Sesampainya di taman kota ,Hastya mengembalikan sepeda yang dia sewa tadi kemudian ia berjalan menuju halte terdekat.Sementara Huda terus mengikutinya dari belakang sembari menunggangi sepeda motor kesayangannya dan mengoceh tak jelas.
Huda masih ingin tau lebih jauh kenapa Hastya bersikap seperti itu padanya.
"Mak Lampir Lo yakin nggak mau pulang bareng sama prince yang tampan Paripurna membahana ini ?" Celoteh Huda
"beneran ni nggak mau ?"sambung Huda
"Lo tu kenapa sih kalo sama gua nggak ada ramah ramahnya sama sekali."sambung Huda lagi
Tetap saja Hastya terus berjalan tanpa mendengarkan Huda yang mengoceh sedari tadi.
***Sesampainya di halte
Huda menuruni sepeda motornya dan duduk di dekat Hastya.Sejak tadi dia berusaha mengajak Hastya berbicara tapi semuanya nihil,Hastya tak meresponnya.Hastya lebih memilih membaca novel yang ia keluarkan dari dalam tasnya sejak ia duduk di halte beberapa menit tadi.
Hembusan angin malam menusuk tulang. Membuat Hastya memilih menghentikan aktivitas membacanya.
Hastya memasukkan novelnya ke dalam tas.Kemudian dia menyedekapkan tangannya karena kedinginan.
Sesekali ia melirik jam tangan warna hitamnya.
Saat itu tiba tiba Huda merasakan sakit di kepalanya.Dia seperti teringat tentang sesuatu.Hal itulah yang membuat kepalanya menjadi pusing.
Hastya tak sengaja melirik ke arah Huda.Ia mendadak bingung melihat Huda yang sedang memegangi kepalanya dan terlihat begitu kesakitan.
"Lo kenapa ?nggak usah drama Queen .!"kata Hastya angkat suara
"Gue nggak drama Queen ...gue nggak tau ...tiba tiba kepala gue sakit banget."jelas Huda sembari memegangi kepalanya dengan ekspresi kesakitan
Tak lama kemudian Huda pingsan di pangkuan Hastya.
Hastya seketika bingung.Ia pun langsung menelpon sopir pribadinya untuk menjemputnya di halte dan membawa Huda ke rumah sakit terdekat.
***Rumah Sakit Husada
Setelah hampir 2 jam pingsan akhirnya Huda sadar.
Hastya sontak terbangun .ia tak sengaja tertidur di atas tangan Huda.
"Gue di mana ?"tanya Huda yang tampak kebingungan
"Em...Lo ada di rumah Sakit ,tadi Lo tiba tiba aja pingsan pas di halte.Gimana kepala Lo masih pusing ?"kata Hastya dengan lugas
"Udah lumayan enggak...btw thanks Lo udah mau bawa gue ke sini."ucap Huda
"Iya ."jawab Hastya singkat sembari tersenyum ke arah Huda
"Wadaw ....ternyata si Mak Lampir kalo senyum manis juga ."Goda Huda sembari menahan tawa
"O..jadi gue nggak boleh senyum ni."pungkas Hastya
"Ya boleh lah lagian gue suka kok kalo Lo senyum kayak gitu ke gue...."kata Huda
"Eh...gue boleh nanya nggak sama Lo ?"sambung Huda
"Mau nanya apa ?"ucap Hastya
Belum sampai Huda membuka mulutnya tiba tiba orang tua Huda datang bersama dokter dan seorang suster.
Langsung saja Hastya beranjak dari tempat duduk nya.Dia memilih untuk mengambil posisi berdiri dan mempersilahkan Mama Huda untuk duduk
Mama Huda buru buru menghampiri
Huda yang sedang terbaring di atas ranjang.Dia membelai puncak kepala anaknya dengan penuh kasih sayang dan ekspresinya terlihat sangat khawatir dengan keadaan anaknya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eagle Eye
Novela JuvenilBerkisah tentang seorang gadis pendiam,pandai,baik hati,dan jarang senyum bertemu dengan seorang laki laki humoris,anak band,pandai, ramah,dan bermata elang. Maksud Bermata elang di sini adalah tatapannya tajam layaknya mata elang. Keduanya berseko...