"Yaelah, ni soto apa aer comberan sih?!!"
Aku terus saja menikmati bubur kacang hijau yang kubeli dengan harga enam ribu rupiah ini.
Sangat murah bukan?
"Maaf, mas. Ibu ganti saja ya.."
"Ganti- ganti lo bilang?!"
"Huekkss..!! Apaan nih?! Kok ada lalernya?!"
"Wahh parah nih..!!"
Bubur kacang hijau ini enak kok rasanya. Gurih santannya pas. Gak bikin mual. Ditambah lagi dengan kental manis putih dan tambahan es batu. Pas banget, dimakan waktu cuaca lagi panas banget gini.
"Lo semua liat nih! Apa masih pantes tukang soto jorok dan kotor ini jualan di sekolah kita?!"
"Kalo gue sih ogah!"
"Udahlah, usir aja!"
Aku menghela nafas pendek. Dia -- dia -- dan dia -- kenapa ya harus ada orang yang brengseknya gak kira-kira seperti ketiga manusia itu...!?
"Jangan, mas. Ibu mohon --- nanti kalau ---"
"Wahh, berani lo megang-megang jaket gue, hah?! Lo liat tuh, tangan lo yang kotor -- kuning-kuning -- lo habis megang taik ya?"
"Cuih!! Jijik banget sih!"
Oke. Menurutku, apa yang dilakukannya itu sudah sangat di luar batas. Dan aku -- akan membayar semangkuk bubur kacang hijau yang tadi kupesan.
"Tadi aku makan empat mangkok ya, pak.."
"Ohh iya, mas. Jadi --"
Aku menyelipkan uang lebih pada si bapak penjual bubur itu. "Kembaliannya ambil aja. Terima kasih untuk buburnya."
"Tapi, mas..."
Aku meninggalkan si bapak penjual bubur itu. Dan kini aku bergerak menuju tempat si ibu penjual soto itu.
"Maaf, yang jual soto ini mana ya?" Aku bertanya pada seorang cewek yang sejak tadi berdiri di depan kedai soto itu dengan ekspresi nyaris menangis.
Aku masih berdiri di depan kedai itu, saat ketiga cowok itu bergerak mendekatiku dan satu diantara mereka -- yang aku ketahui adalah 'ketuanya', menempeli gerobak soto ini dengan sebuah stiker bertuliskan 'bangkrut!'
"GUE GAK MAU TAU, BESOK LO DAN NYOKAP LO ITU HARUS UDAH OUT DARI SEKOLAH INI!"
Oke. Menurutku sikapnya itu sudah tidak bisa ditolerir lagi. Selama aku menempuh pendidikan di Jepang kemarin, aku tidak pernah menemukan aksi-aksi norak dan memalukan seperti ini.
Si ibu paruh itu mendekatiku. Maksudnya gerobak dan anak perempuannya. Wajahnya kelihatan sudah tua dan seperti banyak beban yang sedang menghimpitnya.
"Aku masih bisa pesen satu mangkok sotonya kan, bu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN MONEY TALKS 2
Teen FictionApa kamu pikir, dengan uang kamu bisa berbuat sesuka hatimu..?! Apa kamu pikir, dengan uang kamu merasa bisa menjadi Tuhan...?! Kita akan lihat, sejauh mana kamu bisa bertahan dengan segala harta yang kamu miliki itu...!