My Wife Layla[END]

16.[MWL] Ricky dan Layla?

Vote sebelum baca.

Lycard Hospital.

Seorang pria berpakaian santai dengan memakai kaos hitam dan celana hitam selututnya berjalan di koridor rumah sakit.

Ditangannya terdapat sebuket bunga lily yang cantik ia bawa.

Tak lupa ia tersenyum, senyum penuh cinta yang akan ia tunjukkan untuk orang yang dicintainya.

Kamar 199.

Ia tersenyum gugup.

Memegang kenop pintu, memutarnya dan membuka pintunya perlahan.

Setelah terbuka lebar, terlihatlah seorang wanita memandang keluar jendela dengan selang infus di tangan nya.

Sepertinya wanita itu belum menyadari kedatangan nya.

"Layla" panggilnya.

Yang dipanggil menoleh ke arahnya dan membulatkan matanya.

"Ricky" seru Layla.

Ia sangat senang melihat mantan sekaligus sahabatnya yang datang menjenguknya.

Ia kira Ricky tidak akan menjenguknya.

Ricky mendekati nya dan duduk di samping nya.

Ricky menyodorkan bunga lily nya kepada Layla "Untuk tuan putri yang sedang sakit"

Layla tersenyum dan menerima nya lalu memeluk dan menghirup aromanya, matanya berbinar-binar "Terima kasih Ricky"

Ricky mengangguk, ia melihat wajah Layla.

Sedikit pucat tapi tetap cantik.

"Kamu udah sarapan?" ucap Ricky cemas.

Layla menoleh ke arah Ricky, terlihat dari raut wajah pria itu sepertinya mengkhawatir dirinya.

Ia sangat senang ternyata Ricky sangat peduli dan sayang kepadanya.

Ia tidak ingin membuat Ricky cemas, ia mengangguk kepalanya "Sudah, Layla sudah sarapan kok Ricky"

Ricky mengangguk paham.

Terjadi beberapa keheningan hingga akhirnya Ricky membuka suara.

"Kamu kenapa bisa seperti ini?"

Layla tersentak, buru-buru ia menggelengkan kepalanya cepat.
"Layla hanya kelelahan"

Layla tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Ricky, bisa-bisa Ricky akan menghajar Baraa tapi malah menurut Layla, Ricky lah yang akan habis di buat oleh Baraa.

Baraa sangat berkuasa dan Ricky hanya anak kuliahan, orang biasa saja.

Ricky menatap serius Layla hingga membuat Layla kikuk "Layla serius, Layla baik-baik saja"

"Kamu yakin?" tanya Ricky.

Layla mengangguk.