JREENNGGG...!!
Aku baru tahu, kalau ternyata bangunan sekolah di malam hari itu puluhan kali kelihatan sangat berbeda dari kondisi saat siang. Sangat-sangat sepi, sunyi, dan menyeramkan.
Tapi aku gak boleh takut! Beberapa kali aku bolak balik kesini saat malam, aku belum pernah ngeliat yang namanya setan.
Tapi jangan sampai deh..!
Pos jaga di dekat gerbang, lampunya masih menyala redup. Sayup-sayup kudengar suara manusia yang sedang mengobrol dan bercampur dengan suara televisi.
Aku harus naik melalui tembok belakang. Itu artinya, aku harus berjalan memutar, melewati kebon pisang yang entah punya siapa.
Hap..!
Aku menyalakan senter kecil yang kubawa. Syukurnya, aku masih bisa melihat beberapa orang yang sedang nongkrong di pos ronda sana itu.
Kubuka tas ranselku. Kulihat peta sekolah ini, yang kugambar dengan tanganku sendiri.
Aku sudah memberikan tanda X di beberapa titik pada gambar peta sekolah ini. Itu artinya aku harus menghampiri satu persatu tanda X itu, secepat yang kubisa.
Tanda X yang pertama ada di --- ketemu..!!
Aku memanjat dahan pohon belimbing, dan meraih kamera GoPro pertamaku, yang kuletakkan tersembunyi, diantara ranting dan dedaunan. Tidak ada cacat sedikitpun. Semuanya masih berfungsi dengan normal.
Selanjutnya aku menuju gudang belakang sekolah. Aku takut sekali kalau-kalau ternyata GoPro yang kuletakkan tersembunyi di titik X kedua ini, sudah lenyap.
Tapi ternyata tidak. Meskipun baterenya habis, tapi aku yakin, kamera kecil ini sudah menangkap setidaknya satu atau beberapa petunjuk yang sangat kubutuhkan.
Lalu aku menuju toilet cewek. Inilah hal yang paling mendebarkan untukku. Aku tahu, kalau aku sampai ketahuan melakukan ini -- pasti resikonya sangat fatal sekali. Tapi, disinilah neraka penyiksaan itu berada.
Aku membuka pintu toilet yang terkunci dengan seutas kawa yang aku bawa dari rumah. Aku mempelajari ini dari beberapa sumber. Film, buku, dan youtube. Dan sebelum terjun langsung, aku mempraktekkannya sampai ratusan kali.
Klik!
Kudorong pintu itu perlahan. Aroma wangi dan dingin bercampur menjadi satu. Meskipun keadaan kamar mandi ini sangat bersih dan wangi, aku tetap bisa merasakan sebuah atmosfir yang berbeda di dalam ruangan ini.
Seperti bau-bau akan kekerasan, penindasan, dan bahkan -- seorang siswi pernah ditemukan tewas bunuh diri di toilet ini.
Hhhahh..?!! Kok kameraku gak ada?!!
Wajahku langsung pucat. Jantungku langsung berdebar tak karuan. Aku takut kalau seseorang sampai menemukan kamera itu, dan menemukan sidik jariku di kamera itu!
"Apa yang kamu lakukan disini malam-malam...?!"
Nafasku terhenti seketika. Aku merasa sebuah benda keras dan dingin, menempel persis di bagian belakang leherku.
"Apa kamu sedang mencari kamera ini?!"
Glek..!
Aku gak tahu siapa dia. Tapi yang pasti, dia kini sudah memborgol kedua tanganku..!
"Apa yang kamu lakukan ini, harus bisa dipertanggung jawabkan secara hukum..!"
Deg-Deg..!
Aku memelotot. Dan sosok itupun juga demikian. Kami berdua sama-sama terdiam. Hening, sunyi, dan mencekam sekali rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN MONEY TALKS 2
Teen FictionApa kamu pikir, dengan uang kamu bisa berbuat sesuka hatimu..?! Apa kamu pikir, dengan uang kamu merasa bisa menjadi Tuhan...?! Kita akan lihat, sejauh mana kamu bisa bertahan dengan segala harta yang kamu miliki itu...!