6

14 8 0
                                    

Bel berbunyi nyaring menandakan telah berakhirnya sebuah proses pembelajaran di sekolah swasta tersebut,sebagian murid entah sengaja atau tidak menghembuskan lirih napas lega mereka. Sedikit merasa bebannya terangkat dari pundak masing-masing.

Noala menghela napas kecil memukul pelan pipinya dan tersenyum rasa aneh itu masih ada,menganjal hatinya membuat sebuah perasaan resah. Ia kembali tersenyum menghela napas lagi mengontrol segala rasa yang seperti nya hendak membuncah,kenapa? Monolognya dalam hati. Ia merasa tak tenang,ia merasa khawatir,tapi pada siapa? Dan mengapa? Noala diam menunduk menatap bukunya yang telah rapih di tasnya lalu menutup resleting tasnya dalam diam sembari pikirannya masih berkecamuk dan saling bermonolog seolah Noala memiliki dua sisi pikiran yang berbeda dan mereka tengah beradu argumen saat ini.

Mala menatap Noala dalam diam,memandang dengan tatapan sedikit sulit diterjemahkan lalu menghela napas saat melihat Noala yang kembali diam seolah seperti sedang menerawang jauh. Apa ia melakukan kesalahan? Atau ada hal lain yang belum bisa Noala bagi? Ia hanya tersenyum kecil tak mau bertanya seperti tadi yang dijawab Noala dengan gelengan kepala ia tak ingin kembali bertanya gadis itu paham Noala butuh waktu,entah itu untuk menenangkan fikirannya atau menetralisir rasa resahnya.

"Noal" Tegurnya pelan sembari menepuk pundak Noala,entah gerakan itu yang tiba-tiba atau memang Noala yang sedang tak fokus intinya gadis itu terkejut lalu berbalik manatap Mala sembari mengelus dadanya pelan dan mengatur napas.

"Gue kaget!" Mala tersenyum kecil,Noala belum mau cerita,tapi ia juga tak mau memaksa.

"Lo tadi ngelamun" Ingat Mala,Noala salah tingkah lalu tersenyum seolah dengan senyum itu Mala akan paham bahwa ia baik-baik saja.

"Everything gonna be alright! Gue ada,hati-hati, gue balik!" Mala lalu tersenyum dan melangkahkan kakinya  dengan lambat sembari mencengkram ujung tas nya.

Noala yang melihat itu salah tingkah,merasa bersalah pada Mala,tapi bagaimana lagi? Ia juga tidak tahu harus bicara dari mana ia bingung dengan apa yang sedang hatinya tanggung. Kenapa si? Geramnya lirih lalu mengendong tasnya dan melangkah keluar dengan kepala menunduk.

Sampai pintu kelas kepalanya menabrak sesuatu yang sedikit keras,ia masih menunduk mengira itu pintu dan beralih ke kiri karena memang pintu kelasnya dua dan digabung menjadi satu,kepalanya kembali terpentok kali ini dengam benda empuk ia malas mendongak.

"Apa banget si!" Gerutunya tak mood lalu mendongak dengan perlahan,ia terdiam kaku matanya masih terpaku pada mata Reno yang tampak teduh menatapnya, samar-samar aroma maskulin khas parfum mahal memasuki indra penciuman Noala,Noala masih diam menatap lamat mata itu,Reno sendiri masih balik menatap dengan tangan di dalam saku celana mengepal pelan.

Reno meniup wajah Noala,Noala memejamkan matanya menikmati hembusan lirih itu.

"Kenapa lo?" Tanya Reno pelan seolah tahu apa yang sedang berkecamuk di kepala Noala.

Noala hanya diam tak berniat menjawab malah balik menatap Reno seolah Reno bisa membaca pikirannya. Reno menunduk,Noala terlalu banyak berfikir.

"Kebanyakan mikir jadi tua" Pernyataan keluar dari mulut Reno sembari terkekeh geli berusaha mencairkan suasana.

"Gue cuma lagi PMS! Ga mood" Jawab Noala sembari berusaha menyingkirkan tubuh Reno.

"Awas!" Kesalnya lagi berulang kali mencoba akhirnya ia memilih menyerah dan memundurkan langkahnya menatap merajuk ke arah Reno.

"Sama kaya ucapan gue yang dulu-dulu semuanya baik-baik aja!" Tenang Reno,laki-laki itu paham Noala sedang memikirkan sesuatu yang rumit namun konyol menurut orang-orang.

"Sok cenayang lo! Sok tau! Udah ayuk balik, laper gue!" Reno memilih mengangguk tak mau membuat mood Noala tambah buruk,gadis itu bisa menjadi galak saat PMS.

RENOALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang