01.[MWL] Perjanjian

150K 2.5K 12
                                    

Vote sebelum baca.

_____

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Layla sedang berada di dalam mobil bersama Baraa, pria yang meminta nya untuk melayani nafsunya.

Pria ini memang jahat.

Layla menatap ke luar jendela mobil, ia memikirkan kakaknya Luna. Bagaimana keadaan Luna saat ini? Apa dia marah pada Layla karena menerima tawaran Baraa?

Tapi ini untuk dirinya dan kakaknya, tapi kenapa kakaknya marah padanya?

Layla menggelengkan kepalanya, ia menjadi pusing memikirkan pertanyaan di otak cantiknya.

"Kau harus bersiap-siap Layla"

Layla tersontak karena tangan Baraa sudah berada di paha putihnya, Layla langsung melepaskan tangan Baraa dari pahanya.

"Apa yang anda lakukan?" tanya Layla menatap tajam Baraa, yang ditatatap malah tersenyum nakal.

"Seharusnya kau berterima kasih padaku karena memberikan kalian rumah itu kembali" ucap Baraa santai.

Baraa memang benar tentang itu tapi Layla masih belum siap untuk melayani Baraa. Tapi jika Baraa tidak datang sudah pasti mereka sekarang berada di jalan, seperti para pengemis di luar sana.

Layla menghela nafasnya dan mengusap dadanya pelan.

Layla takut melakukan itu, banyak yang mengatakan bahwa seks itu sangat menyakitkan tapi setelah itu mereka malah menikmatinya bak di surga.

Tapi Layla takut, ia masih belum siap untuk itu.

Layla meremas ujung roknya kuat, sesuatu akan keluar dari kedua mata indahnya.

"Kita sudah sampai" ucap Baraa melirik Layla dari sudut matanya.

"I-iyah"

Layla menghapus air matanya dan membuka pintu mobilnya lalu berjalan di belakang Baraa yang sudah mendahuluinya.

Layla terpukau melihat isi rumah Baraa, ini rumah atau istana? Semuanya serba mewah dan mengkilap. Layla yakin ini semua pasti sangat maha, mana ada barang seperti ini murah.

Huh.. menghabiskan uang saja demi barang seperti ini.

Baraa berhenti di ruang tamu lalu tiba-tiba datang wanita paruh baya dengan baju pelayannya dan menundukkan kepalanya, memberi hormat kepada majikannya.

"Selamat malam tuan, ada yang bisa saya bantu?" ucapnya.

Baraa melirik ke arah Layla dan tersenyum, Layla mengerutkan alisnya melihat Baraa tersenyum padanya.

"Siapkan baju untuknya Alena dan berikan dia makan" ucap Baraa santai.

"Baik tuan" wanita bernama Alena itu tersenyum kepada Layla.

My Wife Layla[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang