Ending. ♥

1.7K 24 1
                                    

Ehsan bersama Zahra dan anak satu-satunya yang paling ia sayangi tengah berada di ruang tengah rumahnya.

Keluarga kecil itu sedang asyik-asyiknya bersenda gurau bersama.

Lekuk pipi Zahra yang tertawa membawa aura keceriaan didalam rumah itu.
Tawa renyah Ehsan pun membuat semuanya terlihat nyaman.
Apalagi teriakan tawa dari Adhy, membuat seisi rumah terlihat sangat bahagia dan lengkap.

Tapi keceriaan mereka harus berhenti sebentar karena suara nada dering yang terdengar dari ponsel Ehsan.

Ehsan: ma, bentar yaa aku ambil hp ku

Zahra mengangguk pelan.

Ehsan mengangkat sebuah panggilan di teleponnya sembari berjalan kearah sofa yang sebelumnya ia duduki.

"Ya, halo?"

"Eh-Ehsan,"

"Hmm,"

"......"

"Iyaa,"

Zahra: siapa pah?

Ehsan: Yura

Zahra: kenapa?

Ehsan: hmm, dia mau kita dateng ke bandara jam 2 siang nanti.

Zahra: mau ngapain?

Ehsan: aku juga gatau

***

Mba Inah: Bu, makanannya udah siap

Zahra dan kedua orang tersayangnya berjalan menuju meja makan.

Zahra: makasih ya mba

Mba Inah mengganguk kemudian berjalan kedapur.

Zahra: setelah ini langsung rapi-rapi aja pah nanti langsung jalan.

Ehsan: iyaa sayang

Adhy: ih Mama cama papa kalo mau pacalan jangan dicini dongg

Ehsan: tau tauan pacaran yaa kamu

Zahra: kecil nakal nih kaya papanya

Ehsan: kaya kamu tuh

Zahra: kamu lahh

Adhy: ma, nanti Adhy mau sekolah yaaa

Zahra: iyaa sayang

Ucap Zahra lembut seraya membelai rambut anaknya.

Setelah selesai makan siang Zahra menggendong Adhy berjalan menuju kamar Adhy.

Ehsan: aku dikamar yaa

Zahra mengangguk.

***

Zahra membuka pintu mobil sebelah kiri seraya menggendong anak nya.

Ehsan: sekarang mah?

Zahra: besok pah

Jawab Zahra sebal

Ehsan tertawa kecil melihat wajah Zahra.

Adhy: kem mon papa!

Disepanjang perjalanan menuju bandara Zahra terduduk dengan mata yang melihat kearah suaminya.

Mata Zahra terus menatap wajah Ehsan dan tubuh Ehsan lainnya.

"Terima kasih yaAllah sudah mengembalikan Ehsan padaku," batin Zahra

"Tangan itu yang terlihat kekar namun lembut jika membelai aku dan anakku, kaki itu yang terlihat jenjang dan akan terus berjalan untuk menghidupkan aku dan anakku." Sambung batin Zahra

KaKel sekaligus KetOs (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang