Prolog

164K 2.8K 14
                                    

_____

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____

"Layla mohon beri kami waktu 1 minggu lagi tuan" Layla memohon kepada sekumpulan bodygoard di depan rumah sewa nya.

"Tidak bisa nona, bos kami tidak ingin menunda nya lagi" jawab salah satu orang itu.

Layla semakin terisak mendengarnya. Bagaimana lagi, ia harus membayar uang sewa rumah nya sekarang. Tapi sepersen uang pun di tangan nya tidak ada.

Sangat sulit bagi Layla dan kakaknya mencari nafkah. Layla hidup bersama kakaknya, orangtuanya? Mereka sudah meninggal dari Layla berumur 9 tahun, kakaknya sendiri yang menjaga nya sampai usia 20 sekarang. Dan sekarang rumah dan uang tidak mereka miliki, habis sudah hidupnya.

Tapi ia tidak menyerah begitu saja, ia akan menyelesaikan nya.

"Sudahlah dek, kita tidak bisa lagi. Lebih baik kita pergi saja dari sini" kakaknya merangkul bahu Layla untuk pergi.

"Ijinkan Layla bertemu dengan bos kalian sekarang" ucap Layla.

"Tapi nona.. "

Tap tap tap!

Seorang pria berjalan dengan baju santainya dan berhenti di depan Layla berjongkok.

"Kenapa hanya mengurus seperti ini saja kalian lama sekali?" tanya pria itu dengan nada sinis.

"Nona ini ingin bertemu dengan bos" jawab salah satu orang itu.

Layla dan kakaknya hanya menunduk diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Layla dan kakaknya hanya menunduk diam.

"Siapa Willy?" tanya nya.

"Dia tuan, adiknya ingin bertemu dengan anda" Willy menunjuk ke arah Layla.

Layla menggigit bibir bawahnya. Takut jika pria ini marah karena tidak membayarnya.

Pria itu menatap Layla tajam lalu ia berjongkok di depan Layla. Pria tersebut memegang dagu Layla untuk menatapnya.

Manis, pikirnya.

Pria itu tersenyum "Kalian bisa tinggal disini mulai sekarang,asalkan..."

Pria itu mengusap pipi mulus Layla "Kau mau melayaniku di ranjang"

Bagai disambar petir, Layla memekik dalam hatinya.

Melayani? Apakah itu seks?

Mata Layla mulai berkaca-kaca, ia menahan sesuatu yang akan keluar dari mata indahnya.

"Tidak, dia tidak akan melakukan itu" Luna, kakaknya Layla menatap tajam kepada pria itu.

Pria yang bernama Baraa itu tersenyum sinis "Aku tidak memintamu, aku meminta padanya"

Layla beralih menatap Luna. Luna menggelengkan kepalanya, berharap adiknya tidak mau.

Ingat Layla ini demi kau dan kakakmu, Layla juga butuh rumah dan uang untuk hidupnya.

"Bagaimana nona manis, kau mau kan?"

"I-iya, Layla mau"

Gimana? Menarik?

Jangan lupa komen vote and ⭐

My Wife Layla[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang