Chapter 2

222 16 4
                                    

"Halo zahraaaaa." Ucap seorang lelaki pada salah satu teman kelasnya yang telah diketahui bernama 'Zahra'. Otomatis, wanita yang merasa namanya dipanggil lantas menoleh ke arah sumber suara. Diliriknya sekilas lelaki yang tadi memanggil namanya sekarang telah duduk dihadapannya sembari meminum jus jeruk milik lelaki itu.

"Ehh Ra, lo denger gue ngga sih?." Protes sang lelaki karena tak terima diacuhkan oleh wanita itu sembari meletakkan jus yang tadi diminumnya.

"Hmm." Zahra hanya membalas pertanyaan yang dilontarkan lelaki itu dengan deheman darinya tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang dibacanya. Menurutnya, novel mempunyai daya tarik tersendiri untuk membuat dirinya fokus dengan tulisan yang ada di dalamnya, jika dibandingkan dengan meladeni laki-laki yang tengah berada dihadapannya itu.

"Ya ampun." Ucap lelaki itu sembari menutup novel yang tengah dibaca oleh Zahra, yang kemudian novel itu diambilnya dan disimpannya di belakang tubuh lelaki itu. Zahra yang awalnya tidak peduli dengan kedatangan lelaki itu malah menjadi kesal sendiri dengan perbuatan yang dilakukan olehnya. Siapa yang tidak kesal jika ketenangannya diganggu? Tetapi lelaki dihadapannya ini sepertinya tidak pernah bosan untuk terus menganggunya sedari dulu.

"Astagaaa, lo kenapa ribet banget sih? Kan udah gue jawab, salahnya apa lagi coba? Lo mau gue jawab kaya gimana lagi? Oke gue jawab, halo jugaaa, gue baik nih, gimana kabar lo baik ngga? Baik juga pasti ya? Udah kan?." Ucap Zahra sembari mendelik ke arah lelaki itu dan sengaja menekankan dua kata terakhir yang diucapkannya.

Setelah menjawab protesan yang dilontarkan untuknya, Zahra berniat untuk segera merebut kembali novelnya yang sekarang tengah berada digenggaman tangan lelaki itu. Tentu saja, lelaki itu tidak memberikan novel Zahra semudah yang Zahra kira. Lelaki itu lebih memilih menahan novel milik Zahra daripada diacuhkan lagi oleh wanita itu, sehingga terjadilah insiden tarik-menarik antara kedua manusia yang berlawanan jenis tersebut.

Mereka berdua seolah tidak peduli dengan keadaan kelas mereka yang sekarang telah menjadikan mereka sorotan di seisi kelasnya, apalagi Zahra merupakan orang yang tidak terlalu suka dengan keramaian. Tetapi bagi Zahra yang terpenting novel itu harus kembali ditangannya lagi. Namun sayangnya, mungkin sekarang takdir sedang tidak berpihak kepada Zahra, sehingga novel tadi tetap berada ditangan lelaki itu.

"Jelas lah Ra lo kalah lawan gue, badan lo itu kecil, otomatis tenaga lo kecil juga." Ucap sang lelaki yang dihadiahi tatapan yang tidak bersahabat dari Zahra, seolah dari mata itu menyampaikan bahwa ingin mencabik-cabik mulut lelaki itu saat itu juga.

"Emangnya apa yang bagus sih dari buku ini, masih bagusan muka gue kali." Ucap lelaki itu membanggakan dirinya sendiri sembari melihat-lihat isi dari novel yang berada digenggamannya.

Zahra yang melihat lelaki itu tengah membaca salah satu bagian dari novel miliknya seolah mempunyai kesempatan baru untuk dapat merebut kembali novel yang berada di tangan lelaki itu.

"Iya, bagusan muka lo kok." Ucap Zahra sembari mendekat ke arah lelaki itu. Tanpa diperintah lagi, dengan cepat tangan Zahra langsung meraih lembaran yang tengah dibaca oleh lelaki itu. Karena sedikit terkejut dengan tarikan Zahra yang datang secara tiba-tiba, sehingga tangan lelaki itu reflek memegang lembaran novel yang lainnya.

"Lepasin ngga novel gue." Ucap Zahra

"Ngga, ini balasan lo udah ngacangin gue." Jawab sang lelaki.

"Pokoknya lepasin."

"Engga."

"Lepasin."

"Eng-"

Kreeekkk....

Belum sempat lelaki itu menyelesaikan ucapannya, suara lain telah memotong ucapannya terlebih dahulu. Dilihatnya, asal dari suara robekan yang ditimbulkan dari novel itu mengakibatkan dua orang yang tengah tarik-menarik tadi seketika terhenti dari aktivitasnya.

If I Could Tell YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang