Mencoba ikhlas itu sulit, namun Percayalah bahwa ketika kita mengikhlaskan seseorang maka Allah akan menggantikannya dengan lebih dari yang kita ikhlaskan
🌹🌹🌹
Sudah lama sekali tidak saling bertemu, menatap, dan apapun itu. Semua berjalan sebagaimana takdir yang sudah di tulis oleh sang pencipta.
Satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah perasaan seorang ibu yang begitu peka. Semua yang terjadi selalu ku ceritakan tentang siapapun yang sedang mencoba dekat dengan ku. Apalagi dia yang notabennya adalah tetangga sudah pasti Mama lebih tau bagaimana dan cerita tentangnya.Sampai malam dimana Mama menyampaikan isi hatinya bahwa aku tidak boleh terlalu berharap kepada dia. Lalu seketika aku terbayangkan dengan apa yang di ucapkan Wanita kesayanganku. Dari situ hati ini, diri ini, bahkan semua hal tentangnya ku coba menjauh, melupakan dan belajar untuk bisa mengikhlaskan.
Dan benar perasaan seorang ibu itu lebih peka, lebih mengetahui.
Pagi pun tiba, disaat aku sedang merapikan tempat tidur, terdengar notifikasi WA beberapa kali yang menandakan adanya pesan masuk.“Assalamualaikum dek.
Afwan sebelumnya, sebenarnya pilihan Abang bukan hanya Adek, ada dua orang salah satunya Adek. Dan maaf, keputusan Abang memilih dia.
Syukron.
Wassalamualaikum”.
Isi pesan dari Bang Chandra yang membuat perubahan pada suhu tubuh terasa gemetar dan dingin seketika.“Wa’alaikumussalam
Iya Bang” balasku dengan singkat seketika merasakan sekujur tubuh gemetar dan terasa dingin.“Syukron atas pengertiannya”
Pesan singkat tentang sebuah pernyataan. Untuk merasakan sedih saja sudah tidak bisa, karena itulah yang ku minta kepada Allah tentang sebuah kepastian. Dan itulah jawabannya. Banyak hal yang tak pernah kusesali ketika mendengar ucapan orangtua adalah tentang kebaikan diri sendiri. Ketika hati mencoba ikhlas dan melupakan disitulah diri sanggup menerima pernyataan.
Aku yakin semua yang Allah takdirkan adalah yang terbaik. Sekalipun Allah mempertemukan namun belum tentu mempersatukan.
Bagaimana pun usaha kita, jika Allah tak menakdirkan maka tak sesuai dengan yang kita harapkan. Namun percayalah Allah mempunyai kejutan yang sudah menanti didepan mata ketika diri ini menjalani kehidupan dengan ikhlas dan beribadah kepadanya.Semua berjalan dengan semestinya, walau jujur saja beberapa minggu aku menjalani dan dipenuhi canda tawa dengan sandiwara demi tidak memperlihatkan masalah yang menghampiri. Karena aku berfikir ini hanya masalah ringan cukup Aku dan Rabbku yang mengetahuinya.
.
.
.
Sebulan libur UAS cukup menguras fikiran karena terus saja berkutat dirumah dan bingung mau mengerjakan apa melakukan apa lagi. membuat otak ingin sangat lamban sekali dan butuh melihat alam.
Aku pergi sore hari setelah selesai dengan tugas rumah, ke taman yang jarak tempuhnya kurang lebih 20 menit dari rumah. Melihat suasana senja, dengan suara burung-burung berkicau, ombak-ombak kecil yang di hasilkan dari dentuman batu yang dilemparkan ke danau, pepohonan hijau nan rindangm membuat mata dan fikiran lebih tenang.Dengan semua masalah menyelimuti fikiran yang membutuhkan teman untuk menjadi pendengar dan pemberi nasehat. Namun apa daya sedangkan masalah ini juga karena teman, bukan hanya sekedar teman namun teman dekat bisa dibilang sahabat.
Didalam hati terus bertanya, salahkah aku merasa seperti ini? Bersikap seperti ini?.
Aku merasa asing diantara mereka, ketika mereka saling berbagi cerita, ketika mereka bisa pergi bersama namun tidak dengan ku. Aku tau jarak rumah ku yang menajdi penghambat, karena jauhnya jarak rumahku diantara mereka.Sebenarnya ini sudah lama kurasakan semenjak di bangku sekolah, namun perasaan ini berusaha acuh dan tak peduli. Tapi, lama kelamaan hati ini tak sanggup jika harus seperti itu semua penuh dengan sandiwara.
Tiba dimana dia lebih memilih teman barunya dari pada aku yang selalu berusaha ada untuknya.
Ada kata yang membuatku cukup kecewa saat dimana aku berusaha membela dan berusaha ada untuknya.
Namun tidak dengan mereka yang terlalu sibuk dengan kehidupannya.Aku diam, menjauh dari mereka merubah sikap menjadi lebih dingin dan mulai menjauh. Aku sadar ini tak boleh berlangsung lama. Karena, Allah tak menyukai seseorang yang memutuskan tali silaturahmi. Setidaknya dalam beberapa hari itu aku mencoba untuk tetap biasa dan coba untuk bisa menerima kenyataan.
Pada akhirnya aku mulai terbiasa kembali, dan sudah terbiasa dengan mereka yang kuanggap sebagai sahabat. Aku juga sadar bahwa keegoisan bisa merusak persahabatan jika tak ada yang mengalah maka takkan ada yang memulai untuk baikkan.
Ntah sudah terlalu nyaman dengan persahabatan, ntah diri yang terlalu baik sehingga tidak sadar bahwa mereka ingin menjauh.
Aku kuat, aku mampu semua karena Allah, hanya karena Allah. Ketika terjatuh dan rapuh, ketika kecewa dan terluka selalu ada Allah yang membersamai disetiap hal yang kurasa. Sampai aku mampu untuk memendam semua yang kulalui, menyembunyikan luka, aku mampu untuk terlihat bahagia di hadapan mereka. Namun tidak dengan di hadapan Allah aku sangat lemah dan tak berdaya, dengan sombongnya air itu mengalir begitu saja tanpa permisi keluar dari pelupuk mata. Setiap sujud dan doa tak henti-hentinya mata ini tergenang oleh zat cair yang keluar membuat mata memerah dan panas.
Entah kenapa setiap air mata yang keluar membuat hati sedikit lega dari beban fikiran. Ketika aku mulai tenang, matapun rasanya enggan terbuka akhirnya aku menjatuhkan badan ke tempat paling damai untuk mengukir mimpi. Yah, beristirahat adalah salah satu cara melupakan sejenak masalah.
.
.
.
Syukron atas pengertian para reader, karena cerita ini berasal dari pengalaman author jadi Up nya sungguh jarang banget..
Karena author sungguh butuh banget liburan.
Hehe..
Jangan bosan baca ya, jangan lupa Al-Qur’an tetap jadi bacaan utama.
Jangan lupa juga bintangnya ..😁
Tunggu next episode ya.
![](https://img.wattpad.com/cover/109473991-288-k119085.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Dan Hadirnya Ia
SpiritualSemua akan indah pada waktunya percayalah. Mungkin saat ini dirimu sedang di beri Allah ujian dengan berkali kali kekecewaan sebagai peringatan bahwa Allah maha pencemburu dan hatimu jatuh cinta kepada selainnya. Tapi yakinlah bahwa Allah sudah memp...