Aku memutuskan untuk berjalan kaki pulang kerumah. Di rumah, ibu bertanya-tanya mengapa aku pulang sekolah. Aku menjelaskan kejadiannya dan bunda menyuruhku untuk beristirahat di kamarku.
Aku menyimpan tasku dan berganti pakaian. Aku membaringkan diriku di kasur. Sambil melihat langit-langit kamar, aku berfikir tentang kejadian di sekolah.
"Apa sebenarnya yang terjadi? Hal apa itu? Suara itu...." Gumamku sembari mengingat.
"Tok tok tok." Duara pintu di ketuk.
"Angel, ada tamu diluar. Tolong lihat siapa itu." Ujar ibu dari luar kamarku.
"Baik!" Ujarku bergegas.
Alangkah terkejutnya aku saat melihat siapa yang ada di depan rumahku.
"Dion?" Ujarku.
Ia membalikan badannya. Lalu, tersenyum padaku.
"Hi! Syukurlah kau pulang dengan selamat." Ujarnya sembari melihatku dengan tatapan lembutnya.
"Te-terimakasih." Ujarku yang merasakan pipiku seperti terbakar.
"Jadi, mengapa kau kemari?" Lanjutku bertanya.
"Aku hanya ingin memastikan kau baik baik saja." Ujar Dion.
Aku tak menyangka dia masih mengkhawatirkanku. Sampai ia datang ke rumahku untuk tau kondisiku.
"Apa yang kau lakukan di rumah Angel?" Tanya seseorang.
Aku dan Dion menoleh kearah suara itu. Dan suara itu bukan lain adalah suara dari laki-laki berambut blonde dengan poni tebal yang menutupi sebelah matanya. Keith dan para pangeran yang lainnya datang ke rumahku. Seketika, halaman depan rumahku diisi dengan lelaki tampan yang bisa memikat hati para gadis tetanggaku.
"Um...ka-kalian, apa yang kalian lakukan disini?" Tanyaku.
"Memastikan saja jika, lelaki berambut salju ini tidak macam-macam. Karena aku merasa terancam akan kehadirannya." Ujar Audrick dengan nada guraunya.
"Memang, apa hubungan kalian dengan Angel?" Tanya Dion mulai kesal.
"Jangan menanyakan hal yang tak ada hubungannya dengan mu." Ujar Ryce dingin.
Situasinya makin memanas. Aku tau pasti hal yang merepotkan akan terjadi. Para pangeran terlalu posesif dan agresif. Dan hal itu membuat banyak sekali masalah.
"Wah~ lihat siapa ini?" Tanya ibu dari belakang menyambut para tamu yang tak di undang.
"Selamat siang!" Ujar Dion menyapa ibuku terlebih dahulu.
"Dion! Bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali ya? Kenapa tidak pernah bertamu lagi?" Tanya ibuku pada Dion.
"Oh ya, kalian juga. Apa kabar kalian?" Tanya ibuku ramah pada para pangeran.
"Angel, kenapa kau tak ajak para tamu masuk?" Ujar ibu sembari memberikan isyarat untuk mengajak para tamu masuk.
Suasana sangat canggung saat mereka semua sudah di dalam dan berada di satu ruangan. Dion selalu tenang seperti biasa. Sedangkan para pangeran, terlihat sedikit kesal.
"Sudah lama sekali sejak terakhir kali kau mengunjui Angel." Ujar Ibuku yang mengantarkan beberapa camilan dan minuman.
"Ibu ingin berterimakasih pada mu Dion, tak sempat ibu ucapkan." Ujar ibuku tersenyum pada Dion.
[Berterimakasih? Untuk apa?]
"Terimakasih karena sudah menemani Angel selama dia koma." Ujar ibu.
Aku terbelalak mendengar perkataan ibu. Aku menengok ke arah Dion dengan pandangan tak percaya. Selama aku koma, dia menemaniku? Rasanya hal itu hanya kebohongan belaka. Namun jika benar itu nyata, mengapa aku tak melihatnya saat siuman?
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Princess (The After Story Of Midnight Princess) Complete
VampireHal yang tak ku inginkan perlahan mulai terjadi lagi. Setelah sekian lama damai dan tentram. Walau mereka masih menginginkan ku sebagai Eve mereka. Mereka masih menginginkan ku untuk menjadi mangkuk darah mereka. Namun, itu bukan yang terburuk. Ceri...