ten

967 110 10
                                    







"nih, san."

beberapa lembar uang dia kasih ke ihsan, uang sewa rumah bulan ini. ihsan terima uang itu dan hitung lagi,

"ny, kurang. buat listrik, air, sama wifi mana?"

anthony mendecak, ambil sisa uang di dompetnya lalu kasih lagi ke ihsan. susah. uang tabungannya lama-lama bakal habis, makin sedikit.

"udah, san?"

ihsan acungin jempol, "kamu pergi hari ini?"

"aku cari kerja di internet aja,"

iya, anthony butuh uang.

ketawa sambil ngaca, rapihin baju kerjanya, "nyari? ya ampun ny, masih nyari?"

"duhㅡudah ngga usah ngomel-ngomel,"

"kerja sama aku, gini nihㅡ" ihsan peragain cara kerjanya itu didepan anthony, bikin anthony geleng-geleng kepala.

"aku nggak mau dapet uang karena pantatku, san."

ihsan berhenti, alisnya mengerut dan tatap anthony nggak percaya, "hah?"

"maksudkuㅡ"

"aku nggak jual pantatku."

anthony menelan ludahnya, dia salah bicara lagi. "bukan, sanㅡ"

"oh? jangan-jangan kamu mikir aku juga jual diri?"

"san, nggak gitu. maksudku, aku nggak cocok sama kerjaan kamu,"

ihsan tersinggung sama omongan anthony. dia terlanjur malas lanjutin obrolan mereka, makanya ihsan lebih pilih beberes tas dan rapihin rambutnya, lalu pergi.

tinggalin anthony di kamarnya, biar saja, pagi ini dia nyebelin. ihsan bermaksud baik, menurutnya pekerjaannya nggak buruk, dia bisa dapat uang yang lumayan buktinya.

nggak cuma bayu ternyata yang suka singgung soal kerjaan dia, anthony juga nggak kalah sering. pasti gini deh akhirnya,

"cari gih kerjaan biar kamu bisa bayar sewa," sindir ihsan, sebelum tutup pintu kamarnya. bikin anthony mengerang.




ya sudah, sana, kalau anthony mau cari kerja sendiri. bagus ihsan jadi nggak betul-betul repot. dia bisa pikirkan hal yang lain, misalnya;

dia lupa taruh sepatu dimana.

setelah muter-muter rumah beberapa menit, sepatu ketemu dengan bantuan jonatan. tadi jonatan baru aja mandi dan bingung liat ihsan mondar-mandir, terus dibantuin.



padahal ihsan sendiri ternyata yang kelupaan,

"kak, ini solnya rusak?"

jonatan nunjukin sepatu ihsan, iya rusak, kebuka gitu, ihsan ngangguk.

"duhㅡcuma sepatu itu yang cocok sama baju ini," keluh ihsan, duduk di bangku teras.

jonatan yang daritadi mikir, minta ihsan buat tunggu sebentarㅡdia kedalam rumah ambil lem.




"sini,"

"mau diapain?"

"dibenerin, sementara."

ihsan biarin sepatunya di betulin jonatan, cuma di lem doang.

nah, ada bagusnya juga jonatan tinggal di rumah ini. dua hari yang lalu, air keran di tempat cuci piring bocor, jonatan yang betulinㅡdulu mereka harus telfon lalu tunggu tukang keran dateng.




friendzone; local shipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang