I am Afraid

666 80 28
                                    

Hai kalongers! Sudah tersenyumkah hari ini? Terima kasih masih setia di ceritaku. Sayang kalongers! Calangheeee.

Kelopak mata terasa berat terangkat, tapi tak betah mengatup. Aroma obat-obatan menyengat hingga kesadaran berontak. Samar-samar telapak kanan pun berat seolah tertindih. Perlahan kelopak bersedia diajak kompromi. Segaris cahaya masuk ke pandangan disusul gerakan kecil di jemari.

"Yoo-yoong... Yoongie..." kata pertama keluar dari bibir lemah nan pucat.

Namun, tubuh berbalut pakaian santai masih pulas karena lelah sambil menggenggam jemarinya. Tak tahu berapa lama Yoona tidur dalam keadaan begitu. Seohyun memberi sesungging senyum kecil. Bahagia Yoongie nya terlihat baik-baik saja.

"Yoongie," lagi Seohyun memanggil pelan seraya membalas genggaman tangan Yoona meski lebih tampak sentuhan lemah. "Saranghae, Yoongie."

Seperti hati yang terpanggil, Yoona bergidik dan berusaha membuka mata. Pandangan jatuh ke sofa sejarak satu meter, berebah jaket Eugene dan Tiffany. Mungkin tengah mencari sarapan. Taeyeon dan Jessica sendiri sudah tak tampak karena pasti berangkat kerja.

"Ah," kaget Yoona merasakan sentuhan kecil di celah-celah jemari. Dia menoleh dan lantas mendapat senyum pagi. "Seohyunnie?"

"Yoongie,"

Wajah lelah dan kantuk hilang berganti seringai lebar melihat wajah kekasih menyambut pagi. Jemari lemah Seohyun dikecup berkali-kali sebelum kemudian berganti mengecup kening.

"Hyunnie, akhirnya siuman."

"Gwenchana? Kau... juga... terluka."

Yoona terkekeh kecil seraya menempelkan kening mereka sejenak. Di saat Seohyun terluka cukup parah pun masih memikirkan keadaannya. "Saranghae. Jeongmal saranghae. Aku baik-baik saja. Lain kali jangan pernah lakukan apapun yang membuatmu bahaya sekalipun demi aku!"

Gurat senyum kecil terukir di bibir pucat. Sepasang mata lemah ikut tersenyum dan menitikkan air mata. Yoona langsung menyeka dan mengecup kening lagi.

"Aku... mau... kau baik... baik saja."

Yoona mengulum senyum dan memanggut kecil untuk meredam isak tangis. Tidak tahu bagaimana mengukur cinta Seohyun. Dia tak pernah dicintai sebegitu besar dan dalam.

"Jangan... menangis!" pinta Seohyun mengusap air mata Yoona sebelum akhirnya merasakan wajah kecil cintanya tenggelam di antara leher dan pundak.

"Bagaimana menggambarkan kebahagiaan karena memilikimu di hidupku?"

"Tetaplah... di sisiku, Yoongie. Saranghae,"

"Nado! Jeongmal saranghae."

*

Mobil putih berhenti di depan kediaman Jung. Di dalam terduduk Krystal dan Victoria masih memakai blazer karena baru pulang kerja. Entah lelah atau terjadi sesuatu di kantor, wajah Krystal tampak kusut. Dia nyaris tak mengatakan apapun sepanjang perjalanan.

"Gomawo." Ketus Krystal memasukkan ponsel ke dalam tas dan beranjak pergi tanpa menatap Victoria. Dia mendorong pintu mobil dan berucap, "Unnie tidak usah antar-jemput lagi mulai besok."

"Hah, kau kenapa?" tahan Victoria menggenggam pergelangan Krystal tapi langsung ditepis. Dia lantas keluar dari mobil buru-buru menghampiri si pemilik rumah. "Soojungie, Unnie berbuat salah apa?"

Krystal tak menyahut sambil berjalan ke teras membiarkan Victoria terus membuntuti. Bibirnya merapat bak terjahit tak ingin berbicara sembari sesekali menepis tangan Victoria.

"Aigoo, sebenarnya kenapa? Bicaralah!"

"Ish! Kubilang tidak usah jemput lagi. Tidak paham ya? Pulanglah! Jangan lupa memberi kabar agar kekasihmu tidak khawatir!" sentak Krystal hendak memutar knop pintu tapi ternyata seseorang di dalam menarik pintu lebih dulu.

(Not) Cruel ExchangeWhere stories live. Discover now