Haaiiiii kalongers! Ciieeee yg malming nungguin cerita. Jomblo ya? Sama, author juga. hahahah
Yang lagi having fun di luar, pulangnya hati-hati! Yang di rumah sama keluarga, selamat bersenang-senang.
PERINGATAN! Di chapter ini author agak halu. Tolong jangan diprotes ya! Kan semua ceritaku yang kalian baca juga berkat kehaluanku. hahahahah
"Aku tidak suka di sini, Yoongie. Tidak enak."
Seohyun meringik kesekian kali meminta pulang karena tak tahan bau rumah sakit. Ditambah infuse yang terus menancap di tangan kiri. Makanan dari suster sama sekali tak mengundang selera. Setiap saat hanya makan roti, susu, teh, dan buah.
"Sabar, Hyunnie. Kau harus di sini beberapa hari demi kesembuhan."
"Beberapa hari?" kesal Seohyun mendengus seraya memukul selimut. "Lima hari saja sudah menyiksa. Masih harus beberapa hari? Tidak mau, Yoongie."
"Tapi tubuhmu masih lemah, Sayang. Suaramu pun masih terdengar lesu."
"Pokoknya tidak betah di sini. Aku mau pul..."
"Seo Joo Hyun!" gertak Yoona membuat Seohyun terhenyak dan merapatkan bibir. Dia tersenyum sambil mengusap dagu kekasihnya. "Menurutlah, Sayang. Demi diri sendiri, aku, Eugene unnie, semua sahabat kita, apalagi eomma yang sudah datang menjagamu."
Seohyun mencibir pasrah seraya memanggut malas. Menurut dokter dan suster, kondisinya meningkat cukup bagus dan tenaga mulai kembali. Namun, semua orang seperti berkomplot memenjarakannya di ruangan menyengat ini.
Melihat bibir agak mengerucut kesal, Yoona menghadiahi kecupan di pipi kanan-kiri. Sayang, tidak berefek apapun. Dia masih merenggut.
"Yoongie, lagi!"
"Ahahaha. Cuph!"
"Lagi!"
Yoona makin gemas sekaligus senang melihat sikap manja Seohyun, tapi ada satu kendala. Kening dan pipi sudah. Satu lagi. Bibir. Ya, b-i-b-i-r. Apa itu memungkinkan? Sekarang? Di ruang inap?
"Yoongie," rajuk Seohyun menarik kaos Yoona agar segera menciumnya sebelum ada orang lain masuk.
"Arra arra." Patuh Yoona mencubit pelan pipi Seohyun sebelum kemudian menempelkan bibir mereka. Hanya kecupan kecil. Tanpa lumatan atau pagutan apalagi nafsu birahi.
"Hahaha, sudah kuberi tahu kan tad..."
Yoona sontak menegakkan punggung dan menoleh saat ada suara dan derap langkah masuk ke ruangan. Krystal dan Victoria. Keduanya agak terkejut dan sedikit kikuk. Apalagi pipi Yoona memerah semu dan Seohyun memalingkan wajah.
"Ha-hai. Hehehe. Apa... kami... mengganggu?"
"Ani ani. Kajja, duduk!" ujar Yoona mempersilakan pasangan baru itu duduk.
"Hehehe. Unnie, bagaimana keadaanmu?"
"Baik. Kalian? Sudah resmi ya? Yul unnie dan Sica unnie memberitahuku. Hehehe." godanya berusaha mengalihkan kondisi.
"Benar. Tadi malam. Sebenarnya sudah lama mau menyatakan perasaan, tapi Soojung..."
Krystal buru-buru menyikut pinggang Victoria. "Eeehhh, tidak usah dijelaskan."
*
Waktu beranjak siang. Di ruang inap hanya ada Eugene yang berjaga. Yoona, Krystal, dan Victoria sudah berangkat kerja. Seohyun sendiri masih terjaga dan memilih baca buku fiksi ringan karya penulis asal Indonesia bertajuk Bleeding Heart.
Buku bercerita tentang kesejatian cinta yang tak lekang oleh keadaan dan waktu. Karena amat menyukai filosofi tersebut, dia sampai membeli karpet bermotif bunga Bleeding Heart dan memasangnya di kamar.
YOU ARE READING
(Not) Cruel Exchange
Fanfiction-Apa tidak cukup memastikan bahwa seluruh hidupku menerima apapun adanya dirimu?- Seohyun -Cinta ini berlabuh di raga dan hati yang tepat- Yoona