Ikhlas II

780 32 0
                                        

Jangan mudah berfikir ketika Allah menjawab doa kita dengan cepat itu sebuah anugrah, bisa jadi itu adalah cobaan.

Sejauh ini hatiku sudah bisa benar-benar ikhlas melepasnya, namun ketika hari H itu semakin dekat entah kenapa aku merasa begitu berat menerima kenyataan bahwa sebentar lagi ia akan menikah dengan wanita pilihannya yang belakangan ini aku mengetahui bahwa wanita itu adalah mantan pacarnya dan berpisah karena wanita tersebut hijrah.


Sungguh luar biasa bukan takdir Allah, bagaimana tidak ketika aku meminta kepada-Nya dalam doa setiap sujudku jika ia yang terbaik izinkan aku melihatnya atau setiap hal ketika meminta petunjuk dari Allah, Allah tunjukan dia, Allah hadirkan dia, Allah jadikan dia sebagai kode.

Hati dan perasaan pun mulai yakin bahwa benar Allah menakdirkan dia menjadi kekasih halal kelak, ketika hati mulai ragu ketika itu juga Allah yakinkan jangan meragu. Kenyataannya adalah Takdir tidak seperti yang di bayangkan, tidak seperti yang di inginkan, tidak seperti yang direncanakan.


Yah, manusia hanya bisa berencana, Allah lah yang mengambil alih semua yang ada di alam semesta ini. Baik buruknya itu semua atas kehendak sang pencipta. Apapun yang terjadi diri harus bisa menerima kenyataan pahit manisnya. Pada akhirnya takdir membuat hati terluka karena sebuah harapan, keinginan, perencanaan yang ada dalam fikiran tidak menjadi kenyataan.


Yang membuat hati ini benar-benar rapuh ketika melihat instastory sahabat dekatnya menjadikan undangan yang bertuliskan namanya dan wanita pilihan dia sebagai cerita dalam instagram. Ada rasa penasaran dalam hati kapan tanggal berapa tepatnya ia melepas masa lajangnya, dimana, dan siapa wanita itu. Karena di instastory sahabatnya dalam bentuk boomerang sehingga tak terlihat jelas.

.

.

.

Malam bersantai menikmati semilir angin yang menampakan langit mendung bertanda akan hujan. Terdengar dari sudut meja tempat aku meletakan benda persegi panjang yang menyala sambil merasakan angin berhembus bunyi notifikasi WhatsApp.


“Siapa sih nih?” tanya ku dalam hati dan segera membuka pesan itu.


“Bill, kalo aku gini sakit kali nangis guleng guleng aku”

Tulisan yang kubaca dalam pesan yang menampilkan nama Fahri di atasnya.


“Kok aku gak diundang ya?” ku balas pesan itu sambil memperhatikan foto undangan yang dikirim Fahri.


Ternyata dia menikah dalam minggu ini, tepat tanggal 07 April 2019. Semua memori bagaimana awal perkenalan kami, bagaimana kata-kata yang pernah ia tuliskan kembali terulang dalam ingatan, awal perkenalan karena Fahri.


Hal itu berakhir tepat 3 bulan lalu ketika ia mengatakan untuk memilih wanita tersebut.


“Takut ingat mantan kali” balasnya


“Mantan gebetan, hahah”


“Takut kali kaya di fb sama ig itu, wkwkwk”


“Ahaha yang gak gak aja,

Tapi gakpapalah bagus juga, jadi akutuh gak terlalu terluka”


“Haha, doain aja Bill hujan deras, banjir, tsunami”


“hiahh.. Jahadd benerr.. Tapi gakpapalah kan kita di dataran tinggi dia di bawah jadi kita gak kena, bantu doa ya”

“wkwkwk”


“Beres Bill, kali ini doa seorang jomblo di kabulkan”


Berakhir percakapan sampai disitu. Jangan berfikir bahwa aku benar-benar mendoakannya seperti itu, hanya sekedar senda gurau.


Selepas sholat isya aku merasa hati ini sangat lelah menahan rasa yang ingin sekali mengeluarkan beban itu dengan menangis. Seketika air mata ini menetes, semakin dalam semakin jauh aku mengingatnya semakin tak dapat terbendung.


Aku menangis karena terlalu bodoh mudah berfikir bahwa Allah benar menakdirkannya untukku, bahwa semua yang Allah beri petunjuk itu sudah pasti bahwa dia lah takdirku. Aku bodoh yang secara naluri berharap dan menginginkan nya padahal aku tau Allah maha pencemburu.

Allah mampu membolak balikan hati setiap hambanya, sekejab saja jika Allah sudah berkehendak hati dapat berubah. Seperti inilah kenyataannya yang hanya bisa menangisi kebodohan dan mengesampingkan fakta bahwa Allah lah sebaik-baiknya pengharapan, bahwa Allah lah yang mempunyai kunci takdir setiap hambanya.


Dengan sengugukan karena menangis sejadi jadinya dalam kamar bercampur hujan, Aku mulai terlelap dari kesedihan yang membuat hati sangat hancur dan kecewa, bahwa seperti inilah rasa ketika menikah namun tidak bersama ku.

Terbangun dengan mata sembab dan sedikit bengkak, syukurnya tak ada yang tau kecuali diriku dan Allah. Ku siasati dengan Makeup coklat tipis di pelupuk mata sehingga tidak terlalu menampakan perubahan mata akibat semalam.


Hal yang tak disangka ketika bisa mendapat informasi dari teman sejawat tentang wanita pilihan dia, dan hati ini mulai bisa menerima itu semua karena mencoba ikhlas adalah jalan dan pilihan terbaik, jangan sampai kesedihan membuat mu hancur dan terpuruk, cukup untuk tadi malam, pagi ini mulailah dengan baik dengan baru dan ceria. Tak perlu mengingat-ngingat hal itu kembali karena sebentar lagi ia akan menjadi milik orang lain.


Jadilah wanita yang lebih baik lagi, jangan mudah meletakan harapan kepada selain Allah, karena pada sejatinya manusia hanya bisa berencana namun pada kenyataannya Allah lah yang mampu mengatur segala yang terjadi atas kehendaknya.

.
.
.

Happy reading and don’t forget for stars every stories
And Follow my Wattpad 😂😍
Thank you for All
Always reading Al -Qur’an everyday guys.. 😍

Sekali sekali gunain B. Inggris gakpapalah ya, ntar coba pakai B. Arab juga😂

Wait for next stories...
Doain ya Author cepat di halalin biar ada cerita yang lebih seru lagi..
Aamiin😁

Hijrahku Dan Hadirnya IaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang