Haaiiii para kalong di dunia wattpad! gimana untuk chapter pertama? jangan terlalu kaget! kadang author suka silap mata. hahaha
"Kau mengkhawatirkan adikmu?"
"Jika berharap demikian, maaf, mengecewakan. Aku hanya memberitahu kalau uang sudah di tangan."
"Bagus. Ngomong-ngomong, kenapa baru kuketahui kalau Kim Taeyeon yang terhormat punya seorang adik? Mencurigakan!"
"Bukan urusanmu!"
Klik! Panggilan berakhir. Seohyun meletakkan ponsel di meja. Terlihat mobilnya sudah tiba membawa Eugene beserta daftar belanja. Dia segera membuka gerbang dan menutup lagi ketika mobil telah masuk.
"Seohyun Shi, semua pesananmu ada." ujar Eugene mengangkat tas-tas belanja.
"Gomawo, Unnie. Oh iya mungkin dia mau sesuatu, tolong tanyakan!"
"Baik, Seohyun Shi."
Usai membantu Eugene, Lee ahjussi keluar siap pulang karena telah menjelang sore dan Seohyun tidak ada jadwal. Namun, ada sesuatu mengganjal hati. Dia tak tahan untuk menyampaikan.
"Seohyun Shi, jika berkenan aku ingin bertanya sesuatu."
"Yoona?"
Lee ahjussi mengangguk. "Dia terus memaki dan bersikap buruk. Pasti ada alasan, tapi Anda seharusnya tidak bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Apalagi saat diludahi."
Mendengar pertanyaan yang lebih mirip rasa peduli, Seohyun tertegun. Dia tidak merasa tengah berbicara atau ditanyai pegawai, melainkan seorang anak yang mendapat perhatian sang ayah.
"Yoona wajar bersikap begitu. Aku membuatnya benar-benar terluka."
"Tapi perbuatan tadi sudah merendahkan Anda."
"Makian tidak membuat seseorang menjadi rendah, Ahjussi. Aku rendah karena perbuatan sendiri." tutur Seohyun memalingkan tatapan. Dia merasa hina telah menukar uang dan seorang wanita. Tapi ada alasan di balik itu yang tak bisa diungkapkan.
"Baiklah, Seohyun Shi. Aku harap dia bisa berubah."
*
Yoona duduk di sudut ranjang memandangi tumpukan pakaian baju juga buah-buahan. Ada pula snack dan air mineral. Dilihat pakaian tertanggal di badan. Sudah waktunya mandi dan mengisi perut. Tapi rasa gengsi dan kesal masih menyelimuti hati.
Glek!
Seohyun masuk ingin melihat keadaan Yoona. Kaki melangkah dan berhenti di sisi ranjang. Pakaian serta suguhan utuh tak tersentuh. Wanita di sudut ranjang memicing seakan siap menerkam.
"Saat marah pun kau masih sangat cantik. Tapi kecantikan tidak membuatmu harum, bersih, apalagi kenyang. Lagi pula, tidak mungkin besok bekerja dengan pakaian itu."
"Jangan sok tahu! Bagaimana bisa menebak aku bekerja?"
"Baiklah, tidak mungkin kuliah memakai pakaian begitu. Dan semisal pengangguran pun mana mungkin betah terus begini."
Yoona berdecak seraya beringsut dan berdiri di depan Seohyun tanpa takut sedikitpun. "Penghinaan! Aku seorang koki handal dan bukan pengangguran. Tubuh ini masih sangat berguna."
Tiba-tiba jemari kiri Seohyun bergetar dan menarik perhatian Yoona. Tapi segera dikepal erat lalu disembunyikan ke balik punggung.
"Mau menampar ya?"
"Nanti kalau benar-benar menguras kesabaran. Sekarang mandilah! Ini kamarmu selama tinggal di sini. Makan dan lakukan apa saja sesukamu. Jika butuh sesuatu panggil aku atau Eugene unnie. Tapi tolong sopanlah padanya dan Lee ahjussi!"
YOU ARE READING
(Not) Cruel Exchange
Fanfiction-Apa tidak cukup memastikan bahwa seluruh hidupku menerima apapun adanya dirimu?- Seohyun -Cinta ini berlabuh di raga dan hati yang tepat- Yoona