4

3.5K 300 5
                                    

'Lo suka sama gue, kan?'

Oke. Gue akuin Tama itu cowok keren, smart, tajir, dan katanya sih jadi saingan utamanya si Edwin di sekolah. Tapi kok aku jadi merinding sendiri ya, kalau lagi ngebayangin dia. Pede-nya itu loh. Sangat luar binasa.

Klik.

"Ya, pah.."

'Davi lagi apa, sudah makan sayang?'

"Lagi jalan-jalan di mall, pah."

'Sama siapa?'

"Sendiri. Kan aku udah biasa dan ditakdirkan selalu sendirian."

'Anak Papah kok ngomongnya gitu?'

"Papah jangan kebanyakkan kerja. Inget usia papah itu terus bertambah. Kalau papah gak cari isteri, nanti siapa yang mau nemenin papah saat aku udah gak ada?"

'Davi, Papah gak suka kalau kamu ngomong kayak begitu ya..'

Lagi bicara sama papah, aku ngeliat dua sosok beda kelamin lagi jalan berduaan sambil pegangan tangan. Yang cowok sih aku kenal banget. Tapi kalau yang cewek, aku gak tahu. Dari bentukkannya sih tuh cewek udah perfect banget deh. Meskipun badannya gak terlalu tinggi, tapi kulitnya putih bening, bibirnya merah padat, dada dan pantatnya pun semok banget.

'Lo suka kan, sama gue?'

Ya dipikirnya aja, aku harus operasi kelamin dulu biar bisa jadian sama dia?

Kayak gak ada cowok lain aja di dunia ini.

'Davi...'

"Ya, pah?"

'Davi baik-baik aja?'

"Iya, pah. Aku lagi liat-liat baju nih.."

'Ya Allah, Papah minta maaf ya, sayang. Sudah lama Papah tidak pernah membelikanmu baju ya?'

Sudah lama dari Hongkong! Setiap hari aja si papah selalu transferin aku uang jajan. Gimana bisa sudah lama?

'Papah kirim uang ya.'

"Udah dulu ya, pah. Aku mau eek dulu nih."

Klik.

Mas-mas yang ada di depanku nyengar-nyengir genit menatapku.

"Aku jadi ambil sweater yang pink ini -- biru muda -- yang kuning ini satu -- yang kuning itu satu -- ehh, sama yang hijau mudanya deh. Ukuran L loh ya!"

"Iya, kakak."

"Buruan deh ah, gak denger apa tadi aku bilang apa? Kebelet eek nih.."

Aku langsung lari ngibrit ke kasir. Dan disinilah kehebohan itu terjadi.

"Cepetan lah, mbak! Tinggal ketak-ketik angka sama gesek kartu doang lama amat!"

"Iya-iya, kak. Ini juga sudah cepet."

WHEN MONEY TALKS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang