Chapter 5

203 12 1
                                    

Seorang gadis kecil melangkahkan kakinya memasuki kawasan taman bunga yang indah. Berbagai macam bunga berjejer rapi menghiasi taman di sekitarnya. Di setiap sudut juga terdapat kolam air mancur yang menambah kesan mempesona di dalamnya. Ada pula lorong tumbuhan yang menjulur panjang disertai dengan tambahan pernak-pernik bunga di atasnya, yang di sebelah kanannya terdapat sebuah danau kecil yang jernih, di dalamnya pula terdapat ikan-ikan kecil yang mempercantik nuansa keindahan di danau itu. Sementara di bagian kiri terdapat pepohonan rimbun yang berjejer rapi dan sangat hijau.

Gadis kecil itu melihat ke arah sekitar. Merasa tidak ada orang, gadis kecil itu memilih untuk bermain sejenak dan menghibur diri.

Setelah puas melihat keadaan sekitar gadis kecil itu lantas melangkahkan kakinya kembali, menuju ke salah satu pohon rindang yang berada di sebelah kirinya.

Gadis kecil itu mendekati pohon yang menyejukkan itu dengan antusias. Namun langkahnya terhenti ketika mendapati seorang anak laki-laki tengah terduduk di sekitar pohon tersebut.

"Hey!." Ucap gadis kecil itu, yang otomatis membuat anak laki-laki itu menoleh ke arahnya. Merasa tak ada jawaban gadis kecil itu memilih untuk melangkahkan kakinya lagi agar dapat melihat lebih dekat anak laki-laki itu.

"Kamu ngapain disini?." Tanya gadis kecil itu kembali. Meskipun tak ada jawaban yang keluar dari mulut anak laki-laki itu, gadis itu tetap memilih untuk mengajaknya berbicara terus-menerus sampai anak laki-laki itu mau menjawab pertanyaannya.

"Nama kamu siapa?." Tanya gadis kecil itu lagi. Dia yakin, pertanyaan kali ini akan dijawab oleh anak laki-laki itu.

"Aku...namaku--"

"Alleeeee, bangun nak. Kamu harus bersiap-siap untuk pergi sekolah."

Suara teriakan yang disertai dengan ketukan pintu itu membuka kedua mata seorang gadis yang tengah terlelap sebelumnya. Diliriknya jam dinding yang berwarna biru laut itu telah menunjukkan pukul 05.32 yang artinya, dia harus segera menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah.

"Iya ma, Alle udah bangun." Teriak Alle, memberi pertanda pada Ellena sebagai jawaban dirinya.

"Jika kamu sudah selesai bersiap nanti, segeralah turun ke bawah untuk sarapan sebelum pergi sekolah." Peringat Ellena sembari melangkah menjauhi pintu kamar Alle.

'Siapa gadis kecil dan anak lelaki itu?' Batin Alle bertanya.

Setelah lama bergelut dengan fikirannya sendiri, Alle memilih melupakan sejenak mimpinya dan memutuskan untuk menyibakkan selimutnya sembari beranjak dari tempat tidurnya untuk menuju ke kamar mandi agar bersiap-siap untuk sekolah.

*****

Alle memandang sekilas bayangan dirinya di pantulan cermin sebelum memutuskan untuk turun ke bawah. Setelah dirasa sudah cukup siap, Alle mengambil tas, handphone dan keperluan lainnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju ke anak tangga dan turun untuk sarapan, seperti yang diperintahkan oleh Ellena tadi.

"Hai, pa. Hai, ma." Sapa Alle setelah sampai pada pijakan tangga yang terakhir dan berjalan mendekati Abraham dan Ellena.

"Oh, hai sayang. Sini kemarilah." Sapa Ellena kembali sembari menyiapkan sarapan yang tentu saja dibantu oleh Bi Ijah dan segera menyuruh Alle agar bergabung untuk sarapan bersama. Sedangkan Abraham hanya membalas sapaan Alle dengan senyumannya.

"Dimana Bang Bagas ma?." Tanya Alle sembari duduk untuk sarapan bersama dengan yang lainnya.

"Masih di kamarnya mungkin. Mama juga belum melihatnya dari tadi." Jawab Ellena, karena memang dari tadi ia sama sekali belum melihat putra satu-satunya itu.

If I Could Tell YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang