Hallo, temen-temen. Akhirnya aku kembali setelah revisi part 2 ini. Next, aku revisi part selanjutnya, ya. Jangan bosen-bosen, tunggu cerita aku readers!
Oke, happy reading!❤
💫💫💫
Setelah melewati pelajaran yang membosankan, akhirnya bel pertanda pulang berbunyi dengan nyaring. Grasak-grusuk siswa mulai terdengar, mempersiapkan dirinya untuk segera pulang. Begitupun dengan empat orang gadis ini.
"GUYS, GUE DIJEMPUT CALON SUAMI." Tiba-tiba Yoora berteriak lantang, suaranya melebihi toa masjid, memang!
Vena memukul lengan Yoora kencang. dirinya sudah mengantuk, tapi dengan teganya Yoora berteriak hingga ia terlonjak kaget.
"Aww, sakit Pepen ih!" Yoora cemberut, mengembungkan kedua pipinya.
Vena melirik sinis Yoora, lalu berucap, "Ya lagian ngapain lo teriak-teriak, Yoora! Berisik anjir!"
Wendy dan Yuna yang sudah lelah melihat pertengkaran ini pun beranjak, menjauh dari kelas. Dengan cekatan, Yoora mengikuti dua sahabatnya itu, meninggalkan Vena sendiri.
"PEPEN, GUE DULUAN YAA. BAY SAYANG!" ucap Yoora menggelegar, memenuhi isi ruangan kelas.
Vena hanya mendengus, lalu bangkit untuk menuju ke parkiran. Saat akan melangkahkan kaki, tiba-tiba deringan ponsel terdengar. Dengan malas, ia mengangkatnya.
"Hallo? Kenapa, Bang?" tanyanya setelah menggeser tombol hijau.
"Lo bawa motor kan, dek? Nebeng, dong. Gue ga bawa motor soalnya." Kai terkekeh di sebrang sana.
"Ck, nyusahin aja si lo! Gue otw, tunggu parkiran!" ucap Vena, lalu mengakhiri panggilan sepihaknya.
Setelah sampai di parkiran, Vena melemparkan kunci motor pada seseorang yang tengah duduk di atas jok motornya. Laki-laki itu menangkap, lalu melirikkan wajahnya dengan sinis.
"Biasa aja dong, dek! Lempar-lempar gitu biar apa? Biar kena pala gue terus benjol, gitu?!" Kai berkata dengan lantang, membuat Vena mendelikkan matanya malas.
"Lebai! Cepetan jalan, gue ngantuk nih," ucap Vena, lalu gadis itu mulai naik ke jok belakang dan menyandarkan kepalanya ke punggung Kai.
"Jangan molor anjir! Ntar iler lu kena baju gue." Kai dengan tega menyingkirkan kepala gadis itu dengan paksa. Membuat sang gadis hampir terjungkal dibuatnya.
"SAKIT GILA! Ya biasa aja, dong. Orang gue gabakal ileran! Udah lo jalan aja, gue gakuat ngantuk!" ucap Vena, lalu kembali menyandarkan kepalanya dan menutup matanya perlahan.
Angin sore menerpa wajah gadis yang sedang tertidur pulas di atas motor. Layaknya seperti seorang kekasih, Kai juga memegang tangan Vena yang sudah melingkar di pingangnya, takut adik kesayangannya itu terjatuh.
Dari belakang, suara deru motor terdengar gaduh. Dengan was-was, Kai melirik ke arah spion, memastikan siapa orang yang tengah berusaha mempepetkan motornya pada motor yang ia pakai.
Karena sang pengendara belakang memakai helm full face, Kai tidak bisa melihat dengan jelas siapa pengendara itu. Tak berselang lama, motor vespa metic yang dikendarainya oleng setelah mendapat dorongan pelan dari seseorang.
"Yang kenceng dong bro," ucap pengendara di sampingnya.
"Lo siapa anjir?" tanya Kai, ia masih tetap menjalankan motornya, namun dalam kecepatan rendah. Tangannya masih setia memegangi Vena yang masih tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KTH-PERJODOHAN (PROSES REVISI)
RomanceBut, penyesalan emang selalu datang di akhir. Begitupun dengan seorang Yeoja kelahiran Seoul ini. Ini bukan tentang kisah perjodohan semata, tapi juga kisah ini mengajarkan kita untuk menghargai seseorang yang telah berjuang. Jangan menyia-nyiakan m...