11. Apology

193 26 42
                                    

Teruntuk suamiku tercinta,

Tiga tahun lalu, ayahku menuntunku berjalan menuju altar. Kami melihatmu di ujung sana yang begitu tampan dengan senyuman berseri. Beliau menyerahkan tanganku untuk kau genggam. Kala itu, hatiku berdesir melihat tatapanmu; merasakan hangatnya tanganmu.

Hari itu, kita mengucapkan janji suci di hadapan Tuhan, di bawah naungan langit dan disaksikan oleh seluruh keluarga. Aku bersumpah hari itu akan menjadi hari terindah dalam hidupku yang akan kukenang hingga akhir napasku.

Sayang,

Tepat di hari aku menulis surat ini, genap tiga tahun sudah usia pernikahan kita. Tak ada perasaanku yang berubah. Kau telah mengisi lebih dari separuh jiwaku. Terima kasih karena selama tiga tahun ini kau telah menjadi sosok yang melindungiku. Menjagaku dan membimbingku menjadi lebih baik. Kau adalah anugerah terbesar dari-Nya yang akan selalu aku syukuri setiap saat.

Maafkan aku...

Aku telah membuatmu kecewa. Aku membuatmu sedih dan marah karena aku membangkang perintahmu. Aku memang istri yang tak berguna. Aku merasa bersalah karena menjadi pendamping pria sempurna sepertimu.

Sebenarnya aku ingin meminta maaf dan mengucapkan happy 3th wedding anniversary secara langsung padamu. Tapi kau tak juga pulang ketika hari telah beranjak gelap. Aku menelefonmu berulang kali, tapi tak juga kau angkat. Aku menanti kepulanganmu sepanjang malam dengan penuh harap. Sampai akhirnya hari berganti dan peringatan hari pernikahan kita usai.

Terima kasih,

Aku menangis sendirian tanpamu. Tidak apa. Aku menghargai segala keputusanmu. Hanya saja yang kusadari adalah, mimpi buruk itu ternyata bisa menjadi nyata.

Boleh aku jujur?

Malam kemarin itu, aku tahu kau pergi meninggalkanku saat aku terlelap dalam dekapanmu. Aku tak tahu kau pergi ke mana dan aku benar-benar menangis karena hal itu. Tak kusangka, ketika mentari terbit kau berkata seolah dirimu tak pergi ke mana pun. Sebenarnya aku tak ingin mengungkit ini lagi, Sayang. Aku hanya ingin menyadarkanmu bahwa kebohongan akan menghancurkan suatu kepercayaan. Itu saja.

Maaf karena aku tak bisa memberimu kado yang bagus. Hanya sebuah kemeja buatan tanganku yang pernah kujanjikan padamu. Masih belum bisa rapi, aku pun tak berharap kau akan menyukainya. Dan maaf...........sekali.

Untuk sementara waktu aku tak bisa berada di sisimu.

With love,

Your wife

Air mata Kihyun tumpah. Sesak memenuhi rongga dada. Tangannya yang gemetar meraih kotak di hadapannya. Ia semakin terisak menatap kemeja berwarna abu-abu yang Baekhee berikan padanya sebagai kado ulang tahun pernikahan mereka.

“Apa kau benar-benar meninggalkanku, Baek?” gumamnya pilu dalam keheningan.

Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Kihyun tak butuh kemeja itu. Yang ia butuhkan hanyalah wanita itu sekarang. Rasa rindu yang tiba-tiba menyiksanya ini harus segera terobati dengan mendekap wanita itu.

Seakan tak percaya dengan kenyataan di depan mata, sekuat tenaga Kihyun membangkitkan tubuhnya untuk berdiri. Langkah gontainya mendekati meja rias kamar itu yang entah mengapa tampak lebih lapang dari biasanya.

Magical Sunset :Yoo KihyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang