Chapter 04

16 1 0
                                    

Dilarang keras berkomentar dengan pedas!






*******





"Sudah Tifa?" tanya mbak Zahra begitu melihat Latifah yang menuju kearahnya.

"Sudah, Mbak," jawab Latifah sambil duduk. Latifah barusan menelepon bibinya, mengabarkan bahwa ia sudah mendapat pekerjaan.

Mbak Zahra menyuruh Latifah mulai bekerja besok. Jadi, Latifah tidak perlu repot-repot mencari tempat untuk nge-kost.

"Jawaban dari pertanyaan Tifa tadi ada di Al-Qur'an," mbak Zahra memberikan satu Al-Qur'an kepada Latifah.

Latifah menerima dengan bingung. Sebab, Latifah tidak bisa mengaji. Tapi ketika dibuka, Al-Qur'annya ada arti beserta tafsirnya.

"Coba Tifa baca Qur'an surah An-nur ayat 31 dan baca artinya," titah mbak Zahra.

Tidak butuh waktu lama bagi Latifah untuk mencari surah yang dimaksud.

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman , agar kamu beruntung." Latifah belum mengangkat pandangannya dari surah yang ia baca.

Latifah shock dengan isi surat itu. Latifah tahu jika agama Islam itu punya dua sumber hukum yang utama, Al-Qur'an dan Hadis. Tapi, Latifah tidak pernah mempelajari atau membuka isinya.

"Mbak ini benar?" tanya Latifah sambil geleng-geleng tak percaya.

Mbak Zahra tersenyum. "Iya Tifa, ini adalah firman Allah."

"Coba Tifa baca lagi Al-ahzab ayat 59!"

Latifah mencari surah yang dimaksud.

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak mu yang perempuan dan perempuan-perempuan yang beriman, supaya mereka menutup tubuhnya dengan jilbab, yang demikian supaya mereka lebih patut dikenal, karena itu supaya mereka tidak diganggu, Allah maha pengampun lagi maha penyayang."

"Mbak jelaskan kepada Tifa mbak," pinta Tifa dengan penasaran.

"Surah An-nur tadi menjelaskan bahwa, tidak boleh menampakan aurat kepada non mahram, Tifa. Bahkan, sepupu laki-laki dan wanita non muslim saja haram hukumnya. Hanya ada orang-orang tertentu, seperti ayah, paman, keponakan, anak, anak-anak nya suami dan lainnya. Selain orang-orang yang disebut dalam surah tadi, haram hukumnya. Tidak boleh," jelas mbak Zahra.

Latifah terdiam. Masih berusaha mencerna dengan otak apa yang di jelaskan oleh mbak Zahra. Selama ini, Latifah sangat jarang menggunakan jilbab. Sekarang pun karena terpaksa, Latifah tidak ingin kulitnya terpanggang oleh sinar UV. Oleh karena itu, ia memakai pakaian yang membalut tubuhnya.

"Di surah An-nur dijelaskan bahwa kerudung itu adalah yang selama ini kita kenal dengan jilbab. Kerudung harus menutupi dada. Dan jilbab yang sesungguhnya yaitu baju terusan atau gamis, Tifa. Selama ini kita salah mengartikan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istiqomah di atas WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang