{10 He's Back}

231 30 0
                                        

Monster yang membawa Jimin melesat keluar dengan teramat kencang. Banyak pohon yang ditabrak monster ini. Bukan kah ia memiliki mata untuk melihat atau...

Ya benar saja, ketika Jimin menoleh ke atas. Terlihat bahwa sebagian dari monsternya terkena racun Poinventlir. Kini racunnya menyebar ke sebagian besar tubuhnya. Hingga Jimin melemparkan dirinya sendiri ke samping sebab tangan sang monster telah lenyap.

Jimin berguling-guling di tanah yang sangat kotor.

Srak!

Kaki Jimin tergores sebuah ranting kayu yang begitu tajam

"Argh!" Keluh Jimin dan memegangi kakinya yang terluka. Lalu Jimin mengamati sekitarnya

Gelap... Sangat gelap, Jimin mulai bergemetaran tidak terkendali. Lalu setedik kemudian Jimin merasakan sesuatu yang cepat melintas tepat di depannya

Jimin yang reflek pun berlari dengan teramat kencang dan berlindung di sebuah celah

Jimin menarik kain yang menutup mulutnya dengan amat keras. Tidak, kain itu masih melekat dalam mulutnya.

Jimin panik, apa yang harus ia lakukan. Jimin melangkah mundur dan merasakan sesuatu menyapa punggunya.

Sebuah pohon! Jimin yang memiliki ide cemerlang langsung memanjat menuju ke atas pohon. Setelah ia memanjat dia mendudukan dirinya di sebuah dahan yang lumayan kuat untuk diduduki.

Jimin menajamkan matanya ke bawah sana. Sepi... Tidak ada apa-apa..

Lalu mengapa ia merasakan bahwa ada sesuatu yang melewatinya sebelumnya?

Yaa setidaknya ia aman untuk sementara waktu di atas sini. Jimin memegangi kakinya sekali lagi dan meringis kesakitan

Luka yang ia alami lumayan besar. Jika dibiarkan seperti ini ia akan kehilangan banyak darah. Jimin frustrasi dan menjambak rambutnya sendiri dengan amat kencang.

Jimin lagi-lagi menarik kain yang masih melekat di mulutnya dengan begitu keras. Tetapi sia-sia, kain itu akan tetap melekat kecuali ada sesuatu yang bisa melepaskannya

Jimin mulai meneteskan air matanya dan menangis. Kini ia sendirian, tidak ada yang menemaninya, para Anemous tidak mengetahui lokasinya, ia bahkan terlalu kesakitan hanya untuk berdiri menggunakan kakinya.

Jimin memejamkan matanya dan pasrah sambil menunggu matahari terbit kembali.

"Tadi aku melihatnya di daerah sini!" Ucap seseorang dari bawah sana. Jimin yang mendengar langsung tersentak dan menahan darahnya yang bercucuran. Jimin mengeluarkan sapu tangan yang selalu ia bawa dan menutup lukanya

"Shht" Jimin meringis menahan kesakitan

"Iya! Sebelum Kematian, Perajurit 142 mengatakan bahwa ia melemparkan dirinya sendiri!" Sahut yang lainnya

"Hmm..."

"Ada apa Perajurit 52?" Tanya salah satu perajurit kepada perajurit 52

"Aku mencium bau darah! Perajurit 53! Perajurit 54! Ia pasti tidak jauh dari sini!" Ucap perajurit 52

"Siap kapten!" Jawab keduanya antusias dan mulai menajamkan indra penciumannya

"Perajurit 52! Ada darah kembali!" Ucap perajurit 54 sambil memperhatikan darah yang di tanah

Perajurit 52 mendatangi keberadaan perajurit 54 dan memperhatikan darah Jimin dengan saksama. Perlahan ia menyentuhnya dan menjilat darah Jimin

Second World [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang