11| Katakanlah jika ini benar, dan katakan juga jika ini salah...

1.6K 61 2
                                        

         Siang harinya, kami pun memulai kegiatan tak terasa waktu cepat berlalu dan besok sudah pulang kerumah masing masing. Masing masing satuan bergabung membentuk tim untuk memainkan beberapa permainan air.
Seru sekali, kami berlomba mengumpulkan air sebanyak banyaknya dengan bambu yang di ikat dengan tali simpul sederhana yang di bagi 4 bagian tali untuk menjaga keseimbangannya.
Tak terasa waktu semakin menipis, namun akhirnya kelompokku menjadi pemenangnya.
Setelah kami sudah basah kuyub dan guru yang membimbing pun mengajak kami mandi di sungai yang ada disekitar situ.
Setelah berjalan cukup jauh tak juga di temukan, aku pun memutuskan untuk kembali sendirian karena mereka masih sibuk mencari sungai sedangkan kakiku sudah sangat lelah berjalan. Di perjalanan ternyata hujan turun dengan derasnya membasahiku, bahagia rasa ketika hujan turun dengan deras membasahiku setidaknya hujan ini selalu membuatku tenang.
Sesampainya di perkemahan ternyata Yuni dan Yulia sudah berada disana.

"lohh kamu gak ikut orang itu bill" ucap yulia bertanya denganku.

"nggak yu, pegal kaki billa" ucapku lesuh karena kelelahan.

"yaudah sinilahh neduh" ucap yulia sambil melambaikan tangan dengan aba aba mengajak.

" nggak ah, ngapain lagi udah basah kuyub gini " ucap billa sambil menunjukan diri dan berdiri di atas batu sambil menikmati hujan.

"A..iya pulaknya dirimukan gitu emang kalau udah hujan" ucap yulia pasrah melihatku.

Aku hanya tersenyum menatapnya, aku duduk di atas batu sambil bersila dan bertingkah seperti orang bersemedi. Sampai guru yang ada disana menertawaiku.
Hujan berhenti aku dan teman temanku bergegas mandi.
Selesai mandi kami kembali ke tenda dan di dalam tenda ada dia. Kulihat dia sangat kelelahan dengan nyenyaknya ia tidur di tenda kami. Aku dan temanku pun tak berani membangunkannya. Namun tak lama ia tersadar dari tidurnya dan langsung mengubah posisi nya menjadi duduk bersila ia memperhatikanku dan temanku.

"Tampaknya nyawanya belum kembali dengan sempurna" kataku dalam hati sambil tertawa dalam hati.

Dia terus memperhatikan apa yang kulakukan, tiba tiba tangannya di telakan di atas lututku, segera ku singkirkan dengan dalih membersihkan celana dari bedak bedak yang berhamburan. Dan setelahnya posisi tangannya kembali sepert itu lalu aku gunakan dalih yang tadi juga dan segera mengubah posisiku.

          Malam pun tiba, sungguh suasana malam ini sangat berbeda dengan kedatangan beberapa temannya yang membuat kami pun juga akrab dengan mereka. Pak Nanda dan teman temannya sibuk meracik bahan masakan untuk besok dan aku bersama teman temanku menikmati dinginya udara malam dengan indahnya bintang bintang mewarnai langit yang gelap gulita dengan api unggun yang besar kami pun berkumpul mengelilinginya.
Aku tersadar sepertinya ada yang kurang pandanganku sangat berbeda ternyata aku lupa memakai kacamata. Aku pun kembali ke tenda untuk mengambil kacamataku.

"Pak masak apa tuh?" tanyaku padanya yang mengalihkan perhatiannya, berhubung tenda temannya sebelah tendaku dan meraciknya sebelah tendaku. " Besok masak sayur asam sama tumis kacang ya " jawabnya yang menatapku.

