Semuanya berjalan dengan sempurna. Walau aku belum tau tentang ramalan itu. Seminggu berlalu dan Keith mulai siuman.
"Apa yang terjadi?" Tanyanya saat pertamakali membuka matanya setelah sekian lama iya tertidur.
"Banyak hal yang telah terjadi, Keith." Ujarku pelan yang berada di samping tempat tidurnya.
"Apa yang terjadi dengan wanita itu? Apa dia MATI?" Tanyanya.
Semua orang yang berada di kamarnya menggelengkan kepala tak habis fikir. Jadi selama ia tidur, ia hanya memikirkan tentang Eli.
"Tapi itu tak penting sekarang. Syukurlah kau selamat Angel." Ujar Keith memelukku.
Dan ku lihat di depanku atau di sisi lain tempat tidur Keith, Ryce yang menatap dingin ke arahku.
Semenjak kapan ia menjadi begitu posesif?
"Kau harus menceritakam semuanya." Ujar Ryce tiba-tiba.
Keith melepaskan pelukannya. Menengok ke arah Ryce lalu ke arahku. Aku menceritakan segala kejadian seminggu kebelakang. Keith nampak serius mendengarkan.
"...Angelin mengorbankan kesadarannya demi menyelamatkan mu, Keith." Ujarku.
Keith bangun dari tempat tidur.
"Aku ingin melihatnya." Ujarnya pelan.
Aku mengantar Keith ke kamar dimana Angelin tengah terbaring, tertidur lelap, bagai mayat yang bahkan tak bergerak dari posisi ia tertidur.
Keith nampak menyesal atas apa yang pernah ia lakukan terhadap Angelin. Perlakuan yang buruk, kata-kata kasar, dan rasa curiga yang sangat mendalam. Namun aku mengerti, itu semua semata-mata hanyalah rasa menyesal Keith sendiri atas apa yang terjadi terhadap Angelin bertahun-tahun kebelakang.
"Kapan ia akan siuman?" Tanya Keith dengan suara payau seperti menahan tangis.
"Tak ada yang tau, hal itu tergantung pada Angelin sendiri. Entah apa yang sedang ia hadapi saat ini." Ujarku sembari menepuk pundak Keith pelan.
Selama berminggu-minggu setiap kali aku mampir ke mansion untuk menjenguk Angelin setelah pulang sekolah, Keith selalu ku lihat berada di samping ranjang Angelin tengah memegangi telapak tangan putih pucat nan dingin milik Angelin.
~~~~~~~~~~~
Dua tahun kemudian, setelah insiden itu yang selalu tertanam dalam pikiranku.Aku telah lulus dari sekolah SMA. Aku akan melanjutkan kuliahku ke luar negeri dengan beasiswa ke Universitas Australia yang bertepatan di Sydney.
Sebelumnya, saat masih SMA. Anak anak lain di kelas ku entah mengapa tak ada satupun orang yang ingat tentang para pangeran. Kabar tentang Eli yang ku dengar mereka bilang Eli meninggal karena suatu kecelakaan. Dion dikabarkan berpindah sekolah karena orangtuanya. Ini memang sangat mengejutkan bagi semua siswa, terutama teman sekelas ku. Tapi, aku harus tetap menjalaninya.
Bukan hanya di sekolah yang terjadi perbedaan. Vio dan Furry, mereka berdua dikabarkan pergi keluar kota untuk mengukir karir. Vio berkata ingin mengejar impiannya semula yaitu menjadi seorang penulis. Aku bahkan tak menyangka hal yang demikian.
Lalu, pangeran yang lainnya tetap menjadi mereka dan menjalankan keseharian mereka seperti biasa.
Dan hari itupun datang.
Hari dimana Angelin siuman. Yang pertamakali ku lihat darinya adalah senyuman manis di bibirnya. Melihatku datang menjenguknya. Aku sangat senang dengan kembalinya Angelin. Terutama Keith."Apa yang kau minpikan?" Tanyaku penasaran.
Kami semua tengah berkumpul untuk makan malam.
"Aku hanya bermimpi bangun di tempat yang sangat gelap, lalu setitik cahaya muncul dan aku mengikutinya hingga akhirnya aku terbangun. Mimpi yang sangat cepat." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Princess (The After Story Of Midnight Princess) Complete
VampirHal yang tak ku inginkan perlahan mulai terjadi lagi. Setelah sekian lama damai dan tentram. Walau mereka masih menginginkan ku sebagai Eve mereka. Mereka masih menginginkan ku untuk menjadi mangkuk darah mereka. Namun, itu bukan yang terburuk. Ceri...