YLIA - CH02

1.6K 97 6
                                    























Taehyung melempar asal belanjaan nya ke sofa ruang tengahnya. Dan langsung terduduk di sofa.

Tit tit tit

Tiba tiba seseorang tengah membuka apartemennya tanpa seijin dari taehyung sendiri. Sandi apartemennya hanya Kakaknya dan satu temannya yang mengetahui. Park jimin.

Teman satu kampusnya yang mengambil jurusan bisnis.

Karena mereka sama sama pewaris perusahaan appanya.dengan posisi nomor satu di pegang teguh dengan TH company. Dan di posisi nomor 2 di pegang oleh JM company. Hanya saja jimin adalah putra tunggal di JM company.

Kedua orang tua mereka sangat akrab. Makanya kedua anaknya juga akrab dari masih menggunakan popok hingga sekarang.

"Aku sudah bilang, jika kemari hubungi aku dulu jim"
Ucap taehyung dengan nada rendah karena saking lelahnya.

"iya iya maaf. Dan.. Ini apa? "
Jimin melihat sekantung penuh dengan mi instan bbulddakbokemyeon.

"__wah tae kamu membeli segini banyaknya. Bukankah kamu tidak suka makanan pedas? "
Lanjut jimin

"Bukan urusanmu jim. Aku lelah, masakkan aku mi instan itu. "
Taehyung langsung menghiraukan jimin yang tengah berdiri dengan mi instan di tangannya.

"Dasar alien. Masak sendiri sana. Aku tidak mau"

"besok jangan nebeng di mobilku"

Jimin langsung melangkahkan kakinya menuju dapur yang tidak jauh dari ruang tengah. Tidak ada sekat untuk membatasi antara keduanya. Hanya ada meja makan yang besar dan luas disitu.

Terkadang taehyung merasa kesepian makan makanannya di meja makan yang luas. Dan itupun hanya dirinya seorang.

Kakaknya terkadang juga berada disitu, hanya menginap semalam. Dan selanjutnya? Entahlah









Setelah 15 menit berlalu.

Jimin membawa panci kecil yang terdapat mi instan yang telah di olahnya.

Tak lupa dengan mangkuk kecil yang mereka gunakan untuk wadah mi instan.

Mereka menyantap mi instan itu bersama dengan suara televisi yang menemani mereka.

Memang hanya jiminlah yang mengerti dengan keadaan taehyung. Dikala senang maupun susah.



Malam pun tiba.

Jimin memutuskan untuk menginap di apartemen taehyung. Yang sialnya hanya memiliki satu kamar. Terpaksa jimin tidur di sofa tapi lumayan luas untuk tubuh jimin. Letaknya tak jauh dari ranjang king size milik taehyung.

Dengan usilnya, setelah taehyung terlelap jimin berbaring di sisi taehyung ya meski jaraknya lumayan jauh sih. Mengingat ranjang king size yang begitu luas.








"Kamu selalu menghadapi hari hari yang sulit tae. Aku salut dengan ketegaranmu"

Ucap jimin lirih dengan menatap lekat lekat wajah sahabatnya itu.








Matahari telah menampakkan sinarnya menembus tirai.

Kedua pria itu masih sibuk dengan alam mimpinya.

Tapi tidak dengan taehyung yang merasakan kaki yang berada tepat di depan wajahnya.

Tapi dengan santainya taehyung malah menjadikan itu sebagai bantalnya.

PSYCHOPATH & Your Lie In AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang