"Pak Yus buruan deh..!!"
Aku gak tahu lagi harus gimana ngadepin abege tua yang lagi jatuh cinta itu.
"Saya sudah keren kan, mas?"
"Iya! Ayo deh buruan berangkat!"
Bukannya cepetan pakai sepatu, tapi Pak Yus lagi menyisir rambutnya lagi. Padahal dia itu kan cuma mau menghadiri rapat orang tua di sekolahku. Tapi Masya Allah, genitnya luar biasa minta ditabok!
"Nanti kalau ketemu sama Teteh Alika, kita mampir sebentar ya, mas. Saya mau beli combro sama misronya."
"Terserah amat deh."
Pak Yus menyalakan motor matiknya. Aku sudah ingatkan dia berkali-kali, mengenai bensin dan mesinnya. Aku gak mau, kalau sampai motor itu mogok lagi ditengah perjalanan.
Di ujung jalan komplek perumahanku, Pak Yus menepikan motornya. Aku mesem aja saat melihat sosok cewek yang lagi melayani beberapa pembeli yang kebanyakkan anak sekolah.
"Baru lagi?!"
Pak Yus cengar-cengir. "Iya, mas. Janda. Anaknya dua. Satu cewek satu cowok."
"Suka sama yang gituan?"
"Ihh si Mas Davi teh kumaha?!" Pak Yus menepuk pelan lenganku. "Justru yang janda itu yang udah berpengalaman! Kenceng jepitannya..!"
"Ahh taulah! Buruan!"
Aku memperhatikan kedua insan yang rupanya lagi dimabok cinta itu. Dasar Pak Yus ya, emang udah dasarnya punya wajah dan badan oke, mangkanya banyak cewek yang langsung nyantol begitu melihat dia.
"Saya beli banyak nih, mas. Iseng-iseng buat ngemil pas rapat nanti."
Sumpah. Aku gak memberikan komentar apapun. Padahal sih dalam hati, aku ngiler ngeliat gorengan yang masih panas itu. Kayaknya combronya tuh pedes-pedes gurih gitu.
"Pak, berhenti dulu tuh di minimarket. Aku mau ngambil uang sama beli minum."
"Siap, mas..!"
Aku masuk ke dalam minimarket yang buka 24 jam itu. Aku beli 2 botol air mineral dan 3 kotak susu strawberry.
Si Pak Yus aku tawarin mau apa, ehh.., dia malah bilang mau cium bibir aku katanya. Aku cubit aja pinggangnya yang gak berlemak itu.
Saat aku masih di kasir, aku melihat sebuah bmw sport putih berhenti persis di sebelah Pak Yus.
Hmmm, mau ngapain tuh mobil bagus-bagus udah belanja aja di minimarket.
"Terima kasih ya, kak."
"Kembali kasih.." Balasku pada si kasir.
Deg ~~ Deg...
Tubuhku diam mematung, saat mataku menangkap dua sosok yang baru saja turun bersamaan dari dalam mobil mewah itu.
Mataku nyaris tak berkedip menatap keduanya. Dan begitupun kedua orang itu yang kini sedang menatapku dalam kebisuan.
"Mas Davi, ayo! Sudah jam berapa ini?"
Aku menelan ludah. Aku mendekati Pak Yus, meski itu artinya aku juga mendekati kedua orang itu.
"Pegangan ya! Saya mau ngebut nih..!"
Aku melingkarkan tanganku di perutnya Pak Yus. Kepalaku terus menunduk. Menghindari tatapan kedua orang itu.
Aku rasa sekarang ini, mereka berdua telah hidup bahagia. Jadi, kalaupun aku bertemu secara tak sengaja lagi dengan mereka, ya --- harusnya aku biasa aja.
Sekolahku sudah ramai sekali. Mobil-mobil mewah tampak silih datang berganti memasuki halaman sekolahku. Tak selalu diantar dengan mobil mewah, ada juga siswa yang datang dengan orang tua mereka, diantar dengan motor. Bahkan segelintir siswa datang dengan naik angkutan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN MONEY TALKS 2
Teen FictionApa kamu pikir, dengan uang kamu bisa berbuat sesuka hatimu..?! Apa kamu pikir, dengan uang kamu merasa bisa menjadi Tuhan...?! Kita akan lihat, sejauh mana kamu bisa bertahan dengan segala harta yang kamu miliki itu...!