"Seharusnya kau tak pergi ke mansion untuk menjemput ku." Ujarku.
"Mengapa? Apa aku mengganggu?" Tanyanya.
"Bu-bukan seperti itu." Ujarku.
"Aku hanya khawatir. Apa kau tak takut dikelilingi oleh banyak laki-laki seperti itu?" Tanyanya yang sedang mengendarai motornya.
"Aku mengenal mereka sudah cukup lama. Jadi, aku akan baik-baik saja." Ujarku menjelaskan.
Aku tak habis fikir dengan sikap Dion yang tak pernah dapat aku tebak. Sikapnya selalu berubah-ubah. Walau aku sudah lama menjadi temannya, masih saja tak dapat ku tebak.
"Kau tak takut jika mereka berubah menjadi serigala?" Ujarnya dengan nada guyon.
"Tentu tidak! Mereka tak akan seperti itu." Ujarku menegaskan.
"Hahaha*baiklah-baik." Ujar Dion sembari tertawa.
Sesampainya di depan gerbang rumahku, sebelum aku masuk aku sempat berbicara dengannya.
"Jadi, kau yakin mereka tak akan menjadi serigala? Jika mereka menerkammu apa yang kau lakukan?" Tanyanya.
"Tentu aku akan melawannya." Ujarku percaya diri.
"Buktikan!" Ujar Dion seperti menantang ku.
"Baiklah, aku akan..."
"Chu"
Baru saja aku akan bersiap, tiba-tiba Dion mengecup keningku.
"A-apa yang?" Tanyaku yang bingung.
"Ya ya ya, aku percaya kau bisa menjaga dirimu. Tapi, kau belum cukup cepat. Serigala itu akan memakanmu terlebih dahulu." Ujarnya sembari terkekeh puas.
Aku hanya memandangnya terkejut dan masih bingung dengan apa yang baru terjadi.
"Baiklah, cepatlah masuk. Samapai jumpa di sekolah." Ujarnya sembari menaiki motornya dan pergi.
Aku hanya diam terpaku memandangi Dion yang semakin lama semakin menjauh dan akhirnya menghilang.
Aku menghela nafas dan berbalik berniat membuka gerbang rumah dan masuk kedalam. Namun, saat aku baru meletakan tanganku di gerbang, seseorang meraih tanganku.
"R-Ryce? Mengapa kau disini? Ada apa?" Tanyaku yang terkejut.
"Ikut aku." Ujarnya tiba-tiba.
Ia menarik tanganku dan Ryce membawaku ke suatu tempat. Ia membawaku ke taman di halaman bawah rumahku.
"Apa kau baik-baik saja Ryce?" Tanyaku yang cemas tentang sikapnya sekarang.
Ryce nampak mencemaskan sesuatu. Aku bisa melihatnya darj raut wajahnya yang nampak tak tenang seperti biasanya. Aku tahu karena ia pernah seperti ini saat sepulang dari pesta di kerajaan Balvari.
"Aku akan jujur padamu." Ujar Ryce sembari meraih pundakku.
[Apa yang ada di dalam pikirannya? Apa yang ia cemaskan?] batinku.
"Jadilah, Milikku." Ujarnya.
"A-apa?!" Tanyaku terkejut akan perkataannya.
Ryce tanpa aba-aba menggigit leherku dengan taring tajamnya. Rasanya, taring itu menujuk kedalam kulitku dan nampak tak bisa terlepas.
"R-ry-ce... Sakit!" Ujarku merintih kesakitan.
Lalu, ia melepaskan taringnya dari leherku. Aku lemas di pangkuannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/180085384-288-k344002.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Princess (The After Story Of Midnight Princess) Complete
VampiroHal yang tak ku inginkan perlahan mulai terjadi lagi. Setelah sekian lama damai dan tentram. Walau mereka masih menginginkan ku sebagai Eve mereka. Mereka masih menginginkan ku untuk menjadi mangkuk darah mereka. Namun, itu bukan yang terburuk. Ceri...