3. Melihatmu!

3.7K 427 13
                                    

Naruto ©Mr.Masashi Kishimoto

Segala typo (s) dan lainnya harap maklum.

_______________________________________

MELIHATMU

  Hinata tersipu malu menatap Sasuke yang asyik sendiri di taman sembari bermain musik. Hatinya menghangat mendengar alunan seruling teduh dari Sasuke.

   Sasuke terlihat menikmati permainannya. Matanya boleh tidak bisa melihat, tapi semua kelebihan dia dapatkan.

   Hinata panik saat tiba-tiba hujan deras mengguyur tubuh Sasuke. Ia mengambil payung dan berlari kearah Sasuke. Dia memayungi Sasuke yang terlihat santai.

"Pergi, jangan mengasihani ku!" usir Sasuke.

"Tidak, ayo masuk Sasuke-san. Anda kehujanan," tolak Hinata.

"Pergiii...!" teriak Sasuke.

Hinata tersentak mendengar teriakan Sasuke. Dia menangis dalam diam tapi berusaha tegar.

"Anda bisa sakit, ayo masuk!" kekeh Hinata.

"Sialan, aku tidak butuh belas kasih, brengsek!" bentak Sasuke kejam.

Hinata menangis tertahan. Sesakit inikah mencoba untuk dekat.

"Anda bisa sakit. Kalau begitu pakai payung ini," pinta Hinata dengan nada bergetar.

Sasuke mendecih sinis. Ia melempar serulingnya lalu membuang payung pemberian Hinata.

"Pergilah, sialan! Aku tidak butuh kasihanmu!" desis Sasuke berbahaya.

Hinata berlari meninggalkan Sasuke sendiri. Setelah di kamar dia masuk bathroom. Ia menangis pilu menahan pedih hatinya.

Sasuke hujan-hujannan lebih dari satu jam. Tidak terasa satu jam setengah Sasuke terdiam sendiri menatap kosong dengan latar belakang hujan mengguyur tubuh.

Hinata hanya melihat Sasuke dari jendela dan ia tersenyum akhirnya sang Suami beranjak.

"Aku tidak tahu ini perasaan apa, tapi yang kutahu aku mulai nyaman dan hatiku sudah tertulis indah namamu. Selama 2 bulan kita menikah rasa ini semakin nyata dan itu menyenangkan. Walau sakit yang kudapat tapi aku percaya suatu hari nanti rasa ini terbalas," gumam Hinata sembari tersenyum tulus.

....

Hinata Pov...

Malam hari aku asyik membaca novel yang diberikan Kiba sewaktu SMA dulu. Aku melirik Sasuke-san yang sudah tertidur, tumben?

Ah ternyata sudah jam 9 malam. Aku putuskan untuk istirahat. Kutaruh novel di rak dan melangkah menghampiri Suamiku.

Mataku membulat sempurna melihat wajah Sasuke terlihat merah dan kusentuh dahinya ternyata sangat panas. Aku panik dan sontak berlari mengambil kotak P3K. Kutaruh kotak itu di nakas lalu berlari mengambil air hangat untuk mengompresnya.

Setelah semua tersedia aku kembali kedapur membuat sup hangat. Tidak lama aku selesai dan kulihat dia merintih kesakitan. Aku mendekat lalu dengan lembut kuusap peluhnya.

"Jangan mengasihani ku," lirihnya.

Demi Tuhan, sedikit saja jangan egois. Aku tetap melakukan tugas yaitu mengusap puluhnya.

"Jangan kasihani aku," racaunya.

Aku tidak peduli yang kuinginkan hanya melihatmu sembuh. Kamu boleh menghardik, mencaci dan mamakiku saat sehat. Karena aku lebih suka kamu sehat dari pada sakit.

Aku mengambil piyama dan tanpa sungkan dan menahan malu kubuka piyamanya. Aku baru melihat betapa indah tubuhnya yang atletis.

"Kamu memperlakukanku seperti orang penyakitan," sinisnya dengan suara lemah.

