22

125 8 0
                                    

Sofa di depan televisi menjadi tempat paling nyaman kedua setelah kasur di kamar. Sejak kecil aku sering sekali tertidur di sini, dan selalu berpesan pada papa untuk tidak mengembalikan aku dari sofa ini. Dan semalam aku memilih untuk tidur di sini. Lagi pula tak ada yang bisa melihatku. Hanya ada aku di rumah ini.

Seperti kata mama, kami sering berlibur ke Jogja, atas permintaan Jupiter tentunya. Sampai sekarang aku belum menemukan alasan sesungguhnya kenapa dia suka sekali dengan kota itu. Beberapa kali aku mengusulkan Bali sebagai destinasi selain Joga, tapi selalu kalah dengan permintaan Jupiter. Walaupun kadang kesal, aku tetap menikmati perjalanan kami, bila Jupiter bahagia, aku akan lebih berbahagia.

Awan.
Kamu nggak akan pernah sendiri selagi ada aku.

Pesan yang dikirimkan oleh Awan selalu membuatku senyum-senyum sendiri. Sejak pulang dari kafe waktu itu, ia tak henti mengirimiku pesan. Hariku tak lagi kosong berkat pesan yang kadang membuatku kegirangan sendiri.

Awan.
Aku di depan rumahmu, bukain dong..

Aku melompat begitu membaca pesan tersebut. Mengintip lewat jendela dan melihat Awan berdiri di depan pagar dengan kresek berwarna putih di tangannya.

"Ngapain kamu ke sini?" Awan hanya tersenyum sambil memasukkan motornya ke dalam teras rumah setelah ku bukakan pagar untuknya.

"Nemenin cewek kesepian.." jawabnya.

Dengan cepat aku membereskan selimit dan bantal yang bertumpuk tak karuan di ruang televisi. Awan membuatku malu dengan kedatangannya yang mendadak. Untuk aku sudah mandi pagi tadi.

"Semalem kamu tidur di sini?" tanya Awan.

"Iyaa hrhe," jawabku cepat sambil melipat selimut lalu meletakkannya di meja ruang tamu.

Awan mengeluarkan laptop dan menata cemilan yang dia bawa di dalam plastik putih. Beberapa keripik dan kue coklat bisa ku lihat. Hanya untuk dua orang tapi makanannya sebanyak ini.

"Aku udah bawain tiga judul drama korea terbaru, karena aku nggak tau kamu lagi nonton drama korea apa, jadi nanti kamu pilih aja sendiri." Kata Awan sambil membuka folder film di laptopnya.

Aku menahan tawaku untuk tidak melihatnya begitu semangat menyiapkan semuanya, "tau darimana kamu kalo aku suka drama korea?"

"Hampir semua temen cewekku suka nonton drakor, nggak kaget kalo kamu juga suka nonton itu, Ale." Jawab Awan.

Entah sejak kapan Awan menghilangkan panggilan 'kak' untukku. Tapi saat aku sadar, kami sudah sedekat ini. Bahkan panggilan itu terdengar nyaman sekali di telingaku.

"Fun fact pertama adalah, aku nggak suka nonton drama korea..."

Seketika wajah Awan berubah dari yang sangat bersemangat menjadi pucat pasi. Kikuk dan malu sendiri rupanya, digaruknya kepala yang aku yakin sedang tidak gatal itu. Tawaki pun pecah begitu saja.

"Aku lebih suka nonton American Series.." kataku lagi.

Awan tersenyum malu, "kok tumben sih cewek nggak suka nonton drakor, temenku hampir semua loh suka nonton drakor."

"Itu yang buat aku beda dari cewek kamu yang lain." Sahutku.

Dahinya mengkerut, "fun fact pertama dari aku adalah belum pernah pacaran."

Aku melebarkan mata dan menggeleng tak percaya pengakuan itu. Tidak mungkin laki-laki jago gombal seperti Awan belum pernah punya pacar.

"Tapi yang dideketin terus ditinggalin banyak.."

"Jangan salah, justru aku yang sering ditinggalin." Aku tertawa terbahak-bahak, ternyata bukan aku saja yang hobi ditinggalkan di dunia ini.

Kami habiskan tiga jam dengan menonton American Series yang sedang rutin ku tonton. Tak ku lihat penolakan atau rasa tidak nyaman ketika menonton serial ini, bahkan Awan seperti menyukainya.

Ternyata, kamu.. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang