"Saingan, kekurangan, pergi"
"Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah sebagian dari iman"
(HR. BUKHARI)○●○
"Assalamualaikum"
Saka masuk dengan baju kusut dengan wajah peluh dengan keringat. Pasti bau badanya telah berubah anyir sekarang. Padahal pagi tadi ia telah berpakaian rapi dan pada akhirnya ia hanya berakhir di pasar. Rencananya untuk pergi ke rumah sakit pun lagi-lagi ia tahan.
Lain halnya dengan Saka yang baru sampai di dalam rumah. Ustadzah Salma mendengar salam Saka dan beranjak keluar dari arah dapur dengan langkah cepat. Bukankah seharusnya Saka tidak pulang secepat ini? Itulah pikirnya, karena mengingat Saka baru berangkat beberapa jam yang lalu.
"Kenapa cepat pulangnya Abang?"
Saka yang sudah akan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua, berhenti sejenak menatap wajah cemas sang ibu."Jawab salam Saka dulu ummah"
Ustadzah salma terkekeh sebentar. Terlalu buru-buru membuatnya lupa menjawab salam.
"Wa'alaikumsalam, maaf bang ummah sampai lupa"
Saka menggangguk.
"Abang ke kamar dulu yah ummah" pamitnya melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Sampai di kamar ia menutup pintunya rapat-rapat dan menguncinya. Syukurlah ibunya itu masih punya kebiasaan cepat lupa hingga saat Saka mengucapkan sesuatu sebagai bentuk pengalihan Saja itu sudah membuat ibunya lupa dengan apa yang sebelumnya ia tanyakan.
"Astaghfirullah" Ia mengusap wajahnya seraya mengucap istighfar beberapa kali. Bagaimanapun ia telah mendzolimi ibunya sendiri dengan memanfaatkan kelemahan ibunya itu.
Saka melirik jam di dinding sebentar sebelum masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri untuk mempersiapkan shalat zuhur di mesjid. Menepis berbagai asumsi yang baru saja ia alami.
○●○
Terkadang...
Cara Allah mencintai seorang hamba adalah dengan mengambil senyumannya...
Allah hadirkan isak tangis atas kepergian orang-orang terkasihnya,,,
Allah biarkan ia sulit dalam menjalankan hari-harinya,,,
Allah datangkan uji untuk menempa hidupnya...Agar...??
Hanya kepada-Nya hamba itu berserah,,,
Hanya kepada Allah lah hamba itu Berpasrah,,,Menjadikan sujud ternyamannya sebagai pelepas lelah,,,
Menjadikan khusyuk'nya tilawah sebagai pengobat gundah...Allah Maha Romantis, bukan...?
Allah kirim pelangi setelah hujan turun,,,
Allah ganti sedih dengan wajah yang tersenyum,,,Allah hadirkan pesona senja,,,
Walau mentari tenggelam...
Dan yakinlah,,,
bahwa Allah pasti hadiahkan bahagia,,,
Walau sebenarnya sanubari kita terlanjur mengelam...Maka, Bersyukur dan Berbahagialah...
Seperti kini, senja di ufuk timur amatlah indah di pandang tapi sayang pesona itu amatlah langkah karena nyatanya tanpa bisa diprediksi disaat waktu bulan pucuk pun tiba, Allah turunkan hujan begitu derasnya. Tapi hal yang paling membuat April terheran-heran ada orang yang berlarian untuk berteduh dan acap kali terdengar ucapan yang membuat April tak habis pikir dengan mereka
'hujan lagi'
Bukan apa, kata itu hanya terkesan mereka sedang mencela hujan. Padahal ustadz Dafa dan Ustadzah Renia selalu menerangkan bahwa dunia ini diciptakan oleh Allah dengan sedemikian sempurnanya.
Allah SWT Berfirman:
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera April [FS1]
Jugendliteratur[Kisah kasih pesantren] "Seketika skenario hidupku harus di revisi. But, this time with Allah." -lentera april- ***