Rumit

817 36 10
                                    

Ehsan mengetuk pintu kamarnya itu berkali-kali. Tak ada gerakan ataupun suara jawaban dari Zahra.

Zahra menangis diatas kasurnya sembari melihat foto pernikahannya yang dipegangnya.

"Gue belum siap kalo buat misah sm Ehsan" -batin Zahra

Ehsan tidak jera sama sekali, ia masih terus mengetuk dan merayu Zahra dari luar kamarnya.

Ehsan: ma, ayo dong buka dulu. Papa ga ngelakuin itu maa

Ehsan: iya aku minta maaf sama kamu, tapi aku berani sumpah aku ga ngelakuin itu sengaja

Ehsan: maa

Suara Ehsan terdengar parau dan hendak menangis tapi ia menahannya.

*

Sementara diruang tamu, Mama dan Yura sedang membicarakan semua kejadian pada saat itu. Tapi tiba-tiba pintu rumah terbuka dan menunjukkan papi.

Mama: mas?

Papi: Bu, ada Ehsan?

Mama: ada

Papi Ehsan duduk disofa yang sama dengan Yura.

Papi: siapa ini Bu?

Mama: Yura mas

Papi: kebetulan kamu disini, saya mau nanya semuanya sama kamu

Mama: Yura udah nyeritain semuanya mas

Papi: lalu?

Mama: itu betul

Papi: Ehsan nerjang kamu?!

Yura mengangguk dengan senyum smirk nya.

Papi segera beranjak dari duduknya, papi mencari Ehsan ke kamarnya dan terlihat Ehsan sedang duduk lesuh dengan sesekali mengetuk pintu.

Tanpa aba-aba, papi lagi-lagi menonjok rahang Ehsan dan meninggalkan bekas kebiruan.

Ehsan tak ada niat membalas pukulan papinya.

Papi: kenapa kamu diam? Lawan papi!!

Zahra yang mendengar keributan diluar kamarnya semakin tak memberanikan dirinya untuk keluar.

Suara pukulan itu terdengar lagi, jelas sekali. Zahra yang tak kuat menutup kedua telinganya dengan bantal.

Ehsan: terus pi! Terus!

Zahra mendengar suara Ehsan yang membuat papinya tambah emosi.

Papi Ehsan terus memukul anaknya itu, dan tiba-tiba Mama naik keatas berlari dengan teriak kearah mereka.

Mama: mas, cukup! Ehsan anak kamu!

Papi Ehsan berhenti memukul wajah Ehsan yang udah terlihat sangat parah.

Setelah itu, Zahra membuka pintu kamarnya dan betapa terkejutnya ia melihat Ehsan yang sudah tak berdaya terkulai lemas.

Zahra: san..

Isak tangis Zahra terdengar lagi.

Zahra memangku kepala Ehsan dipahanya.

Papi: Ra, kamu masih kasihan sama orang yang udah buat kamu kecewa untuk kedua kalinya??!!

Zahra menangis tanpa menjawab pertanyaan papi.

Mama: mas, kamu ga keterlaluan kaya gini?

Papi: bagi saya ga, karena hanya ini yg bisa buat dia jujur!

Ehsan: pa, ta..pi a..ku u..dah ju..jur *ucap Ehsan dengan suara yang terbata-bata

Papi: itu yang kamu sebut jujur??!!

KaKel sekaligus KetOs (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang