Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu masih menunjukkan dini hari, untuk seseorang bangun dari lelapnya. Namun, tidak dengan gadis itu. Yang tidak mampun terlelap dalam buaian mimpi indah sejak semalaman.
Jam dua dini hari gadis itu terjaga, dan berdiri termangu di antara teralis pembatas balkon kamarnya. Pandangannya menengadah, menatap cakrawala yang masih menggelap.
Tanpa mempedulikan semilir angin yang berembus dingin. Bahkan tubuh mungilnya hanya terlapisi gaun tidur tipis, berbahan satin lembut. Tidak nyurutkannya beranjak kembali ke dalam peraduannya bergabung bersama sang suami.
Segala pikiran berkecamuk memenuhi isi kepala cantiknya. Tatapannya kini tampak kosong. Menatap lurus ke arah taman, yang dengan pencahayaan remang. Air matanya merembes di kedua pipi pulamnya, tanpa dirinya repot mengusapnya.
Ingatannya kembali pada kejadian kemarin pagi. Saat dirinya tengah bercengkerama dengan suaminya. Di sebuah taman, tidak jauh dari kompleks mansion-nya. Juga keputusan pria yang sudah menjadi suaminya, sejak beberapa bulan lalu. Seusai makan malam secara tiba - tiba mengatakan keinginannya untuk melakukan 'operasi mata'.
Light Of Love
Flash back.
"Sasuke-kun!?" panggil seorang wanita cantik.
Degh!
"Haruna." gumam Sasuke terdengar parau. Lidahnya keluh, bahkan kering dingin telah meluncur dari pelipisnya. Sasuke menegang, mendengarpanggilan dari suara yang sangat familiar baginya.
Seseorang dari bagian masa lalunya. Wanita itu langsung menghambur,memeluk Sasuke dengan erat. Tanpa peduli ada seseorang yang berada di samping pria tersebut dengan pandangan terkejut.
Hinata melihat. Di depan mata cantiknya Sang suami, orang yang telah dirinya cintai di peluk begitu saja. Oleh seseorang yang bahkan tidak ia kenalinya. Meski tangannya dan tangan pria itu masih saling bertautan.
Tapi, pada akhirnya pun tautan tersebut secara perlahan terlepas. Membuat pria itu seketika tersadar, dan langsung mendorong dengan cukup kuat. Pada wanita yang dengan lancangnya telah memeluk dirinya, dan itupun di depan istri yang kini sudah dirinya cintai.
"Sasuke-kun ...!?" lirihnya tidak percaya, saat pria itu mendorongnya dengan kuat. "Ke-kenapa ... Sasuke-kun?" tanyanya dengan mata emerald-nya yang mulai berkaca.
Haruna, wanita itu mencoba mendekat kembali. Sebelum Sasuke berdiri, merabah-- mencari dan memanggil nama istrinya. Dan istrinya pun dengan siap menggapai kembali tangan pria tersebut, dan menggenggamnya sangat erat.
Pria itu merengkuh tubuh Hinata yang tampak bergetar. Pria itu tahu, meski dirinya tidak dapat melihat. Tapi, dirinya dapat merasakan jika istrinya menahan tangisnya.
"Sasuke-kun, aku kembali. A-aku ... Kembali untukmu!" tutur wanita itu terbata, sambil mendekat pada pasangan di hadapannya itu. "A-ku, juga sangat merindukanmu. Sangat, Sasuke-kun." lanjutnya.
Hinata hanya menatap sendu pada mata tanpa sinar suaminya. Yang hanya menatap lurus ke depan, dengan tetap merengkuh tubuhnya. Seakan meminta kekuatan untuk menopangnya saat ini. Bibirnya terkatup rapat. Entah apa yang tengah suaminya pikirkan saat ini.
"Kau siapa? ... Kenapa Sasuke-kun memelukmu, hah!?" tanya Haruna sinis, juga tidak suka. Saat melihat apa yang dilakukan pria-nya memeluk wanita lain. Pria-nya? Benarkah?
Wanita itu berusaha menarik tangan Hinata, namun dengan sigap Sasuke mencengkeram tangan Haruna terlebih dahulu. Lalu menghempaskannya, menjauhkannya dari istrinya.
"Seharusnya, saya-lah yang bertanya! Siapa Anda, yang seenaknya main peluk suami orang, hah!?" ucap Hinata sinis, yang tidak mau diam saja melihat ini semua.
"Tch! ... Kau tanya siapa aku, hah!?" aku kekasih Sasuke-kun, sekaligus calon istrinya!" jawab wanita itu penuh percaya diri.
Hinata terkekeh mendengar ucapan yang dilontarkan oleh wanita di depannya itu. "Ups! Kekasih ... Calon suami? Anda lucu sekali, Nona Haruna Tsuyosi." ucap Hinata mengejek. Yang membuat geraman wanita itu.
Ya. Hinata tahu. Bahwa wanita itu adalah mantan dari suaminya dulu, empat setengah tahun silam.
"Kau ...."
"Ini aku Sasuke-kun, Haruna. Hime- !"
"Namaku menang benar Sasuke. Tapi, aku sama sekali tidak mengenalmu. Jadi pergilah!" kata Sasuke tegas, memotobg kalimat wanita itu.
"Ti-dak, tidak mungkin kau melupakanku begitu mudahnya. Ini semua pasti gara - gara dia 'kan!?" pekik Haruna penuh emosi. Dengan menunjuk ke arah wajah Hinata.
Haruna kembali berusaha menarik tangan Hinata dari genggaman Sasuke. Namun, lagi - lagi pria itu dengan kasar menepisnya untuk kesekian kalinya. Air mata wanita itu turun, menatap sendu pada pria yang dulu sangat mencintainya itu. Tapi sekarang, pria itu menolaknya mentah - mentah.
Dalam hati, Haruna mengakui bahwa dirinyah yang salah. Karena telah meninggalkan Sasuke di saat hari pernikahannya. Hanya demi sebuah nafsu birahi sesaat yang menghancurkan dirinya sendiri.
Akan tetapi, dirinya tidak dapat membiarkan begitu saja apa yang menjadi miliknya dimiliki orang lain. Dan menyerah? Tentu saja tidak, jawabnya.
"Mari kita pulang, istriku!" kata Sasuke, tanpa mempedulikan lagi wanita itu. Namun langkah mereka terhenti oleh ucapannya.
"Aku mencintaimu, Sasuke-kun!" ucapnya lantang. "Bukankah kita akan menikah, seperti janjimu waktu itu?" tetesan air mata Haruna kembali mengaliri pipinya.
"Tapi ... Mengapa? Aku tahu, aku salah- !"
"Jika kau memang sudah tahu, untuk apa lagi kau pertanyaan?!" jawab Sasuke sarkasme.
Flash back off
...
-----**-----
Semoga chapter ini dapat mengobati rindu kalian yaa! ;)
Please leave your vote and comment! Follow akun kami juga yaa!! ^,^
Thank's all June 11'19 14:45pm. ----------------------