"Okedeh pak" jawabku yang membentuk menyatukan jempol dan telunjuk membentuk O dan ketiga jari ke atas. Aku memperhatikan bagaimana teman temannya dengan cekatan meracik bumbu untuk besok. Dan tak sadar ia mengubah posisi yang tadinya berjongkok kini berdiri sebelahku. Aku menghiraukannya saja karena mungkin ia lelah.
"Slup" tangannya merangkul tanganku tiba tiba.

“Ih.. jangan belum makhrom" ucapku sambil melepaskan rangkulannya

"Tapi senang kan " ucapnya dan kembali merangkulku.

"gak aahh, billa gak senang" jawabku yang kembali melepaskan rangkulannya

“Jadi senangnya diapain? Di halalin? " jawabnya sepontas yang tak mengulang aktifitasnya namun hanya menatapku, akupun hanya bisa terseyum dan mengagguk di hadapannya.

"Kalau itu sabar lah" jawabnya dengan nada datar. Akupun membalikan arah melihat orang orang yang mengelilingi api unggun.

Terasa udara berbeda  perasaanku berkata ia berada tepat di belakangku bahkan sangat dekat dan aku tak berani membalikan posisiku hanya berusaha memberi jarak. Tiba tiba ia mencubit kedua pipiku dan langsung pergi begitu saja setelah aku melihat kebelakang ia sudah berada bersama teman temannya.

" Dasarr " dalam hatiku sebal. Akupun kembali menemui mereka mereka.

Esok hari kami mulai berbenah untuk pulang membereskan segala barang dan melipat tenda tenda.

Beberapa minggu libur....

          Tiba saat memasuki hari sekolah, semua masih biasa saja. Namun aku berfikir ia bakal berbeda, ternyata aku salah. Ia masih tetap seperti waktu itu dingin, cuek, terlihat tak peduli saat aku dan teman temanku lewat. Aneh ia seperti itu hanya kepadaku. Namun saat aku sendiri ia ramah, senyum mau negur. Suatu ketika saat anak SMK mendapat jadwal pengibaran senin dan mereka ingin memakai baju PDU.

"Suara notifikasi WA berbunyi" aku melihat ternyata Pak Nanda menanyakan dimana letak baju PDU disimpan melalui grup paskibra.

"Bajunya ada di dekat rak rak buku di kantor pak" jawabku melalui grup.

"Dimananya kak?" balasnya

"Di dalam box yang tutupnya biru"

"Coba salah satu dari kalian kesini jumpain saya"
.
.
"Duhh gimana nih siapa yang mau kesana?" ucapku pada mereka berdua yulia dan silvia

"hmm kamu ajalah bill" ucap mereka kompak

"Serius nihh billa?" jawab ku yang melihat mereka berdua

"yaudahh sanaa" jawab mereka sambil menarik ku dari tempat dudumk dan mendorongku keluar, mereka pun senyum senyum gak jelas gitu.

"Yaudah pak billa kesana" balasku di grup paskibra
.
.
.

Sampailah aku di kantor SMK, tepatnya di depan ruangan penyimpanan buku buku. Aku mulai sibuk mencari kotak yang ku maksud itu. Tak lama kemudian ia masuk dan kami hanya berdua didalamnya.

"Astaghfirullah, kami hanya berdua didalam ruangan ini" ucapku sambil merasa sangat canggung dan ah ntahlahh aku bingung mengungkapkannya.

"Dapat bajunya?" ucap seseorang dari luar ruangan dan ikutan masuk.

"Belum dapat Bang" jawabku sambil menghela nafas dan nerkata dalam hati "Alhamdulillah syukurlah".

"Geserr kesini dulu" ucapnya sambil menarik pergelangan tanganku dengan lembutnya.

Tanpa ada kata yang keluar dari mulut ku, dan aku hanya menurutinya saja.

" apa ini, kadang ia baik, Kadang ia jutek dan bahkan pura pura tidak mengenalku " ucapku dalam hati.
.
.
.

Afwan banget kalo yang ini ceritanya kurang seru, mohon masukannya😇
Dan Alhamdulillah selesai juga perjuangan author di bangku SMK😂
Sedihh bangett...😭

Hijrahku Dan Hadirnya IaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang