Lamar???

626 17 0
                                        

Pembuktian itu harus ada ketika engkau benar- benar ingin memilihnya menjadi pelengkap separuh imanmu

.

.

.

💖💖💖


Tak biasanya hal ini aku sembunyikan kepada teman-teman dekatku, yang mengetahui hanya keluarga saja. Sengaja emang gak di beri tau terlebih dahulu karena di takutkan hanya sementara saja seperti yang sebelum-sebelumnya.


Saat hari kepastian bahwa ia akan melamarku, beberapa hari sebelumnya barulah aku ber tau mereka. Sangat lucu melihat mereka yang syok mendengar kabar lamaranku, mereka bertanya tanya dengan siapa, bagaimana, begitu banyak pertanyaan yang mereka lontarkan.

Yang bikin menakjubkan itu rencana dia melamar dadakan banget hingga persiapan pun seadanya.


Tepat tanggal 9 Juni 2019 hari itu tiba hari di mana ia bersama keluarganya hadir untuk melamar ku. Pukul 14.30 wib aku melihatnya dari teras dia turun dari mobil bersama Om nya.

“Loh kok warna bajunya sama, sama-sama hitam gini gak ada janjian padahal” ucapku dalam hati yang memperhatikan warna pakaian kami yanh senada.


Selanjutnya, kami semua masuk kedalam rumah untuk memulai acara aku dan dirinya sangat terlihat malu-malu, kami pun terlihat canggung dan diri ini sudah merasa palpitasi, thremor, ah... Sungguh bingung mengungkapkannya.


Selesai kata sambutan masuk prosesi penyematan cincin di jari manis kananku sebagai tanda pengikat.


“Silahkan kepada Mamanya Jody bisa menyematkan cincin ke jarinya Nabilla” kata sang moderator acara


“loh... Kok gak nadzor dulu” dalam hati terucap. Aku dan dirinya terlihat bingung karena langsung memasuki prosesi lamaran.


Akhirnya Mama Bang Jody menyematkan cincin di jari manisku. Dan ada beberapa kata dari Uwak nya.


“baiklah sekarang kita masuk prosesi makan bersama” ucap suara Ayah yang mempersilahkan mereka makan.


Mereka pada bubar mengambil makanan, akupun berdiri ingin keluar menemani sahabat-sahabatku yang hadir.


“Bill... Tunggu katanya waktu itu bisa lihat wajahnya sekarang Ibu, Bulek, Bude mau lihat” ucap Mamanya Bang Jody yang memberhentikan langkahku.


“ehiya Buk.. Sebenernya tadi seharusnya Nadzor dulu baru lamaran tapi udah terlanjur. Disini aja Billa bukanya Buk? Billa malu” jawabku yang malu-malu


“iyaudah gakpapa kan cuma kami kami aja Bill, paling laki-laki cuma Jody” jawab Mama Bang Jody

Hijrahku Dan Hadirnya IaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang