4

18 8 0
                                    

Reno mengejar Noala yang sedang mengobrol dengan Mala. Ia melangkah perlahan lalu  sudut bibirnya naik membentuk sebuah senyum kecil. Langkah kaki lebarnya mendekati Noala,setelah sampai dibelakang gadis itu ia menepuk pundak Noala pelan. Noala berjinjit kaget lalu segera berbalik dengan muka terkejut.

"Gila lo, bikin kaget!" Kesalnya sembari mengeluarkan napas lega. Reno memilih diam tak menanggapi, lalu beralih mencari kata-kata yang tepat untuk sebuah tujuan yang sedari tadi ada di kepalanya.

"Nanti makannya jangan aneh-aneh! Gue ada latihan basket buat turnamen" Peringatnya lalu tersenyum manis dengan wajah sedikit ragu.

Noala memutar bola matanya malas,wejangan lagi wejangan lagi dikira dia anak kecil.

"Iyaaa" Balasnya malas, tapi tak serius.

"Yang bener?" Reno memastikan bukan apa-apa tubuh Noala 'sedikit' sensitif dengan hal-hal tertentu, gadis itu cukup rapuh. Dan sudah jadi tugasnya untuk menjaga Noala.

"Ck gue bukan anak kecil!!" Bukannya menjawab Noala malah mengelak dengan nada galak,kesal. Ia merasa tubuhnya sehat,segar,bugar lagi pula ia sudah besar tak perlu selalu diberi wejangan yang berakhir dengan rasa kesal. Ia sudah cukup tahu mana yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Tapi dasar orang-orang disekitarnya saja yang berlebihan.

"Nggak ada yang bilang lo anak kecil"Kilah Reno matanya menatap mata Noala dalam,meyakinkan. Perdebatan ini sudah sering mereka lakukan.

"Tapi lo memperlakukan gue seolah- olah gue masih bocah baru masuk sd,Ren" Ia melipat tangannya di dada dan menatap Reno dengan pandangan merajuk, khas sekali.

Reno diam,tak tahu harus berekspresi seperti apa. Takut salah bicara yang malah akan membuat Noala makin marah. Sebenarnya jauh dalam sudut hatinya tapi hanya sedikit ia juga mau membebaskan Noala tapi apa daya? Tubuh Noala memang harus sedikit diperhatikan. Ia hanya ingin gadis itu selalu baik-baik saja,ia juga diam-diam sedikit memberi wejangan pada orang-orang yang akan bermain dengan Noala contohnya teman kerja kelompok,dance atau apapun itu, Reno terlalu menyayangi Noala. Ia mau saja memberi makanan junk food tapi ia juga tak seceroboh itu mengambil tindakan yang akan membuat Noala senang lalu berujung sakit dan dia yang menyalahkan dirinya sendiri. Oh tidak akan.

"Perasaan lo aja kali" Balasnya tenang,sorot matanya teduh,menatap Noala dengan dalam.

"Semua juga ngira gitu!" Sakras Noala kesal karena Reno terus saja mengelak.

Reno kembali bungkam dalam hati membenarkan ucapan Noala,lalu memilih mengangguk mengiyakan tak mau berdebat.

"Yaudah iya maaf...Mau gue anter ke kelas?" Tanyanya sesudah menghela napas pasrah.

"Sama Mala aja ya? " Balas Noala lalu menggandengeng tangan Mala pelan dan tersenyum lebar,melupakan kekesalannya pada Reno tadi.

"Hmm... Yaudah hati-hati" Pasrah Reno tak mau membuat mood Noala bertambah buruk jika ia memaksa,tapi mata tajamnya memperhatikan gerakan Noala lalu berbisik pada Mala dengan suara kecil mengantisipasi agar Noala tak mendengar suaranya.

"Jagain ya..."Bisiknya ringan. Lalu mulai melangkah dengan santai, Mala hanya diam tak mau membuat Noala curiga,tapi dasarnya Noala yang sudah paham akan gelagat Reno lalu mengatakan dengan suara sedikit keras.

"Reno!!!" Tapi percuma saja Reno telah pergi entah kemana.

***

Reno sampai di kelasnya melanglah dengan tenang dan membetulkan sedikit hoodie birunya lalu duduk.

Reno mengeluarkan ponselnya,sibuk mengetik sesuatu pada orang lain,sampai tak sadar Oki sudah berada di sampingnya dan sibuk melirik apa yang sedang Reno lakukan,lalu memilih duduk dibangkunya tak peduli. Toh bukan urusannya,ia memiliki masalah sendiri,dan Oki sedang terbayangi.

RENOALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang