Kelima orang dengan penampilan berantakan tengah terduduk lemas ditengah ruangan. Suasana rumah yang awalnya berantakan kini tambah berantakan akibat kelima orang yang dengan semangatnya mencari keberadaan batu betuah.
"Aku lelah!" ujar yura dengan tangan sibuk mengipasi wajahnya yang kini telah dibanjiri keringat.
"Sampai kapan kita mencari, sudah seluruh ruangan dirumah ini kita telusuri namun tak ada satupun tanda yang menjelaskan keberadaan batu itu" ucap jimin mulai putus asa.
Semua orang terdiam sibuk dengan pikiran dan rasa lelahnya masing-masing. Sedangkan So Eun yang tengah terduduk disudut ruangan itu meneliti sekali lagi tiap sudut ruang tengah itu dengan netra almondnya.
Ketika So eun mulai beranjak berdiri untuk kembali mencari, tanpa sengaja tangannya menjatuhkan peti kecil yang tersimpan dibalik kain putih yang letaknya berada di atas meja, dekat tempat duduknya.
Brakkk!!!!
Suara yang ditimbulkan kala peti itu jatuh cukup keras, sehingga membuat semua orang mengalihkan atensi mereka ke benda jatuh tersebut.
So Eun yang merasa menjatuhkan sontak bergegas mengambil peti itu guna dikembalikan ketempat semula. Namun saat peti itu diangkat dan akan dikembalikan, tanpa sengaja tutup peti itu terbuka hingga menampilkan sebuah benda yang menjadi tujuan mereka kesini.
"Wah!!, teman-teman coba lihat kita berhasil menemukan batu betuahnya!!" teriak So Eun bahagia.
Sontak semua orang langsung berdiri dan bergegas menghampiri So Eun yang tengah memegang batunya.
"Wah, syukurlah. Jadi begini rupa dari batu keabadian itu biasa saja tidak ada istimewanya" ucap Yura remeh, merasa sebal karena lelah mencari batu itu kesana kemari, kalau sampai batu itu cuma batu biasa Han Yura berjanji akan mencekik leher Seokjin.
"Hei!!, jaga ucapanmu Yura-ssi" ucap Jimin yang berusaha memperingati yura.
"Sudah jangan ribut disini, ayo kita keluar sekarang, kasihan Seokjin menunggu lama" ajak Taehyung.
***
Seokjin yang tengah terduduk di atas batang pohon yang telah tumbang hanya mampu menguap lelah. Lelah menunggu selama berjam-jam teman-temanya yang tengah mencari batu.
Saat netra tajamnya akan tertutup akibat mengantuk, indra pendengarnya tanpa sengaja mendengar suara ranting yang patah akibat terinjak kaki. Sontak mendengar suara tersebut netra yang semula mengantuk itu kini telah terbuka lebar. Seokjin menatap sekelilingnya dengan tatapan tajam serta waspada.
Mata tajam milik pemuda kim itu memincing curiga ketika ia melihat sekilas bayangan hitam dibalik sebuah pohon yang tumbuh menjulang tinggi dengan semak-semak yang mengelilinginya.
Kaki panjang milik Seokjin mulai melangkah mendekati pohon dengan sebuah tongkat sihir berada digenggamannya. Ketika akan sampai pada pohon yang dimaksud sebuah pangilan mengejutkan seokjin hingga remaja kim itu menoleh kesumber suara.
Disana seokjin melihat kelima temannya tengah berjalan menuju dirinya.
"Bagaimana?" tanya seokjin kepada mereka.
"Ketemu dong" jawab mereka serempak.
Seokjin yang mendengar itu tersenyum lega, merasa tidak sia-sia ia menunggu berjam-jam.
"Kalau begitu, aku saja yang membawa batu itu" ucap seokjin.
"Kenapa kau yang bawa" tanya jungkook penasaran.
"Karna hanya aku yang tahu cara menyimpannya" jawab seokjin santai.
Semua orang yang mendengar itu lantas mengangguk mengerti. Lalu tangan mungil So Eun memberikan sebuah kantung yang berisi batu itu ketangan seokjin.
"Ayo kita pergi!!" ujar Seokjin semangat.
****
Matahari sudah berada tepat diatas kepala menandakan hari telah siang. Enam orang murid dari Akademi Artemisia yang kini berada dihutan Blackblood tengah berteduh dibawah pohon. Mereka semua sedang istirahat serta makan siang. Dibawah langit yang cerah mereka berenam terlihat bercanda melepas sebuah beban yang kini mulai beangsur hilang.
Namun tawa mereka luntur seketika ketika sejumlah orang dengan jubah hitam dan tudung yang menutupi sebagian wajah, tengah mengepung mereka. Dan seketika kekacauan terjadi.
.
..
.Tbc.
Makin ancur :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mage Of Muggle (End)
FantasíaSlow update Berawal dari kisah masa lalu antara para muggle dengan penyihir yang saling bermusuhan. Hingga perdamaian hadir diantara mereka. Namun tidak seorang pun tahu dendam masih bersarang disebagian hati penyihir. Lalu bagaimana cara para penyi...