L.A.(02)

33 2 2
                                    


💉Saka Adiputra Kusuma💉







"Melupakan akan menjadi suatu hal yang sangat sulit karena kita sebenarnya tidak pernah belajar untuk melupakan."

--L.A--

___🌸___

Senja menyingsing berganti menjadi fajar. Embun shubuh merayap hingga ke tulang tak mengindahkannya untuk berhenti dari rutinitas kesehariannya.

"kemana perginya?"

Setelah usai menunaikan shalat malam dan witir, tiba saatnya bagi saka untuk kembali ke asrama membangunkan yang lain karena lima belas menit lagi waktu sholat shubuh tiba.
Tapi alangkah terkejutnya saka mendapati sandalnya hilang entah kemana. Kirannya tadi ia menaruh sandal itu di sudut masjid semua ini pasti tidak akan terjadi.

Mata saka memicing mencari pelaku hilangnya sandal tersebut. Saka bisa saja membeli sandal lain hanya saja ia terlalu sayang pada sandal itu. Sejak masuk asrama tak pernah sekalipun saka kehilangan sandal, dan itu sudah menjadi sandal kesayangan saka.

Tak lama kemudian siluet putih melintas sangat cepat. Saka tak bisa berfikir apa-apa, ia hanya ingin menangkap pelaku dari sandalnya, jadi apapun yang kirannya pelaku pencuri sandalnya, ia akan tangkap demi kembalinnya sandal tersayang.

Sedang di sisi lain april, si pencuri sandal menambah laju larinnya saat tahu aksinnya untuk lari dari sana di tahu oleh saka. Alhasil, keduannya saling berlarian di sekitaran pesantren dengan hanya berbekalkan cahaya remang-remang dari mesjid dan dari gerbang tempat satu lampu penerang berada.

April merutuki dirinnya yang tak beralas kaki saat akan keluar dari asrama kemari. Sedang ia berlari kearah bagian yang belum di pondasi sama sekali. Pasti akan sangat sakit jika kakinnya harus menginjak batu kerikil disana.

April menoleh kebelakang memastikan saka-lelaki itu sudah berlari sangat dekat kearahnya. Kalau saja orang tahu saka itu lari melebihi cepatnya pelari marathon.

"masih ada waktu."

April berhenti. Menaruh sandal yang ia pegang ke tanah-memakainnya lalu kembali berlari.

Alih-alih menjauh dari saka. Gerakan april melambat-Ternyata april memakai sandal terbalik saking terburu-burunya ia tadi.

Dari kejauhan saka berhenti saat yang ia kejar pun sudah tak Nampak lagi. Ia terkejut mendapati kini sosok itu telah jatuh bertelungkup di antara bebatuan.

Saka tersenyum sarkas, "karma"

"aww..." april meringis memegangi jidatnya, betisnnya lalu beralih menatap tajam sandal yang ia pakai.

"apes banget deh gue."

Dengan kasar april menghempaskan sandal itu jauh darinnya yang langsung dipungut kembali oleh saka.

April masih memandangi kakinnya, tak biasannya ia selebay seperti sekarang ini. Masalahnya yang ia rasakan kini benar-benar sakit yang sudah tidak bisa ia tahan.

April memutuskan untuk tak melanjutkan larinnya. Ia sampai lupa apa alasan ia lari tadi.

"masih mau lakuin lagi?"

suara berat itu menyadarkan april.

Ah, sekarang april ingat.

April menatap saka yang menatapnya datar.

"kenapa kamu nyuri sandal saya?"

April bergeming, ia malah balik menatap saka. Ia tak perduli walaupun harus menaikkan wajah maksimal keatas karena posisinnya yang masih berada ditanah.

Lentera April [FS1] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang