Ku belajar mendengar dan menghargai hari ini
Selama ia bercakap aku tahu ia kalap
Tapi aku memilih diam tuk menyimak
Dari pada adu dendam, adu sepak
Ia semangat menjelaskan
Aku berusaha memahami apa yang ia ucapkan
Kalau ku pikir-pikir
Ia terlalu banyak berfikir
Jelas!
Mengapa?
Karena ia selalu bicara fakta yang dusta
Ia termakan fitnah dan adu domba
Aku tetap diam
Ia semakin dalam
Sampai akhirnya ia menanyakan opiniku
Aku jawab dengan jujur tanpa ragu
Namun tetap jaga perasaannya sambil melucu
Ia ketawa.
Aku juga sama.
Karna beda bukan tercela
Beda itu berharga