Tiga - Kehidupan kelam.

196 38 7
                                        

Jangan lupa vote dan komentarnya, terimakasih teman-teman.

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

Agam tertawa namun tidak sengaja matanya menemukan satu gadis yang tengah menatap serius kearah depan, Agam melihatnya seperti sedang menahan tangis. Semua guru berjalan memilih tempat duduk, Agam berjalan sambil diam. Ia sama sekali tidak tahu jika disana ada anak didiknya sedang berdua yang tidak lain Keisha dan Adika.

"Saya fikir kamu teh gak mau bayarin, tahu gitu saya pesen yang banyak tadi" ucap Beni yang terkekeh

"Mau nambah? Tambah aja. Mumpung gue lagi baik." Ucap Raden

Beni menggelengkan kepalanya "Saya teh cukup tahu diri." Ucap Beni

"Ben, geli banget gue denger lo ngomong saya. Gue aja kenapa." Ucap Surya yang tidak kuat melihat Beni berbicara.

"Biarin aja atuh, da saya teh dari Sunda, masih mending kan dari pada aing."

"Nanti jadi aing maung" ucap Guntur membuat teman-temannya tertawa

"Ngomong-ngomong siapa ya nanti yang ganti guru Sastra?" Tanya Beni penasaran.

"Kenapa emang?" Tanya Ahmad

"Biar saya teh bisa minta traktir." Ucap Beni di sela tawanya.

"Gue fikir kalo cewek mau di nikahin, kalo cowok mau dijadiin adik." Ucap Dodi

"Lo fikir sayembara." Ucap Putra

Agam Hanya diam saja, ia bimbang. Agam masih ingat bagaimana Keisha muridnya menangis disana. Agam berhenti jalan "Kalian duluan aja, gue ke toilet dulu." Ucap Agam yang kemudian berbalik.

Agam berjalan cepat menghampiri kedua anak didiknya. Agam hendak memegang pundak Keisha namun Keisha berdiri "Gue balik, maaf kalo udah buat lo gak nyaman. Tapi harusnya lo gak usah ajak gue makan kalo akhirnya lo semenyebalkan ini." Adika terdiam menatap Keisha "Dan lebih menyebalkannya, gue gak bisa benci sama lo."

Agam terdiam, Adika menatap Gurunya. Keisha berbalik, ia terkejut melihat gurunya ada di depannya. "Pak Agam? Bapak ngapain disini?"

"Harusnya saya yang nanya gitu, kalian ngapain disini malem-malem? Bukannya belajar di rumah." Ucap Agam.

"Tanya Keisha aja, Pak. Kenapa dia ada di pinggir jembatan sambil sobek kertas." Adu Adika pada gurunya.

Keisha menatap Adika kesal. Adika pergi meninggalkan Keisha dan Agam. "Kamu mau bunuh diri?" Tanya Agam

"Gue masih waras, Pak."

Agam menarik nafas lelah "Terus kamu ngapain disana?"

Keisha menatap gurunya, Agam bisa melihat luka di kedua matanya "Karena saya lagi malas di rumah yang kayak neraka." Setelah itu Keisha pergi meninggalkan Agam.

Agam masih mencerna apa yang diucapkan Keisha, ia berjalan mengikuti Keisha tanpa sepengetahuan Keisha. Agam tahu muridnya yang satu itu akan marah jika tahu ia sedang mengikutinya.

Agam melihat Keisha masuk ke dalam mobil dan Agam mengikutinya. Begitu beruntung karena ia mendapatkan taxi dan mengikuti Keisha. Sebagai guru, ia tidak ingin anak didiknya kenapa-kenapa di tengah malam.

Mobil Keisha berhenti di depan rumahnya, Agam merasa lega. Namun Agam merasa aneh, Keisha tidak membuka gerbang dan masuk ke rumahnya. Agam keluar dari tadi dan membayar ongkos taxi. Agam menghampiri Keisha.

Agam mengetuk jendela mobil Keisha, tidak dijawab, Agam menyipitkan kedua matanya dan melihat Keisha yang menyenderkan kepalanya di stir mobil.

Agam mulai panik dan mengetuk jendela mobil berulang kali dan kencang. Keisha bangun, ia menengok ke samping dan melihat gurunya ada di balik jendela mobilnya. Apa ia mengikuti Keisha sampai sini?

found youWhere stories live. Discover now