Siapa peduli? Aku memakaikan pakaiannya. Aku memaksa dia membuka mulut untuk mengetahui suhu tubuhnya. Ternyata demam tinggi.

"Pergilah jangan mengasihani ku!" usirnya.

"Apa seorang Istri tidak boleh merawat Suaminya yang sedang sakit? Tolong sekali ini izinkan aku merawat anda! Anda bisa memaki saya lain waktu setelah sembuh!" tegasku. Demi apa, aku mampu berkata begitu.

Kutatap dia tampak diam tidak membalas perkataanku. Aku menyuapi dia dengan telaten dan setelah itu memberikan obat.

"Sudah, sana pergilah tidur aku tidak butuh perhatianmu!" sengitnya.

Aku pikir sudah baik ternyata masih saja ketus. Aku membantunya rebahan tapi dia menepis lenganku.

Aku tetap kukuh dengan telaten mengompres dia. Tapi si keras kepala ini begitu nakal.

"Sasuke-san, saya mohon menurutlah barang sebentar saja. Tou-sama dan kaa-chan sedang ada di luar kota. Saya mohon, hiks hiks hiks jangan buat saya semakin sakit melihat anda sakit," pintaku dengan tangisan.

Ini untuk pertama kali aku menangis di depannya.  Melihatmu sakit membuat aku juga sakit. Tolong jangan siksa aku!

"Jangan menangis, kamu boleh mengompresku!" ucapnya lemah.

Demi apa ia mmemintaku untuk tidak menangis. Aku dengan telaten mengompresnya.  Sudah 2 jam berlalu tapi demamnya sama sekali tidak turun.

Aku melihatnya tampak menggigil kedinginan. Dan kupasang selimut lagi untuk menghangatkannya.

"Dingin," keluhnya.

Aku harus apa? Aku menggenggam tangannya dan mengusap-ngusap dengan tangan mungilku. Terus seperti ini dan dia tetap menggigil kedinginan.

Aku nekad merebahkan diri di sampingnya.  Kuangkat kepalanya agar bersandar pada dadaku. Kurengkuh tubuhnya erat bermaksud berusaha menyalurkan kehangatan.

"Apa yang kamu lakukan, menyingkir," dia berusaha menjauh tapi tidak kubiarkan. Aku tambah mengeratkan pelukan ini.

"Biarkan begini agar anda hangat!"

"Kamu bodoh, kamu bisa tertualar," lirihnya.

Manisnya mendengar nada khawatir itu.

"Siapa peduli? Sasu-kun adalah Suamiku dan jika anda sakit maka saya juga. Sakitmu adalah sakitku,  deritamu adalah deritaku. Ini kewajiban saya sebagai Istri untuk merasakan sakit. Aku tidak peduli akan sakit dan jika itu membuat Suamiku sembuh kenapa tidak? Jika anda ingin nyawa maka saya akan memberikan dalam suka rela. Tidurlah jangan peduli apapun itu!"

Aku ini bicara apa? Tapi itu tulus dari hati ku yang paling dalam. Ternyata memang aku sudah jatuh pada Suamiku.

Sasu-kun hanya diam namun kurasakan perutku dililit lengan kekarnya. Ia menyembunyikan wajahnya di dadaku.

Aku terharu sungguh. Dalam diam aku mengais seraya mengusap rambut halusnya.  Sesekali kukecup puncak kepalanya.

"Aku hanya ingin melihatmu terus sehat tanpa sakit. Aku hanya ingin melihatmu terus kuat tanpa terbaring lemah. Tolong jangan buat hatiku sakit dengan kelemahanmu. Ini bukan kasihan atau iba namun hatiku yang meminta. Teruslah bersinar terang," gumamku sepenuh hati.

Untuk pertama kali aku tidur mendekapmu. Ternyata tubuhmu sangat nyaman dan meneduhkan. Aku mencintaimu, Suamiku. Ini gila tapi inilah cinta. Aku tahu cinta ini hanya sebelah pihak tapi tidak apa.

....

Please Vote plus Comment
And follow YinYang2327!!!
Thank's baby!

April'12'19

Light Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang