lalu pandangannya kembali lurus ke depan.
"Gak bisa, karna hal yang gue cemaskan berhubungan sama lo" Noala tersenyum.
"Hubungan kita baru sekecil ini, untuk dapat dipastikan kita berjodoh atau nggak belum pasti" Reno menegang lalu menatap tak suka pada Noala.
"Persetan, yang gue tau gue harus ngejaga apa yang kali ini gue punya" Noala tersenyum kecil.
"Seperti kata lo, gue punya lebih dari cukup duri buat gue mempertahankan diri"
"Dan seperti kata gue, gue meragukan kemampuan lo itu"
"Bukannya cinta harus saling percaya?" Reno kembali menoleh, sisi sensitifnya terketuk.
Noala menatap sendu tepat pada iris mata Reno, lalu menunduk. "Lebih dari cukup semua orang meragukan kemampuan gue, jangan lo," Jeda sejenak. "Karna tugas lo adalah percaya sama gue."
Noala tersenyum getir "Sebegitu cerobohnya gue sampe semua orang nganggep gue lemah? "
"Lo dan semua orang sama, selalu meragukan gue. Toh nyatanya gue tetap hidup, gue tetep berdiri, gue tetep napas. Cuma semua orang aja yang bertindak berlebihan. Lo pikir gue sepenuhnya bahagia? Enggak, Ren, enggak" Noala menatap balik ke arah iris mata Reno yang tengah menatapnya, pandangannya mengabur.
Ia lelah setiap kali dianggap tak bisa, ia lelah saat dikhawatirkan secara berlebihan, ia lelah saat dijaga terlalu ketat, dan ia lelah saat semua orang berhenti percaya padanya.
Reno diam, direngkuhnya tubuhnya Noala ke dalam dekapan hangatnya. "I'am sorry, dear"
Noala mengeratkan pelukannya "Jangan minta maaf kalo ujungnya lo ngelakuin lagi"
***
Noala sampai di rumahnya.
Kosong.
Rumahnya kosong, Mamahnya sedang ada arisan keluarga dan Papahnya berada di rumah sakit, Noala melirik malas Reno sesekali sampai akhirnya menutup mata rapat-rapat, Reno sedari tadi memaksanya untuk makan yang ditanggapi Noala dengan pura pura tidur di karpet ruang tvnya.
"Ala, makan. Gue tau lo nggak tidur" Reno mulai melangkahkan kakinya mendekat, sebelumnya sedari tadi ia duduk di sofa memperhatikan setiap pergerakan Noala.
"Ala" Ia berjongkok di sebelah gadis itu.
"Noala" Reno dengan halus menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajah gadis itu, tanpa sadar Noala menahan napas.
"Napas, neng" Canda Reno, Noala mulai mengeluarkan napasnya pelan.
"Mana ada orang tidur bisa disuruh" Reno terkekeh kecil.
"Yaah.... Masa nggak napas lagi. Gue telpon si Oki dulu, siapa tau dia mau urusan batu nisan" Suara Reno terdengar sok sedih.
"KOK JAHAT?! " Balas Noala berteriak manja tak terima, lalau mengerucutkan bibirnya kesal.
Reno terkekeh geli "Katanya tidur"
"Tadi tidur" Balas Noala.
"Tidur kok bentar banget"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENOALA
RandomTentang kita yang tampak baik baik saja Namun siapa sangka diammu membawa duka untuk kita membawa tawa terhanyut dalam lubangan rasa kecewa, terhantam luka dan terjebak dalam rasa percaya. [START] 02/04/20199060