Haaiiii para kalong! terima kasih masih di sisi author. *alay elah*
ini cuma dua scene tapi panjang guys. bilang pendek, awas! kucium satu-satu ntar. wahahaha
"Kenapa harus bersikap begitu, Chagi? Kalian baru pertama kali mengobrol." Tegur Yuri selepas mendengarkan cerita Jessica di bandara.
"Dia bertanya jadi kujawab. Apa salah? Lagi pula, aku tidak tahan untuk mengatakannya. Apalagi setelah tahu Seohyun meminjamkan 45 juta won dan membawa Yoona pergi dari Taeyeon. Tiffany harus tahu bahwa..."
Yuri membekap mulut Jessica sebelum bicara lebih panjang. "Tenang dulu! Kepalaku berdenyut mendengar celotehanmu." Kala Jessica diam dan memandang datar, dia kembali berkata, "Aku tahu maksud baikmu, tapi mengatakan kebenaran ini bukan porsimu, Chagi."
"Lalu mau bagaimana lagi? Ucapan sudah terlontar dan tidak bisa ditarik ulang apalagi meminta waktu berhenti. Tahu sendiri kalau selain menahan rasa kantuk, menjaga mulut juga merupakan kelemahanku."
"Tapi harus ingat pula nama baikmu. Jangan sampai kelepasan karena bisa mempengaruhi bisnismu!"
Jessica memutar tubuh seraya menarik kedua tangan Yuri agar melingkar di perut. "Arra. Chagi, bagaimana menurutmu Seohyun dan Yoona? Cocok tidak? Aku sama sekali belum pernah bertemu Yoona."
"Cocok. Kudengar Seo ahjumma sudah setuju kalau Yoona bersama Seohyun."
*
Fokus dan mata Seohyun tertuju ke monitor. Diamati laman ms. Excel seksama. Kolom berisi tanggal, pengawas, pekerja, hasil produksi, dan saldo. Semua digilas habis tak luput dari pandangan.
"Seohyunnie, aku masuk ne."
"Ne, Yoong." Ujar Seohyun melirik papan pintu sejenak.
Yoona masuk membawa secangkir coklat hangat dan diletakkan ke meja. Dia langsung naik ke pangkuan dan menyumbu bibir Seohyun. "Cupphh muachh...,"
"Yoong, sebentar ya." tepis Seohyun menahan pundak Yoona dan terus mengamati data di monitor.
"Sayang, sudah malam. Kenapa masih bekerja? Aku menginginkanmu." Desis Yoona mengecup leher dan disertai lumatan, tapi segera ditahan lagi.
"Tahan, Yoong! Sebentar lagi,"
Yoona menelusupkan lengan di punggung Seohyun kemudian menyandar di pundak. "Kenapa rajin sekali, Sayang? Sampai melupakanku."
"Sedikit lagi, Yoong. Tadi habis melihat atau membaca apa hingga tidak tahan begini?" lontar Seohyun mengusap kepala Yoona sementara tangan lain sibuk mengarahkan cursor. Dicermati masing-masing baris dan jemari lain terus membelai kepala kekasih sambil sesekali memberi pijatan.
Yoona selalu nyaman di sisi Seohyun. Mereka tak sekadar berpacaran tapi bersahabat. Selama berpacaran pun keduanya tak sering menyalurkan hasrat. Bisa dihitung jari berapa kali mereka saling memuaskan sejak 'malam pertama'.
"Jangan sampai hubungan kita sebatas kekasih karena cinta tak sesempit itu! Jadikan aku sebagai kekasih, sahabat, dan keluargamu. Kuusahakan menjadi pendengar dan pembicara baik setiap kau butuh."
Begitu yang pernah Seohyun ucapkan dan terbukti dalam hubungan mereka. Seohyun selalu menjadi teman saat Yoona menceritakan keseharian di dapur. Ketika cekcok pun keduanya memilih menyelesaikan secara tenang tanpa harus menunjukkan di tempat umum.
"Ah, selesai. Sudah tuntas."
"Selesai? Jadi kau milikku sepenuhnya sekarang?" goda Yoona mengerlingkan mata dan langsung mengecup bibir Seohyun.
YOU ARE READING
(Not) Cruel Exchange
Fanfiction-Apa tidak cukup memastikan bahwa seluruh hidupku menerima apapun adanya dirimu?- Seohyun -Cinta ini berlabuh di raga dan hati yang tepat- Yoona